Magelang, 16 September 2025 – Industri pengolahan kayu di Indonesia memiliki ragam produk turunan, salah satunya barecore, papan kayu yang digunakan sebagai bahan inti triplek. Meski permintaan produk ini terus ada, banyak perusahaan pengolah kayu masih menghadapi kendala dalam mengelola bahan baku secara efisien. Salah satunya dialami UD. Surya Bakti Mandiri di Muntilan, Magelang.
Kondisi inilah yang mendorong Fani Chairul Handoko, mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Magelang, melakukan penelitian berjudul “Implementasi Sistem Peramalan Bahan Produksi Barecore dengan Metode Double Moving Average (DMA).” Tujuan utamanya adalah mengembangkan sistem peramalan yang mampu memprediksi kebutuhan bahan baku, sehingga perusahaan dapat melakukan pembelian secara tepat waktu dan sesuai kebutuhan.
Latar Belakang: Keterlambatan Bahan Baku Hambat Produksi
Dalam praktiknya, UD. Surya Bakti Mandiri selama ini membeli bahan baku ketika stok hampir habis. Pola tersebut sering menyebabkan keterlambatan produksi karena menunggu pasokan tiba. Sebaliknya, pembelian berlebih pun berisiko menyebabkan penumpukan bahan baku, menurunkan kualitas, bahkan menambah biaya penyimpanan.
Fani menilai persoalan itu muncul karena belum adanya sistem otomatis untuk memperkirakan kebutuhan di masa mendatang. Karenanya, ia merancang sebuah sistem berbasis metode statistik guna membantu perusahaan merencanakan belanja bahan baku secara lebih akurat.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara spesifik bertujuan:
- Menguji penerapan metode Double Moving Average dalam memperkirakan kebutuhan bahan baku barecore.
- Menghasilkan sistem peramalan otomatis yang bisa digunakan manajemen untuk menentukan jumlah pembelian bahan baku setiap bulan.
- Meminimalisir kesalahan perhitungan manual yang selama ini sering terjadi, sekaligus menghemat waktu dan biaya produksi.
Metode: Data 2018–2021, Sistem Berbasis PHP-MySQL
Data yang digunakan dalam penelitian berasal dari catatan kebutuhan bahan baku UD. Surya Bakti Mandiri periode Januari 2018 hingga Februari 2021. Fani kemudian menerapkan metode Double Moving Average (DMA), yakni teknik statistik yang menghitung dua kali rata-rata bergerak untuk menangkap pola tren naik atau turun dalam data.
Sistem peramalan dirancang berbasis PHP dengan database MySQL, serta menggunakan framework CodeIgniter dan Bootstrap untuk antarmuka. Proses meliputi input data bahan produksi, pengolahan dengan metode DMA, hingga output berupa laporan prediksi kebutuhan bahan baku untuk bulan berikutnya.
Hasil: Akurat dan Memudahkan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem yang dikembangkan berjalan sesuai rancangan dan memberikan prediksi kebutuhan bahan baku dengan tingkat akurasi baik. Perhitungan error diuji menggunakan indikator Mean Absolute Deviation (MAD) dan Mean Absolute Percentage Error (MAPE), yang membuktikan metode DMA cukup andal dalam meramalkan kebutuhan produksi barecore.
Pengujian juga melibatkan admin, pegawai, dan pemilik perusahaan sebagai pengguna. Mereka menilai sistem ini mudah digunakan, mulai dari login, input data, hingga menampilkan laporan peramalan. Fitur cetak laporan pun dinilai membantu pemilik usaha dalam menyusun rencana belanja bahan baku.
Implikasi: Efisiensi Waktu dan Biaya
Penelitian Fani menunjukkan bahwa penggunaan sistem peramalan otomatis mampu memberi manfaat nyata:
-
Menghemat waktu, karena perusahaan tidak perlu lagi menunggu laporan manual dari lapangan.
-
Mengurangi biaya, sebab pembelian bahan baku bisa disesuaikan dengan kebutuhan riil tanpa risiko menumpuk atau kekurangan stok.
-
Meningkatkan kualitas produksi, karena bahan baku selalu tersedia dalam kondisi optimal.
Lebih jauh, sistem ini juga menjadi contoh nyata penerapan teknologi informasi dalam sektor industri tradisional, menunjukkan bahwa digitalisasi bisa mendukung efisiensi usaha kecil menengah di Indonesia.
Penutup
Melalui penelitiannya, Fani Chairul Handoko berhasil membuktikan bahwa metode Double Moving Average dapat diterapkan secara efektif untuk membantu industri barecore mengelola kebutuhan bahan baku. Sistem yang ia rancang bukan hanya memenuhi syarat akademis, tetapi juga memberi solusi praktis yang dapat langsung diterapkan di lapangan.
Dengan penelitian ini, UD. Surya Bakti Mandiri memiliki senjata baru untuk menjaga kelancaran produksi, sementara dunia industri mendapat inspirasi tentang pentingnya inovasi digital dalam manajemen bahan baku. (ed: Adella)
sumber: repository UNIMMA