Magelang, 16 September 2025 – Dunia industri kayu lapis terus berkembang, namun di balik itu muncul masalah klasik yang mengancam keberlangsungan perusahaan: tingginya angka turnover karyawan. Di PT. Albasia Sejahtera Mandiri Cabang Temanggung, gejala keluar masuknya karyawan menjadi tantangan serius yang dapat mengganggu produktivitas.

Fenomena ini yang mendorong Cindania Mitha Harum, mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Magelang, melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Stres Kerja, Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Turnover Intention.”

Latar Belakang

Turnover intention atau niat karyawan untuk mengundurkan diri sering muncul akibat ketidakpuasan kerja. Faktor penyebabnya beragam, mulai dari tekanan kerja yang tinggi, kondisi lingkungan yang kurang nyaman, hingga minimnya motivasi. Jika dibiarkan, perusahaan bukan hanya kehilangan tenaga terampil, tetapi juga menanggung biaya tambahan untuk rekrutmen dan pelatihan karyawan baru.

Tujuan Penelitian

Cindania menjelaskan, penelitian ini bertujuan:

1. Mengukur pengaruh stres kerja, lingkungan kerja, dan motivasi kerja terhadap turnover intention secara simultan maupun parsial.
2. Menganalisis faktor mana yang paling dominan memengaruhi keinginan karyawan untuk keluar.
3. Memberikan rekomendasi praktis bagi perusahaan dalam mengelola sumber daya manusia secara lebih efektif.

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Populasi terdiri dari 334 karyawan, dengan sampel penelitian sebanyak 94 orang yang dipilih menggunakan metode purposive sampling. Kriteria sampel adalah karyawan tetap yang sudah bekerja minimal satu tahun, sehingga dianggap memahami kultur perusahaan.

Instrumen penelitian berupa kuesioner dengan skala Likert, dan analisis data menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS versi 25.0. Uji validitas, reliabilitas, serta uji F dan uji t juga dilakukan untuk memastikan keakuratan hasil.

Hasil Penelitian

Hasil analisis menunjukkan beberapa temuan penting:

1. Stres kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap turnover intention. Meski tekanan kerja ada, hal itu tidak secara langsung membuat karyawan ingin resign.
2. Lingkungan kerja berpengaruh negatif terhadap turnover intention. Artinya, semakin baik kondisi lingkungan kerja (fisik maupun non-fisik), semakin kecil keinginan karyawan untuk keluar.
3. Motivasi kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap turnover intention. Faktor motivasi yang ada di perusahaan belum cukup kuat untuk menahan niat keluar karyawan.
4. Secara simultan, ketiga faktor – stres kerja, lingkungan kerja, dan motivasi – berpengaruh terhadap turnover intention. Namun, variabel lingkungan kerja terbukti paling berpengaruh.

Implikasi

Penelitian ini menegaskan pentingnya lingkungan kerja yang kondusif sebagai kunci menekan turnover. Perusahaan perlu memastikan faktor-faktor seperti kenyamanan ruang kerja, keamanan, hubungan antar karyawan, serta komunikasi dengan atasan berjalan harmonis.

Sementara itu, stres kerja memang tidak secara langsung meningkatkan turnover, tetapi jika dibiarkan tanpa solusi tetap bisa menggerus semangat kerja. Motivasi kerja juga perlu ditingkatkan dengan memberi penghargaan, kesempatan karier, maupun insentif agar karyawan lebih loyal.

Penutup

Melalui penelitiannya, Cindania Mitha Harum berhasil mengungkap bahwa loyalitas karyawan bukan semata ditentukan oleh besar kecilnya tekanan atau motivasi pribadi, melainkan oleh kualitas lingkungan kerja yang diciptakan perusahaan.

“Lingkungan kerja yang baik akan membuat karyawan betah, meskipun tuntutan pekerjaan tetap tinggi,” tulisnya dalam kesimpulan.

Penelitian ini memberi pesan penting bagi dunia industri: jika ingin menekan angka turnover, mulailah dengan menciptakan suasana kerja yang sehat, nyaman, dan mendukung produktivitas. Loyalitas karyawan adalah aset, dan aset itu hanya bisa dipertahankan melalui perhatian serius terhadap faktor manusia. (ed: Adella)

sumber: repository UNIMMA