Menggali Pendidikan Islam Remaja Lewat Tafsir Al-Azhar: Kajian Alfiatul Mustofiah atas QS. Al-Kahfi 13–21
3 September 2025

novi

Magelang, 3 September 2025 – Problematika remaja dalam pergaulan modern kian hari kian kompleks. Dari persoalan identitas, gaya hidup hingga benturan nilai moral, generasi muda sering kali berhadapan dengan tantangan yang berpotensi menjauhkan mereka dari pondasi keimanan. Melihat kondisi ini, Alfiatul Mustofiah, mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Magelang, menuangkan perhatiannya dalam sebuah penelitian berjudul “Pendidikan Islam Remaja dalam Tafsir Al-Azhar QS. Al-Kahfi Ayat 13–21.”

Dalam kajiannya, Alfiatul berangkat dari keresahan terhadap meningkatnya problem sosial remaja dari tahun ke tahun. Ia menilai, pembentukan karakter remaja berbasis nilai-nilai Islam adalah kebutuhan mendesak agar lahir generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kokoh secara spiritual dan sosial. Fokus penelitiannya tertuju pada kisah Ashabul Kahfi yang termuat dalam Al-Qur’an Surat Al-Kahfi ayat 13–21, kemudian ditelaah melalui tafsir monumental karya Buya Hamka, Tafsir Al-Azhar.

Alfiatul menegaskan, penelitian ini bertujuan menggali tiga hal penting: pertama, memahami konsep pendidikan Islam bagi remaja; kedua, menelusuri bagaimana Buya Hamka menafsirkan ayat-ayat tersebut; dan ketiga, mengkontekstualisasikan nilai-nilai itu dalam kehidupan remaja masa kini.

Metode Kajian Tematik

Penelitian ini menggunakan metode maudu’i atau metode tematik, yakni mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an berdasarkan tema tertentu, lalu mengkajinya secara mendalam. Alfiatul menekankan bahwa pilihannya jatuh pada Tafsir Al-Azhar karena Buya Hamka tidak hanya dikenal sebagai ulama besar, tetapi juga seorang pendidik yang penafsirannya dekat dengan konteks masyarakat Indonesia.

Dengan pendekatan ini, penelitian yang bersifat kepustakaan (library research) dan deskriptif-analitis tersebut mampu menyajikan gambaran utuh tentang relevansi ajaran Islam bagi dunia remaja.

Konsep Pendidikan Islam Remaja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa QS. Al-Kahfi ayat 13–21 memuat empat konsep utama pendidikan Islam bagi remaja.

  1. Pendidikan Agama (Tauhid): Menanamkan keyakinan bahwa hanya Allah yang patut disembah. Nilai ini diambil dari ayat 13 hingga 21, yang menggambarkan keteguhan Ashabul Kahfi dalam mempertahankan iman meski menghadapi tekanan.
  2. Pendidikan Intelektual: Tercermin dalam ayat 17 dan 19, yang menuntut remaja untuk mengembangkan pola pikir kritis, baik dalam bidang agama, sosial, maupun ilmu pengetahuan.
  3. Pendidikan Psikis: Ditemukan dalam ayat 14 dan 20, menekankan pentingnya memilih lingkungan pertemanan yang sehat agar jiwa remaja tetap positif dan terjaga.
  4. Pendidikan Sosial: Dijelaskan pada ayat 21, berupa sikap toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan, sebuah bekal penting dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut Alfiatul, keempat pilar pendidikan ini membentuk kerangka utuh bagi remaja agar tidak mudah goyah menghadapi arus zaman. “Remaja harus yakin bahwa semua yang ada di dunia ini adalah milik Allah, dan keyakinan itu akan membentengi mereka dari penyimpangan,” tulisnya dalam simpulan penelitian.

Tafsir Al-Azhar sebagai Rujukan

Dalam tafsirnya, Buya Hamka mengangkat kisah Ashabul Kahfi sebagai teladan pemuda yang teguh mempertahankan akidah. Kisah tersebut bukan sekadar cerita sejarah, melainkan refleksi pendidikan karakter bagi remaja. Hamka menafsirkan bahwa iman yang kokoh dan keberanian mengambil sikap merupakan modal besar untuk menghadapi derasnya arus perubahan zaman.

Alfiatul melihat tafsir ini sangat relevan diterapkan pada generasi muda Indonesia. Ia menekankan bahwa pendidikan Islam tidak sebatas pengajaran materi keagamaan, melainkan pembentukan sikap hidup: membangun keimanan, mengasah intelektualitas, menjaga kesehatan jiwa, serta menumbuhkan kepedulian sosial.

Kontekstualisasi di Era Kini

Salah satu temuan menarik dari penelitian ini adalah bagaimana nilai-nilai pendidikan Islam remaja dapat dikontekstualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Alfiatul, remaja masa kini perlu menerapkan ajaran tauhid dalam menghadapi godaan materialisme, menggunakan intelektualnya untuk menyaring informasi di era digital, menjaga psikis dari pengaruh negatif pergaulan, serta menumbuhkan sikap toleransi di tengah keberagaman bangsa.

Ia juga menambahkan, penelitian ini diharapkan tidak berhenti di ranah akademik, melainkan menjadi inspirasi praktis. “Remaja yang mampu mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan Islam dalam kehidupan akan tumbuh menjadi generasi bangsa yang intelektual sekaligus Islami,” pungkasnya.

Penutup

Melalui penelitiannya, Alfiatul Mustofiah berhasil mengangkat kembali relevansi kisah Ashabul Kahfi sebagai landasan pendidikan remaja Islam. Dengan menekankan peran agama, intelektual, psikis, dan sosial, ia menawarkan kerangka pendidikan yang holistik. Kajian ini menjadi pengingat bahwa di tengah derasnya arus globalisasi, pendidikan Islam tetap hadir sebagai penuntun jalan generasi muda menuju kedewasaan yang berkarakter dan berakidah kokoh. (ed: noviyanti)

sumber : repository UNIMMA

Bebas Pustaka

Persyaratan Unggah Mandiri dan Bebas Pustaka Wisuda periode 84 bisa di lihat pada link berikut

  • VIPBET88 menjadi situs judi bola online terpercaya yang menawarkan kenyamanan bermain via mobile serta layanan resmi untuk setiap member.
  • VIPBET88 menjadi pilihan tepat situs SBOBET88 online terpercaya dengan keamanan tinggi, layanan profesional, dan bonus eksklusif setiap hari.
  • VIPBET88 adalah link terbaru dari situs judi bola online resmi dari provider sbobet88 yang merupakan agen taruhan bola terbaik tahun 2025 memiliki ratusan pilihan game judi bola yang dapat dimainkan.
  • VIPBET88 merupakan pusat judi bola online resmi Sbobet88 dengan akses link terbaru, fitur modern, dan layanan profesional sepanjang waktu.