Magelang, 03 September 2025 – Di tengah arus globalisasi yang kian deras, investasi menjadi salah satu cara penting untuk menjaga kestabilan ekonomi rumah tangga maupun pribadi. Namun, bagaimana sebenarnya perempuan mengambil keputusan dalam berinvestasi? Pertanyaan inilah yang mendorong Aninda Putri Pratiwi melakukan penelitian bertajuk “Pengaruh Literasi Keuangan, Perilaku Keuangan dan Cognitive Dissonance Bias terhadap Pengambilan Keputusan Investasi pada Perempuan”.
Penelitian yang disusun sebagai syarat meraih gelar Sarjana Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Magelang ini berangkat dari fenomena bahwa minat investasi di kalangan perempuan masih tergolong rendah. Data BPS Kabupaten Temanggung tahun 2021 mencatat ada lebih dari 395 ribu perempuan, namun hanya sebagian kecil yang aktif berinvestasi. Kondisi ini melahirkan rasa ingin tahu: apakah literasi keuangan, perilaku keuangan, dan faktor psikologis seperti cognitive dissonance bias memengaruhi keputusan mereka dalam berinvestasi.
Tujuan dan Metodologi
Tujuan utama penelitian ini adalah menguji sejauh mana pengetahuan keuangan, perilaku finansial, dan bias psikologis memengaruhi keputusan investasi perempuan. Dari rumusan masalah, Aninda merumuskan tiga hal pokok: apakah literasi keuangan berpengaruh terhadap keputusan investasi; apakah perilaku keuangan punya peran signifikan; dan apakah cognitive dissonance bias ikut menentukan langkah investasi.
Dengan pendekatan kuantitatif berbasis teori behavioral finance, penelitian ini melibatkan 267 responden perempuan di Kabupaten Temanggung yang berusia minimal 18 tahun dan sudah pernah melakukan investasi, baik dalam bentuk reksa dana, emas, saham, obligasi, maupun aset kripto. Teknik pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner daring melalui Google Form, sementara analisis statistik dikerjakan dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 24.
Temuan Utama
Hasil penelitian membawa kejutan tersendiri. Literasi keuangan ternyata tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi perempuan. Dengan kata lain, pengetahuan tentang produk keuangan maupun cara mengelola uang belum tentu membuat seseorang lebih mantap dalam mengambil keputusan berinvestasi.
Berbeda dengan literasi, perilaku keuangan justru berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi. Artinya, semakin konsumtif atau semakin buruk pola pengelolaan keuangan sehari-hari, semakin rendah pula kualitas keputusan investasi yang diambil. Temuan ini sejalan dengan kondisi di lapangan, di mana sebagian masyarakat masih kerap mengabaikan dana darurat atau lebih mementingkan belanja konsumtif ketimbang menanamkan modal.
Sementara itu, cognitive dissonance bias—yakni ketidaknyamanan psikologis ketika seseorang dihadapkan pada informasi baru yang bertentangan dengan keyakinan lama—tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi. Responden dalam penelitian ini cenderung mampu menyeimbangkan konflik mental yang muncul, misalnya ketika informasi pasar berbeda dengan asumsi pribadi. Hal ini menunjukkan adanya kemampuan adaptasi perempuan Temanggung dalam menyaring informasi investasi.
Kontribusi Penelitian
Penelitian Aninda memberi beberapa kontribusi penting. Dari sisi teoritis, riset ini memperkaya kajian di bidang manajemen keuangan, khususnya pada cabang personal finance dan behavioral finance. Ia menunjukkan bahwa faktor rasional seperti literasi belum tentu dominan; justru aspek perilaku keseharian bisa menjadi penentu.
Dari sisi praktis, penelitian ini memberi pesan kuat bagi masyarakat, khususnya perempuan, untuk lebih disiplin dalam mengatur keuangan sebelum berbicara soal investasi. Pengetahuan tanpa tindakan nyata dalam mengelola pendapatan dan pengeluaran tidak cukup menjamin keputusan investasi yang baik.
Selain itu, bagi otoritas keuangan dan lembaga terkait, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi dalam merancang program literasi keuangan. Edukasi bukan hanya tentang memberikan pengetahuan, tetapi juga harus menyentuh perubahan perilaku keuangan sehari-hari.
Keterbatasan dan Rekomendasi
Aninda juga mencatat sejumlah keterbatasan dalam penelitiannya. Salah satunya adalah metode pengumpulan data melalui kuesioner daring yang mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan kondisi nyata responden. Karena itu, ia menyarankan penelitian berikutnya memperluas wilayah kajian, menggunakan metode wawancara langsung, serta menambahkan variabel lain seperti herding bias atau overconfidence bias untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif.
Penutup
Pada akhirnya, penelitian ini menggarisbawahi satu hal penting: investasi bukan hanya soal pengetahuan, melainkan juga kebiasaan dan perilaku dalam mengelola keuangan. Perempuan, dengan perannya yang semakin besar dalam perekonomian keluarga maupun masyarakat, perlu memperkuat bukan hanya literasi, tetapi juga kedisiplinan finansial.
Karya ilmiah Aninda Putri Pratiwi ini bukan sekadar pemenuhan syarat akademik, tetapi juga sebuah cermin refleksi bagi kita semua—bahwa keputusan investasi terbaik lahir dari keseimbangan antara pengetahuan, perilaku, dan kemampuan mengelola bias dalam diri.(ed : fatikakh)
Sumber : repositori UNIMMA