Potret Pendidikan Akhlak Anak Keluarga TKW di Kendal: Menyulam Kasih Sayang yang Tersisa
3 September 2025

novi

Magelang, 3 September 2025Mustagfiroh, mahasiswi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Magelang, berhasil menyoroti persoalan sosial yang selama ini kerap luput dari perhatian publik. Dalam skripsinya berjudul “Pendidikan Akhlak Bagi Anak pada Keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Desa Purworejo Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal”, ia mengupas bagaimana anak-anak tumbuh dengan pendidikan akhlak di tengah ketiadaan sosok ibu yang bekerja sebagai tenaga kerja wanita di luar negeri.

Penelitian ini berangkat dari fenomena nyata di Desa Purworejo, Kendal, di mana banyak kaum ibu memilih bekerja di luar negeri demi memperbaiki ekonomi keluarga. Konsekuensinya, anak-anak harus diasuh oleh ayah, kerabat, atau bahkan kakek-nenek. Kondisi ini menimbulkan tantangan besar dalam pembinaan akhlak, sebab ayah dituntut berperan ganda: menjadi pencari nafkah sekaligus teladan moral.

Tujuan dan Metode Penelitian

Mustagfiroh menetapkan tujuan penelitiannya untuk menggambarkan tiga hal utama: pola pendidikan akhlak anak pada keluarga TKW, problematika yang muncul, serta upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi problem tersebut.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode lapangan. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan ayah, anak, hingga guru TPA, ditambah observasi dan dokumentasi. Dari sepuluh keluarga TKW yang menjadi objek penelitian, penulis berhasil memotret ragam dinamika pola asuh dan pendidikan akhlak yang terjadi di masyarakat pedesaan tersebut.

Hasil Penelitian: Pola Asuh yang Beragam

Hasil penelitian Mustagfiroh menunjukkan bahwa pola pendidikan akhlak yang diterapkan keluarga TKW sangat bervariasi. Ada ayah yang menerapkan pola otoriter, dengan disiplin ketat disertai hukuman ketika anak lalai salat atau mengaji. Pola ini, meski keras, terbukti mampu membentuk ketaatan anak pada hal-hal mendasar dalam agama.

Sebaliknya, ada pula keluarga yang mengedepankan pola demokratis. Di sini, anak diberi ruang berdialog, sementara orang tua berusaha menanamkan nilai akhlak melalui keteladanan, nasihat, dan kebiasaan sehari-hari. Tidak sedikit juga keluarga yang cenderung permisif, memberikan kebebasan besar kepada anak tanpa kontrol ketat, yang pada akhirnya menimbulkan kerentanan perilaku.

Metode pendidikan yang paling banyak digunakan adalah pemberian nasihat. Namun selain itu, ditemukan pula metode keteladanan, pembiasaan, pemberian perhatian, hingga hukuman ketika anak melakukan kesalahan. Dengan cara-cara tersebut, keluarga berusaha menambal kekosongan peran ibu yang absen di rumah.

Problematika: Anak yang Sulit Diatur

Meski berbagai pola sudah ditempuh, problematika yang muncul tidak bisa dihindarkan. Mustagfiroh menemukan banyak anak keluarga TKW yang menunjukkan sikap manja, sulit diatur, bahkan cenderung membangkang. Ketidakhadiran ibu sejak usia dini membuat sebagian anak haus perhatian, sehingga berimbas pada perilaku sehari-hari. Guru TPA yang menjadi narasumber penelitian juga mengeluhkan tantangan dalam mengajarkan akhlak, karena anak-anak sering kali menunjukkan perilaku yang sulit dikendalikan.

Upaya Mengatasi Masalah

Untuk menghadapi persoalan ini, upaya kolektif menjadi kunci. Para ayah berusaha lebih aktif berkomunikasi dengan anak, memberikan contoh nyata dalam ibadah maupun interaksi sosial. Guru TPA pun ikut berperan dengan menjalin komunikasi bersama orang tua, berharap ada sinergi dalam mendidik.

Selain itu, Mustagfiroh menekankan pentingnya lingkungan sosial. Faktor masyarakat dan kerabat di sekitar anak terbukti turut memengaruhi perkembangan akhlak. Dengan keterlibatan semua pihak, anak-anak dari keluarga TKW masih berpeluang tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak mulia, meski tumbuh tanpa kehadiran seorang ibu di sisinya.

Pesan Penelitian

Melalui penelitian ini, Mustagfiroh tidak sekadar menyoroti masalah, tetapi juga menghadirkan refleksi sosial yang lebih luas. Ia mengingatkan bahwa pengasuhan anak tidak bisa dipandang sebelah mata, terlebih ketika peran ibu digantikan oleh ayah yang sibuk bekerja. Pendidikan akhlak harus menjadi prioritas utama, sebab akhlak adalah pondasi bagi generasi yang akan datang.

Penelitian ini layak menjadi bahan renungan, terutama di tengah derasnya arus migrasi tenaga kerja wanita Indonesia. Mustagfiroh berhasil membuka mata bahwa “uang kiriman” yang didapat dari luar negeri tidak selalu mampu menggantikan peran seorang ibu dalam pembentukan karakter anak. (ed: noviyanti)

sumber : repository UNIMMA

Bebas Pustaka

Persyaratan Unggah Mandiri dan Bebas Pustaka Wisuda periode 84 bisa di lihat pada link berikut

  • VIPBET88 menjadi situs judi bola online terpercaya yang menawarkan kenyamanan bermain via mobile serta layanan resmi untuk setiap member.
  • VIPBET88 menjadi pilihan tepat situs SBOBET88 online terpercaya dengan keamanan tinggi, layanan profesional, dan bonus eksklusif setiap hari.
  • VIPBET88 adalah link terbaru dari situs judi bola online resmi dari provider sbobet88 yang merupakan agen taruhan bola terbaik tahun 2025 memiliki ratusan pilihan game judi bola yang dapat dimainkan.
  • VIPBET88 merupakan pusat judi bola online resmi Sbobet88 dengan akses link terbaru, fitur modern, dan layanan profesional sepanjang waktu.