Magelang, 03 September 2025 – Upaya pengendalian penyakit diabetes melitus tipe 2 tak selalu harus bergantung pada obat-obatan medis. Sebuah penelitian menarik datang dari Tarisya Puspa Anggraeni, mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang. Dalam karya tulis ilmiahnya yang berjudul “Aplikasi Terapi Relaksasi Otot Progresif terhadap Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2”, ia menguji metode nonfarmakologis untuk membantu menurunkan kadar gula darah penderita.
Penelitian ini lahir dari keprihatinan terhadap tingginya angka kasus diabetes di Indonesia. Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada 2019 mencatat lebih dari 652 ribu penderita diabetes, dengan Kota Magelang sebagai salah satu wilayah dengan angka layanan kesehatan pasien diabetes tertinggi. Kondisi ini mendorong perlunya inovasi penanganan sederhana yang bisa dilakukan di tingkat rumah tangga maupun komunitas.
Tarisya menekankan bahwa terapi relaksasi otot progresif dipilih karena mampu merangsang sistem saraf parasimpatis, menekan aktivitas saraf simpatis, serta menurunkan hormon kortisol yang dikenal sebagai hormon stres. Efeknya, tubuh menjadi lebih rileks dan stabil, sehingga kadar gula darah berpotensi menurun
Tujuan utama penelitian ini adalah melihat pengaruh aplikasi teknik relaksasi otot progresif terhadap kadar gula darah pasien diabetes melitus tipe 2, sekaligus mengevaluasi keperawatan dengan pendekatan nonfarmakologi
Penelitian dilakukan dalam bentuk studi kasus pada seorang pasien perempuan bernama Ny. S, berusia 55 tahun, warga Panjang Baru, Magelang. Ny. S telah tiga tahun menderita diabetes melitus tipe 2 dan mengeluhkan rasa lemas, mudah haus, serta sering buang air kecil pada malam hari. Ia juga mengonsumsi obat metformin 100 mg sebagai terapi rutin
Pelaksanaan studi berlangsung selama enam hari, mulai 9 hingga 14 Mei 2022. Setiap sesi terapi dilakukan selama kurang lebih 30 menit, dengan total enam kali pertemuan. Sebelum dan sesudah terapi, kadar gula darah pasien diukur menggunakan alat gluco test untuk melihat perubahan yang terjadi
Data menunjukkan adanya penurunan kadar gula darah yang signifikan setelah dilakukan terapi. Pada hari pertama, kadar gula darah Ny. S tercatat 310 mg/dL sebelum terapi, lalu turun menjadi 281 mg/dL setelah terapi. Tren serupa terjadi di hari-hari berikutnya. Pada akhir penelitian, kadar gula darah pasien tercatat 249 mg/dL, sehingga terdapat penurunan total sebesar 61 mg/dL dalam enam hari.
Rata-rata penurunan gula darah per sesi mencapai 30 mg/dL. Tidak hanya itu, pasien juga melaporkan merasa lebih rileks, berenergi, dan tidak mudah lelah setelah menjalani terapi. Penting dicatat, selama penerapan terapi relaksasi otot progresif tidak ditemukan efek samping atau keluhan berarti
Hasil penelitian ini menegaskan bahwa teknik relaksasi otot progresif efektif membantu menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2. Bagi pasien, metode ini bisa menjadi alternatif pendukung selain terapi obat yang sudah dijalani.
Tarisya menyimpulkan bahwa keberhasilan terapi tidak hanya terlihat dari angka penurunan gula darah, tetapi juga dari respon pasien yang merasa lebih sehat dan bugar. Ia juga menekankan pentingnya edukasi kepada keluarga dan masyarakat agar memanfaatkan terapi ini sebagai upaya mandiri menjaga kesehatan.
Menurut penulis, manfaat penelitian ini terbagi ke beberapa aspek. Bagi institusi pendidikan, penelitian ini memperkaya khasanah ilmu keperawatan tentang penanganan diabetes dengan cara nonfarmakologi. Bagi profesi keperawatan, hasil ini bisa menjadi tambahan keterampilan untuk diaplikasikan dalam pelayanan kesehatan. Sedangkan bagi masyarakat, teknik ini dapat menjadi informasi praktis untuk mengendalikan kadar gula darah secara sederhana dan murah.
Dengan demikian, penelitian Tarisya Puspa Anggraeni memberikan harapan baru dalam pengelolaan diabetes melitus tipe 2. Terapi relaksasi otot progresif yang sederhana, aman, dan murah ini dapat menjadi pendamping pengobatan medis sekaligus meningkatkan kualitas hidup penderita. (ed. Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA