Magelang, 11 September 2025 – Pendidikan karakter kembali menjadi sorotan di tengah berbagai problematika pendidikan dasar. Salah satu isu yang menonjol adalah bagaimana menanamkan akhlak mulia pada siswa di sekolah, terutama di daerah yang masih menghadapi keterbatasan sarana dan prasarana. Berangkat dari kegelisahan itu, Firman, mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Magelang, menulis skripsi berjudul “Peran Mahasiswa Kampus Mengajar II dalam Pembinaan Akhlak di Sekolah Dasar Negeri Sidosari Kabupaten Magelang”.
Latar Belakang
Program Kampus Mengajar II merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar–Kampus Merdeka yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Tujuannya memberi kesempatan mahasiswa belajar dan mengabdi di sekolah dasar atau menengah, khususnya di daerah 3T (terdepan, tertinggal, terluar). Tahun 2021, SD Negeri Sidosari di Kabupaten Magelang menjadi salah satu sekolah sasaran.
Firman menyoroti bahwa selain menjalankan tugas utama berupa peningkatan literasi, numerasi, adaptasi teknologi, dan administrasi, mahasiswa yang diterjunkan juga berhadapan langsung dengan siswa. Interaksi ini menuntut peran lebih jauh: membina akhlak anak-anak. Pasalnya, masih ditemukan perilaku menyimpang di SD tersebut, mulai dari bullying, berbicara kasar, hingga kurangnya disiplin di kelas.
Tujuan Penelitian
Penelitian Firman diarahkan untuk menjawab dua pertanyaan utama:
- Apa saja program mahasiswa Kampus Mengajar II di SD Negeri Sidosari?
- Bagaimana peran mahasiswa Kampus Mengajar II dalam membina akhlak siswa di sekolah tersebut?
Metodologi
Jenis penelitian yang digunakan adalah field research dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian adalah mahasiswa peserta Kampus Mengajar II serta siswa SD Negeri Sidosari. Untuk menjaga validitas data, Firman menggunakan teknik triangulasi, baik dari segi sumber, teknik, maupun waktu.
Hasil Penelitian
Temuan penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa Kampus Mengajar II di SD Negeri Sidosari melaksanakan dua jenis program:
- Program utama, meliputi:
- Pembelajaran literasi dan numerasi.
- Adaptasi teknologi, seperti penggunaan tablet dan aplikasi pembelajaran.
- Administrasi sekolah, termasuk pengelolaan perpustakaan serta koreksi ujian.
2. Program penunjang, di antaranya:
-
-
Pembenahan mading sekolah.
-
Pengadaan tempat sampah organik dan anorganik.
-
Perawatan taman sekolah.
-
Pembuatan pojok baca di kelas.
-
Selain itu, mahasiswa juga menjalankan peran khusus dalam pembinaan akhlak siswa. Firman merumuskan tiga peran utama:
-
Sebagai pengasuh: mahasiswa memberikan perhatian, kasih sayang, serta penghormatan kepada siswa, menciptakan iklim sekolah yang hangat dan ramah.
-
Sebagai teladan: mahasiswa menunjukkan sikap disiplin, sopan santun, dan tanggung jawab, sehingga menjadi contoh yang bisa ditiru siswa.
-
Sebagai pembimbing: mahasiswa aktif mengarahkan siswa melalui diskusi, cerita, maupun koreksi perilaku saat ditemukan tindakan yang menyimpang.
Kesimpulan dan Implikasi
Penelitian Firman menyimpulkan bahwa keberadaan mahasiswa Kampus Mengajar II di SD Negeri Sidosari tidak hanya berdampak pada aspek akademik, tetapi juga berkontribusi signifikan dalam pembinaan akhlak siswa. Melalui peran sebagai pengasuh, teladan, dan pembimbing, mahasiswa membantu membentuk karakter anak-anak menjadi lebih baik.
Implikasi penelitian ini luas:
-
Bagi sekolah, hasil penelitian menunjukkan pentingnya kolaborasi antara guru, mahasiswa, dan orang tua dalam membangun pendidikan karakter.
-
Bagi mahasiswa, pengalaman di lapangan memberi pelajaran berharga tentang bagaimana teori pendidikan bisa diimplementasikan langsung dalam realitas sosial.
-
Bagi pembuat kebijakan, penelitian ini menegaskan bahwa program Kampus Mengajar tidak hanya meningkatkan mutu akademik, tetapi juga berpotensi besar dalam memperkuat pendidikan akhlak di sekolah dasar.
Penutup
Dengan penelitian ini, Firman berhasil menghadirkan gambaran nyata bahwa pendidikan akhlak di sekolah dasar membutuhkan sentuhan langsung, keteladanan, dan pendampingan intensif. Peran mahasiswa Kampus Mengajar II di SD Negeri Sidosari menjadi bukti bahwa generasi muda tidak hanya bisa belajar, tetapi juga memberi kontribusi berarti bagi pembentukan akhlak generasi berikutnya. (ed: Adella)
sumber: repository UNIMMA