Magelang, 28 Agustus 2025 – Upaya meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini tak hanya berfokus pada aspek akademik, melainkan juga perkembangan fisik dan motorik. Sebuah penelitian berjudul “Pengaruh Senam Fantasi terhadap Keterampilan Motorik Kasar” yang dilakukan oleh Wahyuni Novitasari, mahasiswi Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Muhammadiyah Magelang, menghadirkan bukti ilmiah bahwa gerakan senam yang dikemas dengan imajinasi mampu memberikan dampak signifikan bagi anak-anak.

Penelitian ini berangkat dari fenomena rendahnya keterampilan motorik kasar pada anak usia dini. Berdasarkan pengamatan awal di TK Pertiwi Badran, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung, tercatat 23 dari 29 siswa kelompok B masih memiliki keterampilan motorik kasar yang lemah. Mereka tampak kurang antusias mengikuti kegiatan fisik, bahkan bosan ketika diminta melakukan senam konvensional. Kondisi ini mendorong peneliti mencari metode baru yang lebih menyenangkan, salah satunya melalui senam fantasi.

Tema penelitian yang diangkat menekankan pentingnya menghadirkan kegiatan pembelajaran kreatif di taman kanak-kanak. Senam fantasi sendiri merupakan bentuk gerakan olahraga yang dikombinasikan dengan unsur imajinasi, seperti menirukan gerakan hewan, tumbuhan, atau aktivitas sehari-hari. Misalnya, anak diajak melompat seperti katak, terbang seperti burung, atau menirukan pohon yang tertiup angin. Dengan pendekatan tersebut, anak tidak hanya berolahraga, tetapi juga bermain sambil berimajinasi.

Tujuan utama penelitian ini adalah menguji apakah senam fantasi berpengaruh terhadap keterampilan motorik kasar anak kelompok B di TK Pertiwi Badran. Untuk itu, peneliti menggunakan desain eksperimen jenis pre-experimental dengan model One Group Pretest-Posttest Design. Seluruh siswa kelompok B, berjumlah 29 anak, dijadikan sampel penelitian melalui teknik purposive sampling.

Metode yang dipakai berupa unjuk kerja, di mana setiap anak diamati keterampilan motorik kasarnya sebelum dan sesudah perlakuan senam fantasi. Instrumen penelitian meliputi lembar observasi berdasarkan indikator perkembangan motorik kasar anak usia 5–6 tahun. Selama proses penelitian, anak-anak mengikuti beberapa sesi senam fantasi dengan variasi gerakan yang berbeda, baik tanpa alat, dengan alat, maupun berdasarkan cerita.

Hasil penelitian menunjukkan temuan yang menarik. Berdasarkan analisis uji Wilcoxon Signed Rank Test menggunakan program SPSS versi 21, diperoleh nilai Z hitung -4,715 dengan signifikansi 0,000 (<0,05). Artinya, terdapat perbedaan signifikan antara hasil pretest dan posttest, sehingga dapat disimpulkan bahwa senam fantasi berpengaruh positif terhadap keterampilan motorik kasar anak usia dini.

Dengan hasil ini, penelitian Wahyuni Novitasari menegaskan bahwa kegiatan yang dikemas secara kreatif mampu meningkatkan keterampilan motorik kasar, seperti keseimbangan, kelincahan, koordinasi, dan kekuatan otot anak. Anak-anak tampak lebih antusias, bersemangat, serta mampu melakukan gerakan fisik dengan lebih baik setelah mengikuti rangkaian senam fantasi.

Lebih jauh, penelitian ini memiliki manfaat praktis bagi dunia pendidikan. Bagi guru, senam fantasi dapat menjadi alternatif metode pembelajaran yang variatif, tidak monoton, dan sesuai dengan dunia bermain anak. Bagi anak usia dini, kegiatan ini mampu meningkatkan keterampilan fisik sekaligus menumbuhkan imajinasi dan rasa percaya diri. Sementara itu, bagi orang tua, penelitian ini memberikan wawasan baru bahwa aktivitas sederhana seperti senam fantasi dapat membantu mengoptimalkan tumbuh kembang anak di rumah.

Penelitian yang dilakukan pada tahun ajaran 2022/2023 ini juga menambah referensi ilmiah di bidang pendidikan anak usia dini, khususnya terkait strategi pembelajaran berbasis aktivitas fisik. Dengan demikian, diharapkan para pendidik dapat lebih kreatif dalam merancang kegiatan belajar, sehingga perkembangan anak berjalan seimbang antara aspek kognitif, afektif, sosial, dan fisik motorik.

Pada akhirnya, penelitian berjudul “Pengaruh Senam Fantasi terhadap Keterampilan Motorik Kasar (Penelitian pada Siswa Kelompok B di TK Pertiwi Badran Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung)” menegaskan satu hal penting: belajar sambil bermain bukan sekadar konsep, melainkan strategi nyata yang efektif bagi anak usia dini. Senam fantasi terbukti mampu menjadi jembatan antara dunia imajinasi anak dengan kebutuhan mereka akan aktivitas fisik, sehingga layak dijadikan pilihan utama dalam pembelajaran di taman kanak-kanak.(ed : fatikakh)

Sumber : repositori UNIMMA