Magelang, 03 September 2025 – Pandemi Covid-19 tidak hanya menjadi tantangan global, tetapi juga berdampak serius bagi kelompok rentan, termasuk ibu hamil. Sistem kekebalan tubuh yang menurun selama masa kehamilan membuat mereka lebih mudah terpapar penyakit menular, termasuk virus corona. Atas dasar itulah, Inthan Amira Audhinia, mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang, melakukan penelitian berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Perilaku Pencegahan Penularan Infeksi Covid-19”.
Penelitian ini digelar di Puskesmas Grabag I, Kabupaten Magelang, pada September 2021, dengan melibatkan 86 responden ibu hamil. Melalui metode cross-sectional dan instrumen kuesioner, Inthan menilai sejauh mana pengetahuan para ibu tentang Covid-19 berpengaruh terhadap perilaku pencegahan yang mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan utama penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan perilaku pencegahan Covid-19. Penelitian juga bertujuan menggali karakteristik responden, tingkat pengetahuan mereka mengenai virus corona, serta perilaku nyata yang dilakukan dalam upaya pencegahan penularan.
Mayoritas responden berada pada rentang usia produktif 21–35 tahun. Dari sisi pendidikan, sebagian besar lulusan SMA, sementara latar belakang pekerjaan didominasi ibu rumah tangga. Hal ini mencerminkan bahwa akses terhadap informasi kesehatan masih sangat bergantung pada media massa maupun penyuluhan tenaga kesehatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70,9 persen responden memiliki pengetahuan yang baik mengenai Covid-19. Meski demikian, masih ada 16,3 persen yang tergolong berpengetahuan rendah, sementara sisanya berada pada kategori cukup.
Pengetahuan yang baik ini selaras dengan perilaku pencegahan yang ditunjukkan para responden. Sebanyak 55 orang (64 persen) menunjukkan perilaku pencegahan yang baik, seperti rutin mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, hingga membatasi mobilitas. Sementara 19 responden tergolong cukup, dan 12 responden masih menunjukkan perilaku kurang dalam mencegah penularan virus.
Analisis bivariat menggunakan uji Spearman mengungkap adanya korelasi positif antara pengetahuan dan perilaku. Nilai korelasi diperoleh sebesar r = 0,650 dengan signifikansi p < 0,05, yang berarti terdapat hubungan sedang antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan perilaku pencegahan Covid-19.
Hasil ini menegaskan teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2011) yang menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan faktor predisposisi dalam membentuk perilaku kesehatan. Semakin baik pengetahuan seseorang, semakin besar kemungkinan ia berperilaku sehat. Penelitian ini juga mengonfirmasi bahwa media informasi, baik televisi, surat kabar, maupun media sosial, menjadi sumber utama bagi ibu hamil untuk memperoleh pemahaman terkait Covid-19.
Namun, adanya sebagian responden yang masih kurang pengetahuan dan menunjukkan perilaku tidak sesuai protokol kesehatan menjadi catatan penting. Faktor pendidikan, kebiasaan, lingkungan, serta dukungan keluarga sangat memengaruhi tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan.
Dari hasil penelitian, Inthan Amira Audhinia menyimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan dan perilaku pencegahan Covid-19 pada ibu hamil di Puskesmas Grabag I. Mayoritas ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik juga menunjukkan perilaku pencegahan yang baik. Sebaliknya, responden dengan pengetahuan rendah cenderung memiliki perilaku kurang dalam pencegahan.
Peneliti memberikan beberapa saran penting. Pertama, bagi ibu hamil diharapkan terus meningkatkan pemahaman mengenai Covid-19, baik melalui penyuluhan maupun akses informasi dari sumber terpercaya. Kedua, institusi pendidikan dan tenaga kesehatan perlu memperluas edukasi kepada masyarakat, terutama kelompok rentan, agar kesadaran pencegahan semakin meningkat. Terakhir, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pijakan bagi studi selanjutnya dengan cakupan responden yang lebih luas dan beragam.
Penelitian ini menjadi bukti bahwa pengetahuan bukan sekadar informasi, melainkan pondasi perilaku sehat yang dapat melindungi ibu hamil serta janinnya dari ancaman penyakit menular. Di tengah ketidakpastian pandemi, hasil riset ini mengingatkan kembali betapa pentingnya literasi kesehatan sebagai benteng pertama dalam menjaga keselamatan masyarakat. (ed. Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA