Magelang, 3 September 2025 – Di tengah derasnya arus globalisasi dan derasnya arus informasi digital, krisis moral pada generasi muda kian terasa. Berbagai kasus kenakalan remaja hingga tindak kriminal yang melibatkan anak sekolah menjadi bukti nyata bahwa pendidikan karakter tak bisa dipandang sebelah mata. Fenomena inilah yang mendorong Lailatul Mufida, peneliti dari Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Magelang, melakukan kajian mendalam tentang bagaimana sekolah Islam, khususnya Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah se-Kecamatan Kalikajar, Wonosobo, mengelola dan memperkuat pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Qur’ani.
Fokus dan Tujuan Penelitian
Penelitian ini berangkat dari keprihatinan akan lemahnya moral generasi muda. Lailatul Mufida menegaskan, keluarga dan sekolah adalah dua pilar utama dalam menanamkan karakter. Orang tua berperan memberi teladan di rumah, sementara guru membimbing di sekolah. Tesis ini bertujuan mendeskripsikan tiga hal penting:
- Nilai-nilai karakter yang ditanamkan di MI Muhammadiyah Kalikajar,
- Model manajemen penguatan pendidikan karakter berbasis nilai Qur’ani,
- Kendala serta solusi yang dihadapi sekolah dalam penerapannya.
Metode yang Digunakan
Dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini mengandalkan wawancara terbuka kepada kepala sekolah dan guru. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara komprehensif untuk menggambarkan bagaimana pendidikan karakter dijalankan sehari-hari di madrasah.
Temuan Utama: Pendidikan Karakter Sudah Berjalan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh MI Muhammadiyah di Kalikajar telah berupaya menerapkan pendidikan karakter berbasis nilai Qur’ani. Upaya ini dilakukan melalui tiga jalur utama:
- Integrasi dalam Pembelajaran
Nilai-nilai karakter tak hanya diajarkan secara teoritis, tetapi juga diintegrasikan dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Artinya, setiap mata pelajaran diselipkan pesan moral seperti kejujuran, disiplin, atau tanggung jawab. - Kegiatan Ekstrakurikuler
Madrasah menyiapkan beragam program di luar jam pelajaran. Dari kegiatan keagamaan, olahraga, hingga kegiatan sosial, semua diarahkan untuk membentuk siswa yang berakhlak karimah sekaligus aktif dan kreatif. - Pembiasaan Sehari-hari
Salah satu kekuatan MI Muhammadiyah adalah pembiasaan positif, seperti membiasakan salam, doa bersama, shalat berjamaah, serta menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Semua warga sekolah berperan aktif untuk saling mengingatkan, sehingga nilai Qur’ani benar-benar menjadi budaya.
Nilai-Nilai Karakter yang Ditekankan
Berdasarkan kajian terhadap kurikulum dan praktik lapangan, ada sejumlah nilai karakter yang menjadi perhatian utama. Antara lain religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, cinta tanah air, hingga peduli sosial. Nilai-nilai tersebut sejalan dengan 18 karakter bangsa yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, namun di MI Muhammadiyah Kalikajar, nilai tersebut diperkuat dengan landasan ayat-ayat Al-Qur’an.
Kendala dan Tantangan
Meski sudah berjalan cukup baik, penelitian ini juga menemukan sejumlah hambatan. Faktor penghambat datang dari berbagai sisi:
-
Siswa, yang masih mudah terpengaruh lingkungan luar,
-
Orang tua, sebagian kurang memberikan dukungan atau teladan di rumah,
-
Guru, yang kadang masih kesulitan mengintegrasikan nilai karakter ke semua mata pelajaran,
-
Lingkungan masyarakat, yang belum sepenuhnya kondusif mendukung pembentukan karakter.
Solusi yang Ditempuh
Untuk mengatasi hambatan tersebut, madrasah menerapkan strategi kolaboratif. Guru memperkuat komunikasi dengan orang tua melalui rapat rutin dan forum wali murid. Sekolah juga menggencarkan kegiatan ekstrakurikuler berbasis kearifan lokal agar siswa lebih terikat dengan lingkungannya. Selain itu, pendampingan intensif dilakukan agar guru semakin terampil mengintegrasikan nilai Qur’ani dalam pembelajaran.
Signifikansi Penelitian
Kajian Lailatul Mufida ini menegaskan bahwa pendidikan karakter berbasis Qur’ani bukan sekadar wacana, melainkan praktik nyata yang bisa membentuk generasi berakhlakul karimah. Lebih jauh, penelitian ini memberi sumbangan penting bagi pengembangan manajemen pendidikan Islam, terutama dalam membangun sistem yang efektif dan efisien untuk memperkuat karakter siswa.
Penutup
Pada akhirnya, pendidikan karakter berbasis nilai Qur’ani di MI Muhammadiyah Kalikajar membuktikan bahwa sekolah bisa menjadi benteng moral yang tangguh. Dengan manajemen yang baik, dukungan guru, orang tua, dan lingkungan, madrasah tidak hanya melahirkan siswa cerdas secara intelektual, tetapi juga berkarakter kuat. Seperti ditegaskan Lailatul Mufida, pendidikan sejati adalah pendidikan yang memanusiakan manusia, memadukan ilmu dengan iman, serta membekali generasi dengan akhlak mulia yang akan menjadi bekal mereka di dunia dan akhirat. (ed : noviyanti)
sumber : repositopry UNIMMA