Magelang, 08 September 2025 – Tantangan utama bagi pelaku usaha kuliner bukan hanya soal cita rasa, tetapi juga bagaimana menghadirkan layanan cepat, akurat, dan efisien. Hal inilah yang mendorong Putri Mega Yuliawati, mahasiswi Program Studi Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Magelang, untuk meneliti sekaligus merancang sistem informasi transaksi pemesanan berbasis digital di Teras Dedaunan Cafe, sebuah kafe yang berlokasi di Dusun Nepen, Desa Gunungpring, Muntilan.
Kafe ini dikenal menyajikan aneka menu made by order seperti donat, churros, hingga spaghetti brulee. Namun di balik dapurnya yang ramai, sistem pemesanan masih bersandar pada cara manual: pelanggan harus datang ke kasir, meminta daftar menu, lalu menunggu nota kertas yang ditulis secara manual. Nota itu kemudian diberikan ke dapur, dan setelah pesanan selesai, barulah pembayaran dilakukan. Prosedur ini kerap menimbulkan masalah: waktu tunggu panjang, pesanan ganda, bahkan ada pesanan yang terlupa. Tak jarang pula pencatatan dan perhitungan menimbulkan kesalahan
Berangkat dari kondisi itu, Yuliawati menggagas penelitian berjudul Rancang Bangun Sistem Informasi Transaksi Pemesanan Menggunakan Metode Rapid Application Development (RAD). Tujuannya jelas: menghadirkan sistem komputerisasi yang mampu mempercepat proses transaksi, meminimalkan kesalahan, dan menyajikan laporan penjualan secara akurat
Metode RAD: Cepat dan Melibatkan Pengguna
Peneliti memilih Rapid Application Development (RAD) sebagai metode pengembangan. RAD dikenal sebagai pendekatan yang mempersingkat waktu pembangunan sistem, dari biasanya 180 hari menjadi hanya 30–90 hari Keunggulan lain dari metode ini adalah keterlibatan pengguna dalam setiap tahap pengembangan. Hal tersebut sangat cocok untuk kasus di Teras Dedaunan Cafe, di mana pemilik, admin, hingga staf dapur perlu memberikan masukan langsung terhadap rancangan sistem
Dalam implementasinya, Yuliawati melalui beberapa tahap: mulai dari analisis kebutuhan, perancangan antarmuka, hingga pengujian dengan metode black box dan beta testing. Pengujian melibatkan tiga aktor utama—admin, pemilik, dan staf dapur—yang menilai apakah sistem sudah berjalan sesuai harapan
Hasilnya, sistem informasi yang dirancang mampu memberikan sejumlah kemudahan nyata. Admin kini dapat menambahkan daftar menu, mencatat pesanan, serta mencetak nota secara otomatis. Pemilik kafe bisa memantau data transaksi harian, bahkan melihat grafik penjualan bulanan untuk mengetahui menu favorit pelanggan. Sementara staf dapur cukup melihat daftar pesanan di layar dan mengonfirmasi setelah masakan selesai
Fitur grafik penjualan menjadi salah satu nilai tambah penting. Dengan tampilan visual, pemilik bisa mengetahui tren penjualan setiap hari atau bulan. Hal ini memudahkan dalam mengambil keputusan bisnis, misalnya menentukan stok bahan atau merancang promo menu
Namun, penelitian ini juga mengakui adanya keterbatasan. Sistem yang dibangun belum dilengkapi fitur pengelolaan stok bahan, sehingga pengecekan ketersediaan masih dilakukan manual. Selain itu, fokus sistem masih pada pemesanan di tempat, belum merambah ke pemesanan online yang kini semakin dibutuhkan
Efisiensi Waktu dan Manfaat Nyata
Salah satu keberhasilan terbesar penelitian ini adalah efisiensi waktu. Pembangunan sistem hanya memakan waktu 30 hari, dimulai pada 28 Juni hingga 27 Juli 2021. Hasil evaluasi logbook menunjukkan bahwa meskipun sempat mengalami kendala teknis, semua hambatan bisa diatasi dengan baik
Bagi kafe, manfaat sistem ini sangat terasa. Transaksi yang sebelumnya berpotensi menimbulkan salah hitung kini lebih terjamin akurasinya. Laporan penjualan yang dulu harus ditulis manual kini bisa dicetak otomatis berdasarkan periode tertentu. Bahkan, data penjualan bisa disajikan secara visual untuk memudahkan analisis
Penelitian Putri Mega Yuliawati menunjukkan bahwa inovasi teknologi informasi tidak hanya milik perusahaan besar. Usaha kuliner lokal pun bisa menikmati manfaat digitalisasi jika dikembangkan dengan metode tepat. Melalui RAD, sebuah sistem transaksi pemesanan berhasil diwujudkan dalam waktu singkat dan memberi dampak nyata pada efisiensi operasional Teras Dedaunan Cafe.
Meski masih memiliki keterbatasan, penelitian ini membuka peluang pengembangan lebih lanjut, terutama untuk integrasi pemesanan online dan pengelolaan stok bahan. Jika kelak dikembangkan lebih jauh, bukan tidak mungkin Teras Dedaunan Cafe akan menjadi contoh nyata bagaimana UMKM kuliner mampu naik kelas melalui penerapan teknologi informasi. (ed. Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA