Magelang, 03 September 2025 – Dunia bisnis modern menuntut perusahaan untuk tidak sekadar tumbuh, tetapi juga memiliki nilai yang kuat di mata investor. Nilai perusahaan sering kali dijadikan tolok ukur kesehatan finansial sekaligus daya tarik investasi. Pertanyaan mendasarnya: faktor apa saja yang mampu mendorong naik turunnya nilai perusahaan di pasar modal?
Inilah yang coba dijawab oleh Laras Widi Astuti, mahasiswi Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Magelang. Dalam penelitiannya berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Modal, Keputusan Investasi, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan” (studi empiris pada perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017–2021), Laras berupaya menguji secara empiris faktor-faktor yang dianggap berpengaruh pada nilai perusahaan.
Laras merumuskan empat tujuan utama penelitian. Pertama, menilai sejauh mana ukuran perusahaan—yang lazim diukur melalui total aset—dapat memengaruhi nilai di mata investor. Kedua, menganalisis struktur modal, yaitu keseimbangan antara modal sendiri dan utang, dalam hubungannya dengan nilai perusahaan. Ketiga, meneliti keputusan investasi yang diambil manajemen perusahaan dan dampaknya terhadap harga saham serta persepsi pasar. Keempat, menguji apakah kebijakan dividen, yakni pembagian laba kepada pemegang saham, benar-benar menjadi penentu nilai perusahaan.
Objek penelitian difokuskan pada perusahaan sektor properti dan real estate yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari 65 perusahaan yang memenuhi kriteria awal, hanya 41 perusahaan yang konsisten menerbitkan laporan keuangan dan membagikan dividen selama periode 2017–2021. Dengan masa pengamatan lima tahun, Laras mengolah total 205 data observasi.
Data yang digunakan berupa laporan keuangan yang tersedia di situs resmi BEI. Analisis dilakukan dengan pendekatan statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan regresi linier berganda untuk menguji pengaruh tiap variabel.
Dari rangkaian uji yang dilakukan, Laras menarik beberapa kesimpulan penting.
- Ukuran perusahaan terbukti berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Semakin besar aset yang dimiliki, semakin tinggi pula nilai yang diberikan pasar. Investor menilai perusahaan besar lebih stabil dan memiliki prospek jangka panjang yang lebih meyakinkan.
- Struktur modal juga berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Komposisi pendanaan yang seimbang antara utang dan modal sendiri mampu meningkatkan kepercayaan pasar, karena mencerminkan manajemen keuangan yang sehat.
- Keputusan investasi memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Perusahaan yang aktif melakukan investasi dinilai memiliki prospek pertumbuhan dan profitabilitas lebih baik, sehingga menarik minat investor dan mendongkrak harga saham.
- Kebijakan dividen tidak terbukti berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Menariknya, tinggi rendahnya dividen yang dibagikan tidak serta-merta membuat nilai perusahaan naik atau turun. Laras menemukan bahwa sebagian investor lebih tertarik mengejar capital gain—keuntungan dari selisih harga saham—daripada menunggu pendapatan dividen.
Hasil penelitian ini memberikan pijakan praktis bagi investor. Laras menekankan agar keputusan investasi sebaiknya lebih banyak didasarkan pada analisis ukuran perusahaan, struktur modal, dan strategi investasi yang dilakukan manajemen, bukan semata pada besaran dividen.
Meski demikian, ia mengakui adanya keterbatasan. Penelitian hanya dilakukan pada sektor properti dan real estate dalam rentang waktu 2017–2021, periode yang juga dipengaruhi gejolak pandemi Covid-19. Kondisi tersebut bisa saja memengaruhi hasil, sehingga penelitian lanjutan dengan cakupan sektor lebih luas dan periode lebih panjang sangat dianjurkan.
Secara teoritis, penelitian ini memperkaya literatur tentang manajemen keuangan, khususnya terkait faktor-faktor yang memengaruhi nilai perusahaan. Secara praktis, riset ini bermanfaat bagi manajer perusahaan maupun investor dalam mengambil keputusan strategis.
Dengan penuh dedikasi, Laras Widi Astuti berhasil menguraikan bukti empiris bahwa nilai perusahaan tidak hanya ditentukan oleh satu faktor, melainkan oleh kombinasi ukuran, struktur keuangan, serta keberanian dalam berinvestasi. Dividen, meski tetap penting, ternyata tidak selalu menjadi penentu utama di mata investor modern.
Penelitian ini menjadi gambaran nyata bagaimana mahasiswa dapat memberikan sumbangsih pemikiran untuk dunia bisnis dan investasi. Di tengah dinamika pasar modal yang kian fluktuatif, riset semacam ini menjadi bekal berharga, baik bagi akademisi, praktisi, maupun publik yang ingin memahami arah perkembangan perusahaan di Indonesia. (ed. Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA