Magelang, 27 Agustus 2025 – Fenomena remaja yang sudah akrab dengan rokok di usia sekolah menjadi perhatian serius banyak pihak. Tak terkecuali Melda Saumaningrum, mahasiswa Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Magelang, yang meneliti secara khusus hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku merokok remaja laki-laki di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Kecamatan Secang.
Penelitian yang ia tuangkan dalam skripsi berjudul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku Merokok Remaja Laki-laki di MTs Kecamatan Secang” ini berangkat dari realita di lapangan: meski sekolah sudah memberi sanksi, masih banyak siswa yang tetap merokok. Bahkan sebagian orang tua ada yang tidak peduli, atau justru membiarkan anaknya menyalakan rokok di rumah.
Latar Belakang
Merokok di kalangan remaja tidak bisa dianggap sepele. Kebiasaan ini bukan hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga bisa memengaruhi prestasi belajar dan perkembangan psikososial anak. Remaja sering mencoba merokok karena rasa ingin tahu, pengaruh teman sebaya, atau bentuk “pelarian” dari tekanan.
Melda menyoroti faktor keluarga, terutama pola asuh orang tua, yang diyakini punya peran besar membentuk perilaku anak. Apakah sikap orang tua yang otoriter, permisif, atau demokratis berhubungan langsung dengan kebiasaan merokok remaja? Pertanyaan inilah yang ingin ia jawab melalui penelitiannya.
Tujuan Penelitian
Secara garis besar, penelitian ini bertujuan untuk:
-
Mengetahui jenis pola asuh orang tua yang paling dominan diterapkan pada siswa remaja laki-laki di MTs Kecamatan Secang.
-
Menggambarkan perilaku merokok yang terjadi di kalangan siswa.
-
Menganalisis hubungan antara pola asuh orang tua dengan kecenderungan merokok pada remaja.
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional. Sampel berjumlah 98 siswa remaja laki-laki dari beberapa MTs di Kecamatan Secang. Data dikumpulkan melalui kuesioner tentang pola asuh orang tua dan kebiasaan merokok.
Analisis data dilakukan menggunakan uji statistik Spearman Rank untuk mengetahui hubungan antar variabel. Dengan cara ini, Melda bisa memastikan apakah pola asuh benar-benar berpengaruh terhadap perilaku merokok remaja.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan beberapa temuan penting:
-
Sebanyak 67,3% responden merupakan perokok ringan, artinya mereka sudah merokok meski intensitasnya masih rendah.
-
Pola asuh yang paling dominan adalah otoriter (45,9%), di mana orang tua cenderung menuntut anak patuh tanpa banyak komunikasi.
-
Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,001 dengan koefisien korelasi 0,320. Artinya, terdapat hubungan signifikan dengan kekuatan sedang antara pola asuh orang tua dan perilaku merokok remaja.
Lebih rinci, remaja dengan pola asuh demokratis cenderung hanya perokok ringan. Sementara mereka yang dibesarkan dengan pola asuh otoriter atau permisif lebih rentan menjadi perokok sedang hingga berat. Pola asuh permisif – di mana anak dibiarkan bebas tanpa pengawasan – bahkan menjadi faktor risiko yang cukup tinggi.
Simpulan
Dari temuan ini, Melda Saumaningrum menyimpulkan bahwa pola asuh orang tua memang berhubungan erat dengan perilaku merokok remaja. Pola asuh demokratis terbukti lebih efektif mencegah anak terjerumus dalam kebiasaan merokok. Sebaliknya, pola asuh otoriter maupun permisif justru membuka peluang lebih besar bagi anak untuk melampiaskan kebebasan mereka di luar rumah dengan mencoba rokok.
Rekomendasi
Melda menyarankan agar sekolah tidak hanya menindak siswa yang merokok, tetapi juga melibatkan orang tua dalam edukasi dan pembinaan. Bentuknya bisa berupa penyuluhan tentang bahaya merokok, pembagian pamflet, lomba poster, atau menghadirkan motivator dari kalangan tenaga kesehatan.
Bagi orang tua, ia menekankan pentingnya menerapkan pola asuh demokratis: mengawasi, menasihati, tetapi juga memberi ruang komunikasi terbuka. “Anak butuh didengar dan dipahami, bukan hanya dituntut,” tegas Melda dalam laporannya.
Penutup
Penelitian ini menegaskan bahwa masalah merokok pada remaja bukan hanya tanggung jawab sekolah atau pemerintah, melainkan berakar dari pola pengasuhan di rumah. Dari Kecamatan Secang, Melda Saumaningrum mengingatkan bahwa keberhasilan mencetak generasi sehat bebas rokok sangat ditentukan oleh cara orang tua mendidik dan mendampingi anak mereka. (ed: Adella)
sumber: repository UNIMMA