Potret Kecemasan Ibu Pasca Pandemi Dengan Bayi BBLR di Ruang Perinatal RSUD Tidar Magelang
3 September 2025

fatika

Magelang, 03 September 2025 – Pandemi Covid-19 yang berlangsung beberapa tahun terakhir meninggalkan jejak panjang, tidak hanya pada aspek kesehatan fisik, tetapi juga pada kesehatan mental masyarakat. Salah satu kelompok yang rentan mengalami dampak psikologis adalah para ibu yang tengah berjuang merawat buah hati mereka, terutama bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

Kondisi inilah yang menarik perhatian Trini Prasetyanti, mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang. Dalam skripsinya berjudul “Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Pasca Pandemi dengan Bayi BBLR di Ruang Perinatal RSUD Tidar Kota Magelang”, Trini menyoroti fenomena yang kerap luput dari perhatian: kecemasan mendalam yang dialami ibu ketika bayinya harus menjalani perawatan intensif.

Tema dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa bayi BBLR memiliki risiko tinggi mengalami komplikasi kesehatan. Hal tersebut sering kali menimbulkan kekhawatiran yang berlebih pada para ibu, apalagi dalam situasi pasca pandemi, di mana rasa takut akan infeksi, keterbatasan kunjungan, serta pembatasan interaksi sosial masih membayangi.

Trini merumuskan tujuannya dengan jelas: menggambarkan tingkat kecemasan ibu dengan bayi BBLR yang dirawat di ruang perinatal RSUD Tidar Magelang setelah masa pandemi. Ia berharap, melalui pemetaan tingkat kecemasan tersebut, tenaga kesehatan dapat memberikan dukungan emosional yang lebih tepat sasaran sehingga para ibu mampu memberikan kasih sayang dan perawatan optimal kepada bayinya.

Metode Penelitian

Penelitian ini melibatkan 20 responden ibu yang bayinya tengah dirawat di ruang perinatal. Untuk mengukur tingkat kecemasan, Trini menggunakan instrumen Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A), sebuah alat ukur standar internasional yang menilai gejala psikologis dan fisik dari kecemasan.

Selain itu, data demografi seperti usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status paritas (jumlah anak yang pernah dilahirkan) turut dikumpulkan guna melihat keterkaitan faktor-faktor tersebut dengan tingkat kecemasan ibu.

Hasil Penelitian

Hasil analisis menunjukkan potret menarik. Mayoritas responden berada pada rentang usia 26–35 tahun (75%), dengan sebagian besar tidak bekerja atau berstatus ibu rumah tangga (70%). Dari sisi pendidikan, responden terbagi rata antara pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Sementara itu, jumlah ibu yang baru pertama kali melahirkan (primipara) dan yang sudah pernah melahirkan sebelumnya (multipara) sama-sama berjumlah 50%.

Dari aspek utama yang diteliti, yaitu tingkat kecemasan, ditemukan bahwa:

  • 55% ibu mengalami kecemasan ringan,
  • 35% mengalami kecemasan sedang,
  • dan 10% mengalami kecemasan berat.

Angka ini mengindikasikan bahwa meski sebagian besar ibu masih berada pada kategori ringan hingga sedang, ada sekelompok kecil yang menghadapi kecemasan cukup serius dan membutuhkan perhatian ekstra dari tenaga kesehatan.

Implikasi Penelitian

Trini menekankan bahwa pemetaan tingkat kecemasan ini bukan sekadar angka statistik. Lebih dari itu, hasil penelitiannya menjadi alarm bagi tenaga medis untuk tidak hanya fokus pada perawatan fisik bayi BBLR, tetapi juga pada kondisi psikologis ibu yang mendampingi.

“Dengan mengetahui tingkat kecemasan ibu, perawat dapat memberikan perhatian dan dukungan yang sesuai. Hal ini penting agar ibu tetap mampu memberikan kasih sayang serta perawatan terbaik bagi bayinya,” demikian tertulis dalam tujuan penelitian.

Penelitian ini juga memberi gambaran bahwa faktor usia, pendidikan, dan pengalaman melahirkan bisa memengaruhi bagaimana seorang ibu merespons situasi sulit. Ibu yang baru pertama kali menghadapi persalinan, misalnya, cenderung lebih cemas dibandingkan ibu dengan pengalaman sebelumnya.

Penutup

Karya ilmiah Trini Prasetyanti ini memperlihatkan bahwa pandemi tidak hanya menguji daya tahan tubuh, tetapi juga kekuatan mental masyarakat, khususnya para ibu. Dengan sorotan pada ruang perinatal RSUD Tidar Magelang, penelitian ini membuka ruang diskusi lebih luas mengenai pentingnya pendekatan holistik dalam layanan kesehatan: mengobati tubuh sekaligus menenangkan jiwa.

Lebih jauh, penelitian ini diharapkan menjadi pijakan bagi rumah sakit, tenaga kesehatan, maupun pembuat kebijakan untuk meningkatkan layanan kesehatan ibu dan anak, terutama dalam konteks psikososial. Karena pada akhirnya, keberhasilan merawat bayi BBLR tidak hanya ditentukan oleh intervensi medis, melainkan juga oleh ketenangan hati seorang ibu.(ed : fatikakh)

Sumber : repositori UNIMMA

Bebas Pustaka

Persyaratan Unggah Mandiri dan Bebas Pustaka Wisuda periode 84 bisa di lihat pada link berikut

  • VIPBET88 menjadi situs judi bola online terpercaya yang menawarkan kenyamanan bermain via mobile serta layanan resmi untuk setiap member.
  • VIPBET88 menjadi pilihan tepat situs SBOBET88 online terpercaya dengan keamanan tinggi, layanan profesional, dan bonus eksklusif setiap hari.
  • VIPBET88 adalah link terbaru dari situs judi bola online resmi dari provider sbobet88 yang merupakan agen taruhan bola terbaik tahun 2025 memiliki ratusan pilihan game judi bola yang dapat dimainkan.
  • VIPBET88 merupakan pusat judi bola online resmi Sbobet88 dengan akses link terbaru, fitur modern, dan layanan profesional sepanjang waktu.