Magelang, 28 Agustus 2025 – Dalam tradisi Idul Adha, pemilihan hewan qurban bukan hanya soal harga, tetapi juga tentang kelayakan sesuai syariat dan kesehatan hewan. Berangkat dari persoalan inilah, Gandhi Dwi Prabowo dan tim peneliti menghadirkan kajian menarik berjudul “Penerapan Metode Multifactor Evaluation Process (MFEP) sebagai Penilaian Kelayakan Domba Qurban”. Penelitian ini dilakukan dengan latar belakang kebutuhan masyarakat muslim, khususnya di Kabupaten Temanggung, untuk mendapatkan panduan objektif dalam memilih hewan qurban.
Tema besar penelitian ini bertumpu pada pemanfaatan teknologi dan metode ilmiah untuk membantu proses pengambilan keputusan, terutama dalam bidang peternakan. MFEP, atau Multifactor Evaluation Process, dipilih sebagai pendekatan utama karena mampu mengolah berbagai kriteria secara sistematis untuk memberikan penilaian yang lebih akurat. Hal ini berbeda dengan praktik tradisional masyarakat yang biasanya hanya mengandalkan pengamatan kasat mata dan pengalaman pribadi.
Tujuan penelitian ini cukup jelas: memberikan sistem penilaian yang terukur dan terstandar dalam menilai kelayakan domba qurban. Dengan demikian, masyarakat tidak lagi hanya mengandalkan intuisi, melainkan dapat mengacu pada metode analitis yang mempertimbangkan banyak faktor sekaligus. Peneliti menekankan pentingnya metode ini untuk meminimalisasi risiko kesalahan dalam pemilihan hewan, yang berakibat pada sah atau tidaknya ibadah qurban itu sendiri.
Dalam penelitian ini, Gandhi dan tim menetapkan sejumlah kriteria yang relevan. Beberapa faktor yang menjadi perhatian utama adalah usia domba, kondisi fisik, bobot tubuh, kesehatan umum, serta kesesuaian dengan syariat Islam. Setiap faktor kemudian diberi bobot sesuai tingkat kepentingannya. MFEP bekerja dengan cara mengalikan nilai bobot dengan nilai evaluasi pada setiap faktor, lalu menjumlahkannya untuk mendapatkan skor akhir. Dengan cara ini, pemilihan domba qurban menjadi lebih terarah dan berdasarkan data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode MFEP mampu memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai kelayakan domba qurban. Dari beberapa sampel domba yang diuji, terlihat perbedaan mencolok antara hasil penilaian tradisional dan hasil perhitungan menggunakan MFEP. Misalnya, ada domba yang secara kasat mata dianggap cukup layak, namun ternyata setelah dihitung dengan metode MFEP nilainya rendah karena tidak memenuhi kriteria usia minimal. Sebaliknya, beberapa domba yang dianggap biasa saja justru memenuhi banyak kriteria penting dan memperoleh nilai tinggi.
Selain meningkatkan ketepatan, penelitian ini juga menegaskan manfaat praktis MFEP bagi para peternak, pembeli, maupun panitia qurban di lapangan. Dengan adanya sistem penilaian berbasis MFEP, proses seleksi domba bisa dilakukan lebih cepat, objektif, dan dapat dipertanggungjawabkan. Tidak hanya itu, metode ini berpotensi dikembangkan lebih luas, misalnya dengan integrasi aplikasi berbasis komputer atau sistem informasi manajemen peternakan. Peneliti berharap, dengan inovasi ini, masyarakat semakin mudah dalam memastikan kualitas hewan qurban tanpa harus menguasai pengetahuan peternakan secara mendalam.
Penelitian ini juga memberikan kontribusi akademis dengan membuka peluang riset lanjutan di bidang decision support system (DSS) dalam peternakan. MFEP dapat menjadi acuan untuk menilai berbagai jenis hewan ternak, bukan hanya domba qurban. Bahkan, metode ini juga berpotensi diterapkan dalam konteks pertanian, perikanan, hingga sektor industri lain yang membutuhkan sistem pengambilan keputusan berbasis banyak kriteria.
Kesimpulannya, penelitian Gandhi Dwi Prabowo dan tim menegaskan bahwa teknologi dapat berjalan seiring dengan tradisi dan agama. Dengan penerapan metode MFEP, umat muslim, khususnya di Temanggung, mendapatkan solusi praktis untuk memilih hewan qurban yang sesuai syariat, sehat, dan berkualitas. Penelitian ini bukan hanya memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas.
Inovasi kecil ini seolah menjadi jembatan antara kearifan lokal dan kecanggihan metode ilmiah modern, yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan kualitas ibadah qurban.(ed : fatikakh)
Sumber : repositori UNIMMA