Terapi SEFT: Jalan Baru Menurunkan Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi
3 September 2025

novi

Magelang, 3 September 2025 – Hipertensi atau tekanan darah tinggi masih menjadi salah satu masalah kesehatan paling serius di Indonesia, terutama pada kelompok lanjut usia. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan prevalensi hipertensi pada lansia di Jawa Tengah mencapai 37,57 persen, dan di Kabupaten Magelang kasusnya sekitar 13,99 persen. Kondisi ini berisiko memicu komplikasi berbahaya seperti stroke, gagal jantung, hingga kematian.

Di tengah dominasi pengobatan farmakologis, sebuah penelitian dari Aviva Umi Kulsum, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang, menawarkan pendekatan nonfarmakologis yang lebih sederhana namun efektif, yakni Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT).

SEFT merupakan teknik relaksasi yang menggabungkan unsur spiritual dengan stimulasi titik-titik energi tubuh melalui ketukan jari (tapping). Metode ini diyakini dapat meredakan emosi negatif, menurunkan stres, sekaligus memperbaiki aliran energi dalam tubuh. Sejumlah penelitian sebelumnya, seperti karya Patriyani & Sulistyowati (2020), Maswarni (2020), dan Orizani (2019), telah mengungkapkan keberhasilan SEFT dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Aviva Umi Kulsum mengangkat tema “Pengaruh Terapi SEFT pada Lansia dengan Kasus Hipertensi di Keluarga” dengan tujuan melihat efektivitas terapi ini dalam konteks asuhan keperawatan keluarga. Fokus penelitiannya adalah dua lansia di Kabupaten Magelang, masing-masing berusia di atas 60 tahun dengan tekanan darah awal di atas 150/90 mmHg.

Tujuan utama penelitian ini, sebagaimana dijelaskan penulis, adalah untuk menerapkan asuhan keperawatan keluarga melalui terapi SEFT pada lansia hipertensi, sekaligus memberikan alternatif penanganan nonfarmakologis yang bisa dilakukan secara mandiri di rumah.

Metode SEFT dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan: the set up, the tune in, dan the tapping. Pada tahap set up, klien diajak untuk menerima kondisi hipertensi dengan doa penuh keikhlasan. Tahap tune in dilakukan dengan memusatkan pikiran pada keluhan yang dirasakan. Sementara tapping dilakukan dengan mengetuk sembilan titik energi di tubuh, termasuk kepala, wajah, dada, dan bawah ketiak, sambil melafalkan doa yang menenangkan.

Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan tekanan darah yang signifikan setelah tiga kali sesi terapi, masing-masing berdurasi 15–30 menit. Pada klien pertama (Ny.T), tekanan darah yang semula 170/100 mmHg turun menjadi 160/90 mmHg setelah tiga kali terapi. Sementara pada klien kedua (Ny.Z), tekanan darah awal 165/100 mmHg menurun menjadi 150/90 mmHg.

Selain penurunan tekanan darah, efek lain yang dirasakan kedua lansia adalah berkurangnya keluhan pusing dan nyeri di tengkuk, serta meningkatnya rasa rileks. Evaluasi penelitian juga menunjukkan bahwa risiko perfusi serebral yang tidak efektif dapat teratasi, dengan respon subjektif klien yang merasa lebih nyaman dan mampu mengontrol pola hidup.

Aviva menekankan, terapi SEFT tidak membutuhkan biaya, mudah dipelajari, dan bisa dilakukan secara mandiri oleh lansia maupun keluarga. Dengan demikian, metode ini dapat menjadi solusi praktis di tengah keterbatasan akses layanan kesehatan ataupun beban biaya obat-obatan.

Dalam kesimpulannya, penulis menyatakan bahwa terapi SEFT terbukti mampu menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kualitas hidup lansia dengan hipertensi. Ia juga merekomendasikan agar fasilitas kesehatan, termasuk puskesmas, mulai mengenalkan dan melatih kader kesehatan mengenai terapi ini, sehingga lansia bisa memperoleh alternatif perawatan yang lebih komprehensif.

Meski penelitian dilakukan dengan subjek terbatas, hasilnya membuka peluang besar bagi pengembangan terapi komplementer di bidang keperawatan. Aviva berharap, kajian ini dapat menjadi acuan bagi tenaga kesehatan maupun keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan yang lebih holistik, dengan memadukan pendekatan medis dan spiritual.

“SEFT bukan hanya soal menurunkan tekanan darah, tapi juga tentang menghadirkan ketenangan batin dan rasa pasrah yang memperkuat kesehatan fisik lansia,” ujarnya dalam laporan penelitian.

Dengan hasil positif ini, penelitian Aviva menambah bukti bahwa kesehatan lansia tidak melulu bergantung pada obat-obatan. Perpaduan sains dan spiritualitas dapat menjadi kunci dalam merawat generasi tua agar tetap sehat dan bermartabat di usia senja. (ed: noviyanti)

sumber : repository UNIMMA

Bebas Pustaka

Persyaratan Unggah Mandiri dan Bebas Pustaka Wisuda periode 84 bisa di lihat pada link berikut

  • VIPBET88 menjadi situs judi bola online terpercaya yang menawarkan kenyamanan bermain via mobile serta layanan resmi untuk setiap member.
  • VIPBET88 menjadi pilihan tepat situs SBOBET88 online terpercaya dengan keamanan tinggi, layanan profesional, dan bonus eksklusif setiap hari.
  • VIPBET88 adalah link terbaru dari situs judi bola online resmi dari provider sbobet88 yang merupakan agen taruhan bola terbaik tahun 2025 memiliki ratusan pilihan game judi bola yang dapat dimainkan.
  • VIPBET88 merupakan pusat judi bola online resmi Sbobet88 dengan akses link terbaru, fitur modern, dan layanan profesional sepanjang waktu.