Magelang, 08 September 2025 – Dunia pendidikan menghadapi tantangan yang kian kompleks, salah satunya dalam mendeteksi dan menangani kesulitan yang dialami peserta didik. Menyadari hal itu, Dianita Yuswanti, mahasiswi Program Studi Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Magelang, menghadirkan solusi inovatif melalui penelitian berjudul “Implementasi Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dalam Bimbingan Konseling terhadap Kesulitan Peserta Didik di SMP Negeri 5 Magelang”.
Penelitian ini lahir dari keprihatinan terhadap sistem bimbingan konseling di sekolah yang masih mengandalkan cara konvensional, yakni pencatatan manual dalam buku. Cara tersebut dinilai kurang efektif dalam memberikan gambaran menyeluruh mengenai permasalahan siswa. Dengan berkembangnya teknologi informasi, Dianita mencoba merancang sistem berbasis web yang mampu membantu guru Bimbingan Konseling (BK) maupun kepala sekolah dalam mengambil keputusan yang tepat.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengimplementasikan sistem pendukung keputusan berbasis web dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Sistem ini diharapkan dapat membantu guru BK dalam mencatat data kesulitan siswa, mengelola informasi dengan lebih akurat, serta memberikan rekomendasi tindak lanjut yang sesuai. Selain itu, hasil sistem juga ditujukan agar kepala sekolah dapat lebih mudah memantau kondisi peserta didik yang memerlukan perhatian khusus
Dalam mengembangkan penelitian ini, Dianita menggunakan kombinasi metode observasi dan wawancara. Observasi dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Magelang tahun ajaran 2019/2020, khususnya kelas VII A yang berjumlah 30 siswa. Sementara wawancara ditujukan kepada guru BK untuk memahami jenis-jenis layanan konseling yang biasa diberikan
Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Metode ini dipilih karena mampu menguraikan masalah kompleks ke dalam struktur hierarki yang terdiri dari tujuan, kriteria, hingga alternatif solusi. Dengan demikian, keputusan yang dihasilkan dapat lebih objektif karena berdasarkan pembobotan yang terukur.
Hasil implementasi menunjukkan bahwa sistem yang dirancang Dianita mampu bekerja sesuai harapan. Sistem tersebut tidak hanya mencatat data masalah siswa, tetapi juga memberikan peringkat prioritas berdasarkan kategori kesulitan yang dialami peserta didik.
Menariknya, dari hasil perhitungan AHP, diperoleh bahwa “Masalah Relasi dengan Teman Sebaya” menjadi faktor paling dominan dengan bobot 45%, diikuti oleh “Masalah Perilaku” sebesar 39%, kemudian “Gejala Emosional” 10%, dan “Hiperaktivitas” 6%
Lebih lanjut, sistem berhasil mengidentifikasi dua peserta didik yang masuk kategori perlu perhatian khusus. Nilai akurasi perbandingan antara hasil sistem dengan perhitungan manual mencapai 99,2% untuk kriteria dan 100% untuk alternatif, menegaskan keandalan sistem dalam mendukung proses konseling.
Melalui sistem ini, guru BK dapat lebih mudah menentukan jenis bimbingan konseling yang sesuai bagi setiap siswa. Hasil perangkingan yang dihasilkan sistem juga mempermudah kepala sekolah dalam melakukan monitoring serta menentukan langkah strategis untuk membantu peserta didik.
Namun demikian, Dianita menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat dilengkapi dengan sensitivity analysis. Hal ini penting untuk mengantisipasi perubahan kebijakan sekolah atau penilaian guru yang dapat memengaruhi bobot prioritas. Dengan adanya pengembangan ini, sistem akan lebih adaptif terhadap dinamika yang terjadi di lapangan
Penelitian Dianita Yuswanti membuktikan bahwa penerapan teknologi informasi dalam bidang pendidikan bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan. Dengan memanfaatkan metode AHP, sistem bimbingan konseling berbasis web yang dirancangnya mampu memberikan kontribusi nyata dalam mengenali dan menangani kesulitan peserta didik secara lebih cepat, akurat, dan objektif.
Inovasi ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara disiplin ilmu teknik informatika dan dunia pendidikan dapat melahirkan terobosan penting. Harapannya, penelitian ini dapat diadopsi lebih luas sehingga layanan bimbingan konseling di sekolah-sekolah semakin efektif dalam mendampingi perkembangan peserta didik. (ed. Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA