Magelang, 03 September 2025 – Dunia pendidikan dasar kembali mendapat sorotan melalui sebuah penelitian yang dilakukan oleh Januar Ristian Aji, mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah Magelang. Penelitian ini menyoroti hubungan antara pemberian reward dan perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa sekolah dasar.

Kajian tersebut dilakukan di SD Negeri 2 Kranggan, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung, dengan melibatkan siswa kelas IV, V, dan VI sebagai subjek penelitian. Fokus penelitian ini berangkat dari kenyataan di lapangan bahwa sebagian siswa masih memiliki motivasi belajar rendah, sementara perhatian orang tua kerap terbatas karena kesibukan pekerjaan. Di sisi lain, pemberian reward oleh guru juga belum sepenuhnya maksimal.

Dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan Pemberian Reward dan Perhatian Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa”, Januar berupaya menjawab tiga pokok pertanyaan. Pertama, apakah terdapat hubungan antara pemberian reward dengan motivasi belajar siswa. Kedua, apakah perhatian orang tua berpengaruh pada motivasi belajar. Dan ketiga, bagaimana hubungan antara reward dan perhatian orang tua secara bersama-sama dalam memengaruhi motivasi belajar siswa.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Data dikumpulkan melalui angket atau kuesioner yang disebarkan kepada siswa. Untuk menguji hipotesis, Januar menggunakan teknik analisis korelasi product moment, sebuah metode statistik yang lazim dipakai untuk melihat kekuatan hubungan antarvariabel.

Instrumen penelitian yang digunakan telah melewati uji validitas dan reliabilitas sehingga data yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Adapun waktu pelaksanaan penelitian tercatat pada Maret hingga April 2022, bertepatan dengan tahun ajaran 2022/2023.

Temuan yang diperoleh cukup menarik. Pertama, terdapat korelasi signifikan antara pemberian reward dengan motivasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari nilai r hitung sebesar 0,762, lebih besar dari nilai r tabel 0,681, dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Artinya, semakin sering siswa memperoleh penghargaan atau apresiasi dari guru, semakin tinggi pula motivasi belajarnya.

Kedua, penelitian juga membuktikan bahwa perhatian orang tua memiliki hubungan erat dengan motivasi belajar anak. Nilai korelasi yang diperoleh bahkan lebih tinggi, yakni 0,799, yang kembali menunjukkan adanya hubungan positif yang kuat. Dengan kata lain, bimbingan, pengawasan, serta dukungan moral dari orang tua mampu memacu semangat anak dalam belajar.

Ketiga, ketika faktor reward dan perhatian orang tua diuji secara bersamaan, hasilnya menunjukkan nilai korelasi gabungan sebesar 0,849, lebih besar daripada r tabel. Angka tersebut menegaskan bahwa kedua faktor ini berperan signifikan dan saling melengkapi dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di bangku sekolah dasar.

Januar menegaskan bahwa penelitian ini tidak hanya bermanfaat secara teoritis, melainkan juga praktis. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk lebih konsisten memberikan reward kepada siswa, baik berupa pujian verbal, hadiah kecil, maupun perlakuan istimewa yang bersifat mendidik. Bagi orang tua, penelitian ini menjadi pengingat bahwa perhatian sederhana, seperti mendampingi belajar, memberi nasehat, atau sekadar menanyakan kegiatan sekolah, dapat berdampak besar pada motivasi anak.

Bagi sekolah, penelitian ini membuka peluang untuk memperkuat kerja sama antara guru dan orang tua, agar strategi peningkatan motivasi belajar tidak hanya dilakukan di ruang kelas, tetapi juga dilanjutkan di rumah.

Kesimpulan utama dari penelitian Januar Ristian Aji adalah bahwa reward dari guru dan perhatian orang tua sama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa sekolah dasar. Lebih jauh, jika kedua faktor ini berjalan beriringan, maka hasil yang diperoleh akan lebih optimal.

Di tengah tantangan dunia pendidikan, khususnya pada jenjang sekolah dasar, penelitian ini memberikan pesan penting: apresiasi dari guru dan perhatian orang tua bukan sekadar pelengkap, melainkan kunci utama dalam membangun semangat belajar anak. (ed. Sulistya NG)

Sumber: repositori UNIMMA