Magelang, 3 September 2025 – Gastritis atau peradangan pada mukosa lambung menjadi salah satu masalah kesehatan yang banyak dijumpai di masyarakat Indonesia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, prevalensi gastritis di Indonesia mencapai 40,8 persen, angka yang cukup tinggi dan berpotensi menimbulkan komplikasi serius bila tidak ditangani dengan tepat.
Fenomena ini menginspirasi Widya Okta Kusumaningrum, mahasiswa Program Studi DIII Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Magelang, untuk melakukan penelitian tentang perilaku swamedikasi atau pengobatan mandiri terhadap gastritis di kalangan mahasiswa farmasi.
Melalui karya tulis ilmiahnya berjudul “Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mahasiswa Farmasi terhadap Swamedikasi Penyakit Gastritis di Universitas Muhammadiyah Magelang”, Widya berupaya menelusuri sejauh mana calon tenaga kesehatan memahami dan menerapkan praktik swamedikasi yang aman.
Tujuan Penelitian
Widya menjelaskan, penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan mahasiswa farmasi dalam melakukan swamedikasi untuk penyakit gastritis. Tiga aspek ini dianggap penting karena mahasiswa farmasi merupakan calon tenaga kesehatan yang kelak akan berhadapan langsung dengan masyarakat dalam memberikan edukasi terkait penggunaan obat.
Menurutnya, pengetahuan yang baik akan berpengaruh pada sikap, dan pada akhirnya tercermin dalam tindakan yang benar ketika seseorang memilih dan menggunakan obat tanpa resep dokter.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan probability sampling. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara total sampling, mencakup seluruh mahasiswa aktif farmasi baik di tingkat D3 maupun S1 Universitas Muhammadiyah Magelang.
Instrumen utama berupa kuesioner yang disebarkan kepada responden. Kuesioner tersebut mengukur tiga variabel: pengetahuan, sikap, dan tindakan. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel untuk mendapatkan gambaran umum perilaku swamedikasi mahasiswa.
Hasil Penelitian
Dari ratusan responden yang mayoritas perempuan (84 persen) dan berusia 17–20 tahun (56 persen), hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan mahasiswa terhadap swamedikasi gastritis berada pada kategori baik.
Sebanyak 83 persen mahasiswa mengetahui definisi swamedikasi gastritis dengan benar. Pengetahuan mengenai kegunaan swamedikasi juga berada pada angka yang sama, yakni 83 persen. Kesadaran mahasiswa akan gejala gastritis, penyebab, hingga pemilihan obat yang tepat dinilai cukup tinggi.
Pada aspek sikap, sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa swamedikasi bisa membantu meredakan keluhan gastritis asalkan dilakukan dengan benar. Mereka juga menilai penting membaca aturan pakai sebelum mengonsumsi obat.
Adapun pada aspek tindakan, sebagian besar mahasiswa mengaku telah menerapkan perilaku mendukung kesehatan lambung, misalnya dengan menghindari makanan pedas (84 persen), menjauhi makanan yang menghasilkan gas (87 persen), serta memilih obat antasida atau sejenisnya ketika gejala muncul. Menariknya, 71 persen responden menyatakan akan segera ke dokter bila gastritis tidak kunjung membaik, sebuah sikap yang menunjukkan kesadaran untuk tidak bergantung sepenuhnya pada swamedikasi.
Meski begitu, masih ada beberapa catatan. Sebanyak 50 persen responden mengaku tidak makan teratur setiap hari, padahal pola makan adalah faktor kunci dalam mencegah kekambuhan gastritis. Selain itu, hanya 53 persen mahasiswa yang selalu menyimpan persediaan obat gastritis di rumah, angka yang tergolong kurang.
Manfaat Penelitian
Widya berharap hasil penelitiannya bisa menjadi bahan evaluasi dan edukasi, baik bagi mahasiswa farmasi maupun masyarakat umum. Pengetahuan tentang swamedikasi, khususnya untuk penyakit gastritis, tidak hanya penting bagi individu yang mengalami keluhan, tetapi juga bagi calon tenaga kesehatan yang kelak akan menjadi sumber informasi terpercaya di masyarakat.
Secara praktis, penelitian ini juga menjadi rujukan bagi responden agar lebih sadar akan pentingnya pola makan teratur serta pemilihan obat yang tepat. Sementara secara teoritis, hasilnya bisa digunakan sebagai dasar kajian lebih lanjut mengenai praktik swamedikasi di kalangan generasi muda.
Kesimpulan
Penelitian Widya Okta Kusumaningrum menegaskan bahwa mahasiswa farmasi Universitas Muhammadiyah Magelang memiliki pengetahuan, sikap, dan tindakan yang baik terhadap swamedikasi gastritis. Namun, aspek kedisiplinan pola makan dan ketersediaan obat di rumah masih perlu mendapat perhatian.
Dengan bekal pemahaman yang dimiliki, mahasiswa farmasi diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang dapat menyebarkan informasi mengenai penggunaan obat yang tepat, aman, dan rasional.
Penelitian ini tidak hanya menyoroti fenomena kesehatan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, tetapi juga membuka ruang diskusi tentang bagaimana swamedikasi sebaiknya dilakukan: sebagai langkah awal pertolongan, bukan sebagai pengganti konsultasi medis. (ed : noviyanti)
sumber : repository UNIMMA