Magelang 25 Agustus 2025 – Upaya meningkatkan akurasi dalam menentukan mutu bahan baku kayu kini mendapatkan jawaban dari dunia akademik. Seorang peneliti muda dari Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang), Rian Ahmad Mufni Dianto, berhasil mengembangkan sistem pendukung keputusan untuk menilai kualitas kayu dengan memanfaatkan metode Fuzzy Simple Additive Weighting (SAW).
Penelitian ini lahir dari keresahan Rian melihat kenyataan di lapangan, di mana pemilihan kayu untuk kerajinan masih dilakukan secara manual dan sangat bergantung pada intuisi pengrajin. Cara konvensional ini tidak jarang menimbulkan ketidakkonsistenan dalam menentukan mutu kayu, sehingga berdampak pada kualitas produk akhir.
“Melalui sistem ini, saya ingin menghadirkan pendekatan yang lebih objektif, cepat, dan konsisten. Dengan menggabungkan logika fuzzy dan metode SAW, proses penentuan kualitas kayu bisa dilakukan lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan,” jelas Rian dalam laporan penelitiannya.
Dari Intuisi ke Sistem Cerdas
Kayu adalah salah satu bahan baku utama yang sangat penting dalam industri mebel, alat musik, hingga kerajinan tangan. Untuk menentukan kualitasnya, banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, mulai dari jenis kayu, ketahanan, kadar air, umur pohon, hingga kelenturan. Selama ini, penilaian faktor-faktor tersebut sering kali subjektif dan memakan waktu.
Dalam penelitiannya, Rian menggunakan metode Fuzzy SAW sebagai solusi. Metode ini bekerja dengan dua pendekatan. Pertama, logika fuzzy digunakan untuk mengubah data kriteria yang samar (seperti kadar air yang tidak hanya sekadar “tinggi” atau “rendah”) menjadi nilai numerik yang lebih terukur. Kedua, metode SAW digunakan untuk menjumlahkan bobot dari setiap kriteria sehingga menghasilkan ranking kualitas kayu.
Dengan cara ini, kayu yang sebelumnya hanya dinilai berdasarkan pengalaman bisa diberi skor objektif, dan akhirnya diputuskan kayu mana yang memiliki kualitas terbaik untuk digunakan dalam kerajinan.
Proses dan Hasil Penelitian
Dalam proses pengumpulan data, Rian melakukan wawancara dengan pengrajin kayu di sentra kerajinan Pucang, Kabupaten Magelang, serta observasi langsung terhadap kayu yang biasa digunakan. Data yang terkumpul kemudian dimasukkan ke dalam sistem untuk dilakukan perhitungan dengan metode Fuzzy SAW.
Hasil uji coba menunjukkan sistem mampu memberikan rekomendasi kualitas kayu yang konsisten. Dari penelitian, ditemukan bahwa kriteria ketahanan kayu dan kadar air merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan mutu. Sedangkan umur pohon dan kelenturan menjadi kriteria pendukung yang melengkapi penilaian.
Sistem yang dibangun tidak hanya berupa perhitungan manual, melainkan sudah diimplementasikan ke dalam sebuah aplikasi. Aplikasi ini memungkinkan admin atau pengrajin menginput data kayu, kemudian sistem akan otomatis menampilkan hasil ranking kayu terbaik.
Dari pengujian yang dilakukan, sistem ini menunjukkan tingkat akurasi yang memadai, sejalan dengan perhitungan manual maupun pendapat pakar di lapangan. Dengan demikian, penelitian ini membuktikan bahwa teknologi informasi mampu berperan besar dalam membantu industri tradisional.
Manfaat untuk Industri Kerajinan
Penelitian ini memiliki manfaat praktis yang besar. Dengan adanya sistem ini, pengrajin kayu tidak perlu lagi menghabiskan waktu lama untuk menyeleksi kayu. Sistem bisa membantu merekomendasikan pilihan terbaik berdasarkan data objektif.
Selain itu, sistem ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk kerajinan dari Magelang dan daerah sekitarnya. Produk yang dihasilkan dari kayu dengan mutu terjamin akan memiliki nilai jual lebih tinggi, baik di pasar lokal maupun ekspor.
“Tujuan akhirnya adalah membantu pengrajin mengurangi kesalahan dalam memilih kayu, sehingga produk yang dihasilkan tidak mengecewakan konsumen dan bisa lebih bersaing di pasar,” tegas Rian.
Dukungan Akademik
Dalam penyusunan skripsinya, Rian dibimbing oleh dua dosen pembimbing dari Fakultas Teknik UMMagelang, yaitu Mukhtar Hanafi, S.T., M.Cs. dan Endah Ratna Arumi, M.Cs. Penelitian ini juga mendapatkan apresiasi dari pihak universitas karena selaras dengan misi kampus untuk melahirkan karya yang aplikatif dan bermanfaat langsung bagi masyarakat.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, penelitian yang dilakukan Rian Ahmad Mufni Dianto membuktikan bahwa metode Fuzzy SAW dapat dijadikan alat bantu yang efektif dalam menentukan kualitas kayu untuk kerajinan. Dengan kombinasi teknologi dan kebutuhan industri, sistem ini menghadirkan solusi nyata yang dapat diterapkan di lapangan.
Inovasi ini sekaligus menjadi bukti bahwa riset dari kampus daerah seperti Universitas Muhammadiyah Magelang mampu memberikan kontribusi penting, tidak hanya bagi dunia akademik tetapi juga bagi industri kreatif dan pengrajin lokal. (ed : noviyanti)
sumber : repository UNIMMA