Magelang, 16 September 2025 – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Sektor ini terbukti mampu menyerap tenaga kerja, mengurangi pengangguran, dan memberi kontribusi signifikan pada Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, di balik peran penting tersebut, banyak UMKM masih menghadapi kendala dalam mengelola keuangannya.
Fenomena ini yang kemudian menggerakkan Tri Wahyu Handayani, mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Magelang, untuk melakukan penelitian bertajuk “Analisis Pengaruh Literasi Keuangan dan Perilaku Pengelolaan Keuangan terhadap Kinerja UMKM di Kota Magelang.”
Latar Belakang: Tantangan di Masa Pandemi
Tri Wahyu menyoroti kondisi UMKM Kota Magelang pada periode 2018–2020. Data menunjukkan jumlah UMKM sempat menurun pada 2019 akibat berbagai faktor, termasuk pandemi Covid-19, berkurangnya daya beli masyarakat, hingga meningkatnya biaya produksi. Banyak pelaku usaha terpaksa menutup usahanya, mengakibatkan penyerapan tenaga kerja juga menurun.
Namun, pada 2020 jumlah UMKM kembali meningkat, meski omzet belum pulih sepenuhnya. Hal ini memperlihatkan semangat pelaku usaha untuk bangkit, meski keterampilan pengelolaan keuangan masih menjadi persoalan besar.
Tujuan: Menguji Literasi dan Perilaku Keuangan
Penelitian Tri Wahyu memiliki dua tujuan utama:
- Menguji pengaruh literasi keuangan terhadap kinerja UMKM di Kota Magelang.
- Menguji pengaruh perilaku pengelolaan keuangan terhadap kinerja UMKM di Kota Magelang.
Ia berharap hasil penelitiannya bisa memberi kontribusi praktis bagi pelaku UMKM, agar mampu mengelola keuangan secara lebih bertanggung jawab, sekaligus memberi masukan kepada pemerintah dalam merumuskan kebijakan ekonomi daerah.
Metode: Survei 111 Responden
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Sampel terdiri dari 111 pelaku UMKM di Kota Magelang, yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling, yaitu responden dengan usaha minimal berdiri dua tahun dan berada dalam rentang usia 26–60 tahun.
Instrumen penelitian berupa kuesioner dengan skala Likert, mencakup variabel literasi keuangan, perilaku pengelolaan keuangan, dan kinerja UMKM. Data dianalisis menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS versi 20.
Hasil Penelitian: Berpengaruh Positif dan Signifikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi keuangan dan perilaku pengelolaan keuangan berpengaruh positif serta signifikan terhadap kinerja UMKM di Kota Magelang.
-
Literasi keuangan membantu pelaku usaha memahami pencatatan keuangan, perencanaan, tabungan, hingga investasi. UMKM dengan tingkat literasi yang baik mampu mengambil keputusan keuangan lebih tepat, sehingga mendukung keberlanjutan usaha.
-
Perilaku pengelolaan keuangan yang baik, seperti disiplin mencatat arus kas, membayar tagihan tepat waktu, menabung, berinvestasi, serta mengelola kredit secara bijak, terbukti meningkatkan kinerja usaha.
Implikasi: Pentingnya Edukasi Finansial
Tri Wahyu menekankan bahwa peningkatan literasi dan perilaku keuangan bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga perlu dukungan pemerintah serta lembaga terkait. Edukasi finansial melalui pelatihan, pendampingan, dan akses informasi keuangan harus diperluas agar UMKM lebih siap menghadapi tantangan bisnis.
“Dengan literasi keuangan yang baik, pelaku UMKM akan mampu membuat keputusan yang lebih efektif dan mengurangi risiko kebangkrutan,” tulisnya dalam kesimpulan penelitian.
Penutup
Penelitian Tri Wahyu Handayani menegaskan peran krusial literasi keuangan dan perilaku pengelolaan keuangan dalam mendukung kinerja UMKM. Kedua faktor ini terbukti saling melengkapi dan memberikan dampak nyata terhadap keberhasilan usaha.
Bagi UMKM Kota Magelang, penelitian ini menjadi cermin penting: kunci untuk bertahan bukan hanya pada semangat berusaha, tetapi juga pada kemampuan mengelola keuangan secara cerdas. (ed: Adella)
sumber: repository UNIMMA
