Hipertensi kerap dijuluki sebagai “the silent killer”—pembunuh senyap yang sering datang tanpa gejala jelas. Data World Health Organization (WHO) 2019 mencatat lebih dari 1,13 miliar orang di dunia hidup dengan hipertensi, dan angka ini diprediksi akan meningkat menjadi 1,5 miliar pada 2025. Di Indonesia sendiri, Riset Kesehatan Dasar (2018) menunjukkan prevalensi hipertensi mencapai 34,1 persen pada penduduk dewasa. Tak terkecuali di Magelang, kasus hipertensi terus meningkat setiap tahunnya.
Fenomena inilah yang mendorong Devi Yulia Pramae Sella, mahasiswi Program Studi D3 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Magelang, untuk melakukan penelitian inovatif. Ia meneliti efektivitas pijat refleksi kaki sebagai terapi non-farmakologis untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi tidak terkontrol.
Latar Belakang Penelitian
Hipertensi tidak terkontrol merujuk pada kondisi ketika tekanan darah tetap berada di atas 140/90 mmHg meskipun telah dilakukan pengukuran berulang, dan pasien tidak menjalani terapi obat secara rutin. Kondisi ini berisiko menimbulkan komplikasi serius, mulai dari stroke, gagal ginjal, hingga penyakit jantung.
Sella menyoroti bahwa tingkat kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi masih rendah. Karena itu, diperlukan pendekatan alternatif yang aman, mudah, dan tanpa efek samping berat. Salah satu yang potensial adalah terapi pijat refleksi kaki, metode pijatan di titik-titik refleksi tertentu yang dipercaya dapat memperlancar aliran darah, mengurangi stres, dan menurunkan tekanan darah.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi terapi pijat refleksi kaki dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi tidak terkontrol. Selain itu, penelitian ini juga berfokus pada pengembangan intervensi keperawatan berbasis terapi komplementer yang bisa diterapkan di masyarakat.
Secara khusus, Sella merancang agar penelitian ini mampu:
-
Mengkaji kondisi pasien hipertensi tidak terkontrol.
-
Merumuskan intervensi keperawatan berbasis pijat refleksi kaki.
-
Mengimplementasikan terapi selama periode tertentu.
-
Mengevaluasi perubahan tekanan darah setelah terapi diberikan.
Metode: Studi Kasus di Lapangan
Penelitian dilakukan pada bulan April 2022 di Desa Banyakan, Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Sella menggunakan desain studi kasus deskriptif dengan pendekatan asuhan keperawatan.
Subjek penelitian adalah seorang perempuan berusia 58 tahun dengan riwayat hipertensi selama lebih dari 10 tahun, yang tidak rutin mengonsumsi obat antihipertensi. Tekanan darah awal tercatat 160/90 mmHg.
Terapi pijat refleksi dilakukan selama 30 menit per sesi, satu kali sehari, selama enam hari berturut-turut. Pemijatan difokuskan pada empat titik refleksi di telapak kaki, terutama titik sentral refleks dan titik taichong. Prosedur ini dilakukan mengikuti standar operasional yang berlaku dalam praktik keperawatan.
Hasil Penelitian
Hasil observasi menunjukkan adanya penurunan tekanan darah yang signifikan setelah enam kali terapi. Tekanan darah pasien menurun secara bertahap, baik sistolik maupun diastolik. Selain itu, pasien juga melaporkan efek positif berupa tubuh terasa lebih ringan, tidur lebih nyenyak, dan berkurangnya keluhan sakit kepala serta pusing.
Data grafik pengukuran memperlihatkan tren penurunan yang konsisten, mengindikasikan bahwa pijat refleksi kaki efektif membantu mengendalikan hipertensi tanpa bantuan obat.
Pembahasan dan Manfaat
Penelitian ini menegaskan bahwa pijat refleksi kaki tidak hanya bermanfaat sebagai metode relaksasi, tetapi juga berperan dalam melancarkan sirkulasi darah serta mengurangi beban jantung. Dari perspektif keperawatan, intervensi ini dapat dijadikan pilihan terapi non-farmakologis untuk penderita hipertensi, terutama mereka yang kesulitan menjalani pengobatan farmakologis jangka panjang.
Bagi masyarakat, pijat refleksi kaki menawarkan cara sederhana yang bisa dipraktikkan di rumah dengan bimbingan tenaga kesehatan. Sementara bagi profesi keperawatan, temuan ini membuka peluang untuk memperluas pendekatan holistik dalam perawatan pasien.
Kesimpulan
Penelitian Devi Yulia Pramae Sella membuktikan bahwa aplikasi terapi pijat refleksi kaki efektif menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi tidak terkontrol. Dengan risiko minimal dan manfaat yang nyata, terapi ini layak dipertimbangkan sebagai bagian dari upaya promotif, preventif, hingga kuratif dalam menangani hipertensi.
Lewat sentuhan sederhana di telapak kaki, penelitian ini memberi pesan penting: kadang solusi kesehatan tidak selalu datang dari obat, tetapi dari metode alami yang sudah dikenal sejak lama. (ed-AIS)
Sumber: repository UNIMMA