Magelang, 03 September 2025 – Fenomena keluar-masuk karyawan yang cukup tinggi di sebuah perusahaan pengolahan kayu lapis, UD Perkasa Raya Temanggung, mendorong Kurnia Primaturi, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Magelang, melakukan penelitian mendalam. Melalui skripsinya berjudul “Pengaruh Overtime dan Workload terhadap Turnover Intention dengan Job Stress sebagai Variabel Mediasi”, ia menyingkap hubungan erat antara jam lembur, beban kerja, dan stres karyawan terhadap niat untuk meninggalkan perusahaan.
UD Perkasa Raya sendiri berdiri pada tahun 2021 dengan visi memberdayakan masyarakat sekitar, terutama lulusan muda, agar dapat terserap di dunia kerja. Namun, meski mampu merekrut lebih dari seratus tenaga kerja, sebagian besar justru memilih mengundurkan diri sebelum masa kontrak berakhir. Fenomena inilah yang menjadi latar belakang penelitian Kurnia.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana lembur (overtime) dan beban kerja (workload) memengaruhi keinginan karyawan untuk resign (turnover intention), dengan menjadikan stres kerja (job stress) sebagai variabel perantara. Kurnia ingin menguji apakah stres menjadi penghubung penting yang memperkuat atau bahkan meniadakan pengaruh dua faktor tersebut.
Rumusan masalah yang ia ajukan meliputi tujuh poin, antara lain: apakah lembur dan beban kerja berdampak pada niat keluar, apakah keduanya memicu stres, serta apakah stres mampu memperantarai hubungan tersebut.
Metode Penelitian
Sebanyak 100 karyawan bagian produksi diambil sebagai sampel dengan metode sampel jenuh, artinya seluruh populasi pekerja produksi dijadikan responden. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang mengukur intensitas lembur, persepsi beban kerja, tingkat stres, serta kecenderungan ingin berhenti kerja. Data kemudian dianalisis dengan regresi linier berganda menggunakan perangkat SPSS 25.
Hasil Utama Penelitian
Hasil pengujian menunjukkan bahwa baik lembur maupun beban kerja memiliki pengaruh positif terhadap keinginan karyawan untuk keluar. Artinya, semakin sering karyawan lembur dan semakin berat beban kerja, semakin tinggi pula niat mereka untuk mencari pekerjaan lain.
Selain itu, dua faktor tersebut juga terbukti memicu stres kerja. Karyawan yang kerap lembur merasa kelelahan, sementara mereka yang mendapat beban kerja berlebih sering menghadapi tekanan waktu dan target. Akibatnya, kondisi psikologis mereka terganggu.
Yang menarik, penelitian ini menemukan bahwa stres kerja secara signifikan meningkatkan turnover intention. Dengan kata lain, stres adalah pemicu kuat yang mendorong karyawan untuk hengkang.
Namun ada temuan berbeda dari hipotesis awal: stres tidak terbukti memediasi hubungan antara lembur dengan niat keluar. Artinya, meski lembur memengaruhi turnover intention, pengaruh itu tidak melalui jalur stres kerja. Sebaliknya, pada beban kerja, stres terbukti menjadi penghubung. Beban kerja yang berlebihan memicu stres, dan stres inilah yang akhirnya membuat karyawan ingin mengundurkan diri.
Kesimpulan dan Implikasi
Secara ringkas, penelitian Kurnia Primaturi menghasilkan tujuh kesimpulan penting:
- Lembur berpengaruh positif terhadap turnover intention.
- Beban kerja berpengaruh positif terhadap turnover intention.
- Lembur berpengaruh positif terhadap stres kerja.
- Beban kerja berpengaruh positif terhadap stres kerja.
- Stres kerja berpengaruh positif terhadap turnover intention.
- Stres kerja tidak mampu memediasi pengaruh lembur terhadap turnover intention.
- Stres kerja mampu memediasi pengaruh beban kerja terhadap turnover intention.
Penelitian ini memberi pesan kuat bagi manajemen perusahaan. Untuk menekan angka keluar-masuk karyawan, perusahaan harus memperhatikan dua hal krusial: porsi lembur dan beban kerja. Lembur yang terlalu sering memang langsung membuat karyawan berpikir untuk resign, sementara beban kerja berlebih menciptakan stres yang pada akhirnya mendorong mereka pergi.
Keterbatasan dan Saran
Kurnia mengakui penelitiannya terbatas pada tiga variabel saja, padahal banyak faktor lain yang bisa memengaruhi turnover, seperti kompensasi, lingkungan kerja, maupun kepuasan kerja. Ia berharap penelitian lanjutan dapat menambahkan variabel-variabel tersebut serta menggunakan objek perusahaan yang berbeda agar hasilnya lebih beragam.
Meski begitu, karya ini sudah memberikan gambaran nyata tentang problem manajemen tenaga kerja di perusahaan yang masih muda. UD Perkasa Raya, seperti banyak perusahaan lain di sektor industri, harus menimbang ulang kebijakan lembur dan distribusi beban kerja. Tanpa itu, stabilitas tenaga kerja akan terus goyah.
Penutup
Melalui penelitian ini, Kurnia Primaturi bukan hanya menunaikan tugas akademiknya, tetapi juga menyumbangkan pandangan penting bagi dunia kerja. Ia berhasil menyoroti bahwa di balik angka-angka keluar-masuk karyawan, ada kisah nyata tentang stres, lembur, dan beban kerja yang perlu segera ditangani oleh manajemen.(ed : fatikakh)
Sumber : repositori UNIMMA