Magelang, 15 Agustus 2025 – Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah dasar, sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa penerapan metode Teams Games Tournament (TGT) berbantuan media MONITU berhasil memberikan hasil yang signifikan terhadap pemahaman siswa. Penelitian ini dilakukan Fitri Nurhajimah dengan latar belakang rendahnya hasil belajar matematika pada materi luas bangun datar, yang selama ini menjadi tantangan bagi banyak guru dan siswa.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menguji sejauh mana penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan dukungan media MONITU mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Kebumen. TGT sendiri merupakan model pembelajaran yang menggabungkan kerja sama tim, permainan edukatif, dan kompetisi sehat, sedangkan MONITU adalah media pembelajaran interaktif yang dirancang untuk mempermudah pemahaman konsep matematika secara visual.
Penelitian menggunakan desain quasi experiment dengan pendekatan nonequivalent control group design. Dua kelompok siswa dilibatkan, yaitu kelompok eksperimen yang diajar menggunakan TGT MONITU dan kelompok kontrol yang belajar dengan metode konvensional. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, memastikan data yang dihasilkan akurat dan dapat dipercaya.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Nilai rata-rata hasil belajar siswa di kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Uji t-test menunjukkan bahwa peningkatan ini bukanlah kebetulan semata, melainkan hasil langsung dari penerapan TGT MONITU. Selain itu, siswa di kelompok eksperimen menunjukkan antusiasme lebih tinggi selama proses pembelajaran, dengan partisipasi aktif yang terlihat dari cara mereka berdiskusi, bekerja sama, dan mengikuti turnamen.
Yang menarik, penggunaan MONITU sebagai media pembelajaran menjadi faktor penting yang mendorong keberhasilan ini. Media ini memungkinkan siswa memvisualisasikan konsep luas bangun datar dengan cara yang lebih konkret. Alih-alih hanya menghafal rumus, siswa dapat melihat langsung representasi visual dari konsep tersebut, memanipulasi bentuk, dan memahami hubungan antar elemen geometri secara intuitif. Hal ini sesuai dengan teori konstruktivisme yang menekankan pentingnya pengalaman langsung dalam membangun pengetahuan.
Penelitian ini juga mengungkap bahwa pendekatan TGT MONITU memberikan dampak positif terhadap motivasi belajar. Siswa tidak lagi melihat matematika sebagai mata pelajaran yang membosankan dan penuh tekanan, melainkan sebagai tantangan yang menyenangkan. Suasana belajar yang kompetitif namun bersahabat dalam format turnamen mendorong mereka untuk berusaha lebih keras, sekaligus membangun rasa percaya diri.
Peningkatan hasil belajar yang dicapai tidak hanya sekadar angka, tetapi juga tercermin dari pemahaman konsep yang lebih mendalam. Siswa mampu menjelaskan kembali materi yang dipelajari, menyelesaikan soal dengan berbagai metode, dan mengaitkan konsep luas bangun datar dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya, beberapa siswa mampu menjelaskan bagaimana cara menghitung luas taman sekolah atau halaman rumah mereka menggunakan konsep yang dipelajari.
Peneliti merekomendasikan agar model pembelajaran TGT MONITU diterapkan secara lebih luas, tidak hanya pada materi luas bangun datar, tetapi juga pada topik matematika lainnya yang sering dianggap sulit oleh siswa. Selain itu, guru disarankan untuk mengombinasikan metode ini dengan strategi penilaian yang beragam, sehingga dapat mengukur pemahaman siswa secara komprehensif.
Dari hasil yang diperoleh, jelas bahwa inovasi dalam metode dan media pembelajaran memiliki peran penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Penelitian ini membuktikan bahwa dengan kreativitas, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang tidak hanya efektif secara akademis, tetapi juga menyenangkan bagi siswa.
Dengan keberhasilan TGT MONITU, diharapkan semakin banyak sekolah dan guru yang berani keluar dari zona nyaman metode konvensional. Masa depan pendidikan matematika bisa menjadi lebih cerah jika siswa tidak hanya diajarkan untuk menghafal, tetapi juga untuk memahami dan menerapkan pengetahuan mereka secara kreatif. (ed. Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA