Magelang, 11 September 2025 – Dunia pendidikan dasar menghadapi tantangan besar dalam mengembangkan keterampilan sains anak. Seringkali, pembelajaran IPA di sekolah dasar masih berfokus pada hafalan teori, sementara keterampilan proses sains—seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, hingga menyimpulkan—kurang mendapat perhatian. Menyadari hal ini, Umi, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang, menghadirkan penelitian inovatif berjudul “Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) Berbasis Multiple Intelligences terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa SD”.
Tema Penelitian
Tema utama penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran POE berbasis kecerdasan majemuk (multiple intelligences) dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa sekolah dasar. Model POE menekankan pada tiga langkah utama: memprediksi (predict), mengamati (observe), dan menjelaskan (explain). Dengan pendekatan ini, siswa diharapkan lebih aktif berpikir kritis, terlibat dalam eksperimen, serta mampu menghubungkan teori dengan fakta yang mereka amati .
Tujuan Penelitian
Dalam karyanya, Umi merumuskan beberapa tujuan pokok:
- Menganalisis pengaruh model pembelajaran POE berbasis multiple intelligences terhadap keterampilan proses sains siswa sekolah dasar.
- Meningkatkan pemahaman konsep IPA dengan melibatkan seluruh potensi kecerdasan anak, mulai dari verbal-linguistik, logis-matematis, hingga kinestetik.
- Membandingkan hasil pembelajaran siswa yang menggunakan model POE berbasis MI dengan metode konvensional, untuk mengetahui efektivitas pendekatan baru ini .
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain quasi experiment. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Banaran, Magelang. Satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan dengan model POE berbasis multiple intelligences, sedangkan kelas lainnya menjadi kelas kontrol dengan metode pembelajaran konvensional.
Instrumen yang digunakan meliputi lembar observasi keterampilan proses sains serta tes pre-test dan post-test. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji prasyarat normalitas, homogenitas, serta uji hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan signifikan antar kelompok.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model POE berbasis multiple intelligences berpengaruh signifikan terhadap keterampilan proses sains siswa.
-
Nilai rata-rata pre-test keterampilan sains siswa di kelas eksperimen relatif rendah dan hampir setara dengan kelas kontrol.
-
Setelah perlakuan, nilai post-test kelas eksperimen meningkat secara signifikan dibandingkan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model POE berbasis MI lebih efektif daripada metode tradisional.
-
Analisis statistik memperkuat temuan ini, di mana uji hipotesis menghasilkan nilai signifikan (<0,05), yang berarti terdapat perbedaan nyata antara kedua kelompok.
Selain hasil kuantitatif, penelitian ini juga mencatat perubahan perilaku belajar siswa. Siswa terlihat lebih bersemangat, aktif bertanya, serta mampu menghubungkan fenomena nyata dengan konsep sains. Aktivitas percobaan sederhana, seperti mengamati energi bunyi atau sifat energi alternatif, membuat siswa lebih mudah memahami konsep IPA .
Pembahasan
Penelitian Umi menegaskan bahwa model POE mampu merangsang siswa untuk berpikir kritis dan ilmiah. Dengan mengintegrasikan teori multiple intelligences Howard Gardner, pendekatan ini semakin kaya karena mampu menyesuaikan gaya belajar setiap anak. Misalnya, siswa dengan kecerdasan visual-spasial lebih mudah memahami konsep melalui gambar, sementara siswa kinestetik lebih senang ketika dilibatkan dalam eksperimen langsung.
Dengan demikian, model ini tidak hanya meningkatkan keterampilan sains, tetapi juga mengakomodasi keragaman kecerdasan siswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori pendidikan modern yang menekankan pada pembelajaran aktif, partisipatif, dan berbasis pengalaman nyata.
Kesimpulan
Skripsi Umi membuktikan bahwa model pembelajaran POE berbasis multiple intelligences efektif dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa SD. Melalui kombinasi prediksi, observasi, dan penjelasan, siswa tidak hanya memahami konsep IPA secara teori, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih jauh, penelitian ini memberikan rekomendasi agar guru-guru SD mulai berani meninggalkan metode konvensional yang terlalu berpusat pada guru. Dengan mengadopsi model POE berbasis MI, pembelajaran sains bisa menjadi lebih menyenangkan, bermakna, dan mampu membekali siswa dengan keterampilan ilmiah sejak dini. (ed: Adella)
sumber: repository UNIMMA