Magelang, 03 September 2025 – Dunia pendidikan di tanah air kerap menghadapi tantangan besar, mulai dari perubahan kurikulum hingga tuntutan peningkatan kualitas guru. Hal ini pula yang menjadi perhatian serius seorang peneliti muda, Abdulloh Ma’sum Arrifa’i, mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Magelang. Dalam penelitiannya, ia menyoroti upaya guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di MI Muhammadiyah Kramat, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, untuk meningkatkan kompetensi profesional mereka.
Latar belakang penelitian ini berangkat dari realitas di lapangan. Guru-guru PAI sering dihadapkan pada dilema pemilihan metode, pengelolaan kelas, serta adaptasi terhadap perubahan kebijakan pendidikan. Tidak jarang mereka merasa kesulitan dalam menyampaikan materi agar mudah dipahami siswa, sementara peserta didik sendiri semakin cepat mengikuti arus perkembangan informasi. Kondisi ini mendorong pentingnya strategi peningkatan kompetensi profesional guru secara berkelanjutan.
Melalui kajian ini, Abdulloh Ma’sum Arrifa’i menetapkan dua tujuan utama. Pertama, mendeskripsikan upaya guru PAI MI Muhammadiyah Kramat dalam meningkatkan kompetensi profesional. Kedua, mengidentifikasi faktor pendukung sekaligus penghambat yang mereka alami selama proses tersebut.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi langsung, wawancara dengan kepala sekolah, tiga guru PAI, serta guru kelas, dan dokumentasi kegiatan sekolah. Dengan cara ini, peneliti memperoleh gambaran utuh tentang dinamika peningkatan kompetensi guru PAI.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru PAI di MI Muhammadiyah Kramat menempuh tiga jalur utama dalam upaya pengembangan kompetensi:
- In-Service Education
Guru yang belum menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) didorong untuk melanjutkan studi. Langkah ini dipandang penting karena melalui pendidikan formal, guru dapat mempelajari seluruh aspek kompetensi profesional secara sistematis. - In-Service Training
Para guru aktif mengikuti pelatihan, diklat, workshop, seminar, serta penataran. Kegiatan ini memberi ruang untuk memperbarui wawasan, mengasah keterampilan, sekaligus menjawab tuntutan profesionalisme yang semakin kompleks. - On-Service Training
Bentuk pelatihan ini diwujudkan dalam kegiatan rutin Kelompok Kerja Guru (KKG) yang digelar setiap bulan. Dalam forum tersebut, para guru mendiskusikan rencana pembelajaran, menyusun soal, bertukar pengalaman, hingga membahas permasalahan kelas. Selain itu, mereka juga membiasakan diri membaca literatur dan buku-buku pendidikan sebagai penunjang.
Menurut hasil temuan, upaya-upaya tersebut tidak sia-sia. Guru PAI yang melanjutkan studi atau aktif dalam kegiatan KKG mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Siswa pun menunjukkan hasil belajar yang lebih baik. Meski demikian, tingkat keberhasilan tetap sangat bergantung pada konsistensi dan kesungguhan guru dalam mengikuti program yang ada.
Penelitian ini juga mengungkap adanya faktor pendukung yang cukup signifikan. Antara lain semangat guru untuk terus belajar, komitmen dalam meningkatkan kinerja, serta dukungan fasilitas seperti pelatihan daring yang semakin mudah diakses. Di sisi lain, terdapat pula faktor penghambat yang tidak bisa diabaikan. Minimnya alokasi dana sekolah kerap membatasi kesempatan guru untuk mengikuti kegiatan luar kota. Faktor usia juga menjadi kendala, terutama bagi guru senior yang kesulitan menyesuaikan diri dengan teknologi informasi. Selain itu, keterbatasan waktu akibat padatnya aktivitas mengajar membuat sebagian guru hanya bisa mengikuti program secara formalitas.
Dari penelitian ini, Abdulloh Ma’sum Arrifa’i menyimpulkan bahwa peningkatan kompetensi profesional guru PAI di MI Muhammadiyah Kramat berjalan melalui kombinasi pendidikan formal, pelatihan berkelanjutan, dan forum kerja kolektif antar guru. Meski masih menghadapi kendala dana, usia, dan waktu, semangat para pendidik tetap menjadi modal utama dalam menjaga mutu pendidikan agama Islam di sekolah dasar Muhammadiyah tersebut
Hasil penelitian ini tidak hanya memberi gambaran tentang kondisi guru PAI di satu madrasah, tetapi juga mencerminkan tantangan umum yang dihadapi tenaga pendidik di banyak daerah. Peneliti berharap temuan ini dapat menjadi bahan evaluasi, bukan hanya bagi MI Muhammadiyah Kramat, tetapi juga bagi sekolah lain dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru. Sebab, sebagaimana diyakini oleh Ma’sum, peningkatan kualitas guru adalah kunci untuk membangun generasi yang berkarakter, cerdas, dan berdaya saing. (ed. Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA