Magelang, 3 September 2025 — Dunia usaha kecil dan menengah (UMKM) kuliner di Kota Magelang kembali mendapat sorotan akademis. Penelitian yang dilakukan Farah Kurniawati, dengan bimbingan Dra. Marlina Kurnia, M.M. dan Friztina Anisa, SE., MBA., mengungkapkan faktor-faktor penting yang menentukan panjang umur dan daya tahan UMKM kuliner di tengah ketatnya persaingan.
Dalam riset bertajuk “Pengaruh Literasi Keuangan, Literasi Teknologi, dan Inovasi terhadap Keberlangsungan Usaha Kuliner”, Farah menekankan bahwa sektor kuliner, yang selama ini menjadi motor penggerak ekonomi daerah, kerap menghadapi tantangan serius. Banyak pelaku usaha yang tumbang di usia muda lantaran minim pemahaman manajemen, kurang beradaptasi dengan teknologi, serta stagnasi dalam berinovasi.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan menganalisis secara empiris bagaimana literasi keuangan, literasi teknologi, dan inovasi memengaruhi keberlangsungan UMKM kuliner di Magelang. Ketiga variabel tersebut dipilih karena diyakini sebagai penentu utama daya tahan usaha, sekaligus merespons fenomena “gap riset” dari penelitian sebelumnya yang menunjukkan hasil beragam mengenai faktor-faktor keberlangsungan usaha.
Metode Penelitian
Farah melibatkan 86 responden pelaku UMKM kuliner yang telah menjalankan usahanya minimal satu tahun. Metode kuantitatif dengan instrumen kuesioner digunakan, lalu data dianalisis menggunakan regresi linier berganda. Dari pendekatan ini, diperoleh gambaran yang jelas mengenai hubungan antara kemampuan pelaku usaha dalam mengelola keuangan, memanfaatkan teknologi, serta melahirkan inovasi terhadap umur panjang bisnis mereka.
Hasil Penelitian
Hasil riset ini cukup tegas: ketiga variabel yang diuji, baik literasi keuangan, literasi teknologi, maupun inovasi, terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap keberlangsungan usaha kuliner di Magelang.
- Literasi Keuangan
Kemampuan pelaku usaha dalam mengatur laporan keuangan, memahami perbedaan antara modal kerja dan keuntungan, hingga mengelola pinjaman usaha, terbukti sangat penting. Analisis statistik menunjukkan literasi keuangan memiliki nilai t hitung 7,070 dengan tingkat signifikansi 0,000, artinya semakin baik pemahaman keuangan, semakin besar peluang usaha bertahan. - Literasi Teknologi
Pemanfaatan teknologi, khususnya digital, juga berperan vital. Mulai dari penggunaan aplikasi pencatatan keuangan, pemasaran online, hingga transaksi digital, semuanya membantu efisiensi usaha. Variabel ini tercatat memiliki t hitung 3,625 dengan signifikansi 0,001, menunjukkan kontribusi positif signifikan. - Inovasi
Inovasi menjadi senjata pamungkas untuk bertahan dalam persaingan. Baik berupa pembaruan menu, metode pelayanan, maupun efisiensi proses produksi, inovasi terbukti membuat usaha lebih adaptif. Nilai uji statistiknya mencatat t hitung 3,208 dengan signifikansi 0,002. Hal ini memperlihatkan bahwa tanpa inovasi, UMKM kuliner akan mudah tersisih oleh pesaing.
Secara keseluruhan, kombinasi ketiga faktor tersebut memberikan kontribusi sebesar 85,5% terhadap keberlangsungan usaha, sisanya dipengaruhi faktor lain di luar penelitian, seperti modal, motivasi, dan kondisi pasar.
Relevansi Teori
Temuan ini sejalan dengan Resource-Based View Theory, yang menyebutkan bahwa keunggulan bersaing suatu usaha terletak pada kemampuan mengelola sumber daya internal. Literasi keuangan dan teknologi menjadi pondasi manajerial, sementara inovasi menjadi pemicu keberlanjutan.
Implikasi dan Saran
Penelitian ini memberikan pesan penting bagi para pelaku UMKM kuliner. Mereka dituntut tidak hanya piawai mengolah rasa, tetapi juga cerdas mengelola keuangan, sigap memanfaatkan teknologi, serta konsisten berinovasi. Pemerintah daerah maupun lembaga terkait diharapkan turut berperan dengan memberikan pelatihan literasi keuangan, teknologi digital, dan dukungan inovasi.
Penutup
Lewat penelitian ini, Farah Kurniawati berhasil menegaskan bahwa kunci keberlangsungan UMKM kuliner di Magelang bukan hanya pada kemampuan bertahan, melainkan pada kecerdasan beradaptasi. Dengan keuangan yang tertata, teknologi yang dimanfaatkan, serta inovasi yang berkelanjutan, pelaku usaha dapat memastikan langkah mereka lebih kokoh menghadapi tantangan zaman. (ed: noviyanti)
sumber: repository UNIMMA