Menelisik Upaya SMA Negeri 1 Mertoyudan Cegah dan Tangani Kasus Pelecehan Seksual
3 September 2025

novi

Magelang, 3 September 2025 – Kekerasan dan pelecehan seksual di lingkungan pendidikan masih menjadi ancaman serius. Tidak sedikit kasus mencuat ke permukaan, namun lebih banyak lagi yang tertutup rapat karena korban enggan melapor. Situasi ini mendorong Ruri Kurniawan, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Magelang, meneliti secara khusus langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan yang dilakukan oleh SMA Negeri 1 Mertoyudan.

Skripsi yang disusun dengan judul “Upaya SMA Negeri 1 Mertoyudan Dalam Mencegah dan Menanggulangi Pelecehan Seksual” ini berangkat dari kegelisahan atas maraknya kasus kekerasan seksual di sekolah menengah. Penelitian ini bertujuan mengungkap dua hal penting: bagaimana sekolah melakukan pencegahan sebelum kasus terjadi, serta bagaimana penanganan dilakukan bila insiden pelecehan benar-benar terjadi.

Latar Belakang dan Metode Penelitian

Ruri menjelaskan, SMA tidak steril dari ancaman kekerasan seksual, baik dalam bentuk fisik, verbal, maupun digital. Ia menyinggung bahwa pernah ada kasus di SMA Negeri 1 Mertoyudan, meski tidak sampai terekspos publik. Dari situ, muncul pertanyaan mendasar: apa langkah sekolah untuk melindungi siswa-siswinya?

Dengan pendekatan yuridis empiris, penelitian ini menggabungkan kajian hukum, wawancara, serta studi pustaka. Dasar hukum yang dipakai antara lain Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Pendidikan.

Tujuan Penelitian

Ruri membagi tujuan penelitiannya menjadi dua. Secara obyektif, ia ingin menganalisa upaya pencegahan pelecehan seksual di sekolah serta menilai langkah-langkah penanganan ketika kasus terjadi. Sementara secara subjektif, penelitian ini diharapkan memperkaya wawasan akademiknya, serta memberi kontribusi pemikiran bagi pengembangan hukum pidana dan perlindungan anak.

Temuan dan Hasil Penelitian

Dari hasil wawancara dengan guru, pengelola sekolah, serta telaah terhadap kebijakan yang ada, ditemukan bahwa SMA Negeri 1 Mertoyudan telah melakukan sejumlah strategi pencegahan.

Beberapa di antaranya ialah sosialisasi melalui pamflet dan stiker anti-kekerasan seksual, penyuluhan dengan menghadirkan narasumber dari bidang kesehatan dan psikologi, hingga penyediaan layanan bimbingan konseling. Sekolah juga mengadakan sidak ponsel secara insidental untuk mencegah penyebaran konten pornografi, serta kelas parenting bagi orang tua guna memperkuat pengawasan dari rumah.

Tak hanya itu, aspek keamanan fisik juga diperhatikan. Pemasangan CCTV, penambahan penerangan di sudut-sudut sekolah, serta peningkatan personel keamanan dianggap perlu untuk mengurangi ruang terjadinya pelecehan.

Di sisi lain, pendidikan agama dan moral juga ditekankan. Menurut pihak sekolah, penguatan nilai keagamaan bisa menjadi benteng psikologis siswa untuk lebih berhati-hati dalam berperilaku dan menolak tindakan menyimpang.

Namun demikian, Ruri juga mencatat adanya kendala. Jumlah guru Bimbingan Konseling (BK) yang terbatas membuat upaya pencegahan belum optimal. Selain itu, sebagian guru BK masih minim kemampuan dalam memantau jejak digital siswa, padahal konten media sosial sering menjadi pintu masuk kasus pelecehan.

Penanganan Kasus Jika Terjadi

Jika insiden pelecehan benar-benar terjadi, SMA Negeri 1 Mertoyudan memiliki prosedur khusus. Pihak kesiswaan bersama guru BK akan melakukan klarifikasi dengan memanggil korban, pelaku, maupun saksi. Investigasi dilakukan secara internal terlebih dahulu. Bila terbukti, pelaku siswa dapat dikenai sanksi berat, termasuk dikeluarkan dari sekolah.

Untuk kasus yang melibatkan guru atau karyawan, kepala sekolah memiliki kewenangan melakukan mutasi bahkan melaporkan langsung kepada pihak kepolisian. Ruri menilai langkah ini menunjukkan komitmen sekolah dalam memberikan efek jera dan memastikan rasa aman bagi siswa.

Kesimpulan

Penelitian Ruri Kurniawan menyimpulkan bahwa SMA Negeri 1 Mertoyudan telah berusaha membangun sistem pencegahan dan penanggulangan pelecehan seksual, meski masih terdapat sejumlah tantangan. Upaya sosialisasi, penyuluhan, pengawasan sarana prasarana, hingga sanksi tegas bagi pelaku menjadi bagian dari strategi menyeluruh.

Hasil kajian ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi sekolah yang diteliti, tetapi juga menjadi rujukan bagi institusi pendidikan lain dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan bebas dari kekerasan seksual. Sebab, pendidikan yang sehat tidak hanya soal prestasi akademik, melainkan juga jaminan perlindungan dan kenyamanan bagi setiap siswa. (ed: noviyanti)

sumber: repository UNIMMA

Bebas Pustaka

Persyaratan Unggah Mandiri dan Bebas Pustaka Wisuda periode 84 bisa di lihat pada link berikut

  • VIPBET88 menjadi situs judi bola online terpercaya yang menawarkan kenyamanan bermain via mobile serta layanan resmi untuk setiap member.
  • VIPBET88 menjadi pilihan tepat situs SBOBET88 online terpercaya dengan keamanan tinggi, layanan profesional, dan bonus eksklusif setiap hari.
  • VIPBET88 adalah link terbaru dari situs judi bola online resmi dari provider sbobet88 yang merupakan agen taruhan bola terbaik tahun 2025 memiliki ratusan pilihan game judi bola yang dapat dimainkan.
  • VIPBET88 merupakan pusat judi bola online resmi Sbobet88 dengan akses link terbaru, fitur modern, dan layanan profesional sepanjang waktu.