Magelang, 22 Agustus 2025 – Di tengah ketatnya persaingan usaha peternakan ayam, para pelaku usaha sering kali dihadapkan pada dilema klasik: kehabisan stok ketika permintaan sedang tinggi, atau sebaliknya, mengalami kerugian karena kelebihan stok yang tidak terserap pasar. Hal inilah yang dialami Agung Jaya Farm, sebuah usaha peternakan ayam di Desa Wonoroto, Purworejo.
Sejak berdiri tahun 2016, peternakan milik Agung Prabowo ini fokus pada penjualan ayam jenis Pakhoy, Shamo, Pama Iq, hingga Bangkok Klasik. Namun dalam praktiknya, pengelolaan stok belum sepenuhnya terukur. Pernah suatu kali pada Mei 2022, peternakan ini kelebihan stok hingga lima ekor ayam, yang akhirnya menyebabkan kerugian akibat biaya pakan tambahan dan turunnya harga jual karena faktor umur ayam. Sebaliknya, kekurangan stok juga kerap terjadi, membuat permintaan pelanggan tidak terpenuhi.
Berangkat dari permasalahan tersebut, seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang, Irfan Faisal Pratama, melakukan penelitian dengan tujuan menghadirkan sistem forecasting penjualan ayam berbasis metode Moving Average. Sistem ini diharapkan mampu membantu pemilik usaha memprediksi penjualan pada periode mendatang, sehingga keputusan bisnis bisa lebih terukur dan risiko kerugian dapat ditekan.
Merancang Sistem Peramalan yang Praktis
Irfan menjelaskan, penelitian ini memiliki dua tujuan utama. Pertama, merancang sistem peramalan penjualan ayam yang sesuai dengan kondisi nyata di Agung Jaya Farm. Kedua, memberikan kemudahan bagi pemilik usaha dalam mengambil keputusan, khususnya terkait strategi penjualan dan kebijakan pengelolaan stok untuk periode selanjutnya.
Secara teoritis, penelitian ini juga ingin membuktikan bahwa metode Simple Moving Average—yang menghitung rata-rata data penjualan dari periode sebelumnya—efektif digunakan dalam usaha peternakan ayam. Sementara secara praktis, penelitian ini ditujukan untuk membantu Agung Jaya Farm mengelola bisnisnya secara lebih modern dengan dukungan sistem informasi.
Penelitian dilakukan melalui observasi langsung di lapangan serta wawancara dengan karyawan peternakan. Data penjualan ayam dari Januari hingga Juni 2022 dikumpulkan, kemudian dianalisis dengan metode Simple Moving Average (SMA).
Sistem yang dikembangkan berbasis web dengan framework CodeIgniter dan database MySQL. Admin dapat memasukkan data penjualan harian, sementara pemilik usaha bisa langsung melihat hasil peramalan melalui grafik dan tabel yang tersedia di dashboard sistem. Prediksi dilakukan menggunakan data penjualan tiga bulan atau enam bulan sebelumnya, lalu dihitung rata-ratanya untuk memproyeksikan bulan berikutnya.
Hasil pengujian sistem menunjukkan bahwa metode Moving Average dapat memberikan prediksi dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi. Sebagai contoh, peramalan penjualan ayam Bangkok Klasik usia tiga bulan pada April 2022 menghasilkan nilai MAPE (Mean Absolute Percentage Error) sebesar 5,8%. Menurut standar peramalan, nilai MAPE di bawah 10% berarti prediksi yang dihasilkan sangat akurat.
Selain itu, pengujian sistem menggunakan black box testing memperlihatkan bahwa semua fungsi berjalan baik tanpa error. Uji coba terhadap pengguna (beta testing) yang melibatkan admin dan pemilik usaha juga menunjukkan hasil positif. Dengan skor kelayakan mencapai 86%, sistem ini dinilai sangat layak digunakan dalam operasional sehari-hari.
Melalui sistem ini, data penjualan yang sebelumnya hanya dicatat manual kini bisa dikelola lebih rapi, otomatis, dan terintegrasi. Pemilik usaha dapat memantau tren permintaan, mengambil keputusan strategis, dan menekan risiko kerugian akibat salah perhitungan stok.
Ada dua manfaat besar yang dihasilkan dari penelitian ini. Pertama, manfaat teoritis berupa kontribusi pada pengembangan ilmu sistem informasi, khususnya dalam penerapan metode Moving Average di bidang peternakan. Kedua, manfaat praktis berupa kemudahan bagi Agung Jaya Farm dalam mengelola usaha, sekaligus memberikan inspirasi bagi peternakan lain yang menghadapi persoalan serupa.
Menurut Irfan, sistem forecasting yang dikembangkannya tidak hanya membantu perhitungan stok, tetapi juga mampu menjadi dasar dalam membuat kebijakan baru, misalnya kapan waktu terbaik untuk meningkatkan produksi atau menahan penjualan agar harga tetap stabil.
Meski berhasil memberikan hasil yang memuaskan, penelitian ini juga menyadari adanya keterbatasan. Akurasi prediksi sangat bergantung pada kelengkapan dan konsistensi data penjualan. Jika data yang dimasukkan memiliki selisih terlalu jauh atau tidak konsisten, hasil prediksi bisa melenceng.
Sebagai pengembangan, Irfan menyarankan agar sistem dilengkapi fitur notifikasi otomatis untuk setiap transaksi penjualan. Dengan demikian, admin dapat memantau stok secara real time tanpa harus menunggu laporan manual.
Penelitian Irfan Faisal Pratama membuktikan bahwa sistem forecasting berbasis Simple Moving Average dapat menjadi solusi praktis dalam mengelola penjualan ayam di Agung Jaya Farm Purworejo. Dengan akurasi tinggi, tampilan sistem yang mudah digunakan, serta hasil uji coba yang memuaskan, sistem ini terbukti mampu membantu pengusaha peternakan mengurangi risiko kerugian dan meningkatkan efisiensi usaha.
Kisah Agung Jaya Farm menjadi bukti nyata bagaimana inovasi teknologi informasi dapat memberikan nilai tambah di sektor tradisional seperti peternakan ayam. Ke depan, penerapan sistem serupa berpotensi diterapkan lebih luas, bukan hanya di Purworejo, tetapi juga di berbagai daerah lain di Indonesia. (ed. Sulistya NG)
sumber: repositori UNIMMA
