Magelang, 25 Agustus 2025 – Dalam upaya memahami faktor-faktor yang memengaruhi produktivitas tenaga kerja, seorang peneliti bernama Yanuar Arya Hidayat melakukan kajian mendalam mengenai hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja karyawan di sebuah perusahaan percetakan, CV XYZ. Penelitian ini menjadi sorotan karena menawarkan bukti empiris mengenai pentingnya perhatian perusahaan terhadap kepuasan kerja sebagai penentu kualitas kerja karyawan.
Yanuar menjelaskan, penelitian ini berangkat dari keprihatinan terhadap tantangan manajemen sumber daya manusia yang dihadapi banyak perusahaan kecil dan menengah. Menurutnya, keberhasilan sebuah perusahaan tidak hanya ditentukan oleh strategi bisnis, melainkan juga oleh bagaimana perusahaan mengelola kesejahteraan psikologis karyawannya. “Kepuasan kerja bukan sekadar perasaan senang bekerja, tetapi berhubungan langsung dengan motivasi, loyalitas, dan kinerja sehari-hari,” tegasnya.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan di CV XYZ. Dengan fokus tersebut, Yanuar melakukan penelitian kuantitatif menggunakan metode regresi linier sederhana. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada 53 responden, seluruhnya merupakan karyawan CV XYZ. Teknik analisis ini dipilih untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai hubungan antara dua variabel utama, yakni kepuasan kerja sebagai variabel bebas dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat.
Hasil penelitian menunjukkan temuan yang menarik. Yanuar menemukan bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, dengan nilai kontribusi sebesar 45,6 persen. Artinya, hampir separuh dari variasi kinerja karyawan di perusahaan tersebut dapat dijelaskan oleh tingkat kepuasan kerja yang mereka rasakan. Sisanya dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel penelitian, seperti gaya kepemimpinan, kompensasi finansial, maupun kondisi eksternal perusahaan.
Lebih jauh, penelitian ini menguraikan faktor-faktor apa saja yang memengaruhi kepuasan kerja. Antara lain adalah hubungan dengan rekan kerja, dukungan pimpinan, serta kesempatan pengembangan diri. Ketiga aspek tersebut dinilai paling menonjol dalam menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. Ketika karyawan merasa dihargai, mendapat arahan jelas, dan memiliki peluang berkembang, mereka menunjukkan performa kerja yang lebih tinggi.
Namun demikian, Yanuar juga mencatat adanya celah perbaikan yang perlu diperhatikan perusahaan. Beberapa responden menilai kompensasi yang diberikan belum sepenuhnya seimbang dengan beban kerja. Ada pula masukan mengenai keterbatasan sarana kerja yang dianggap menghambat produktivitas. Menurut Yanuar, temuan ini menjadi alarm bagi manajemen agar tidak hanya berfokus pada hasil, tetapi juga memperhatikan aspek pendukung yang memengaruhi kepuasan kerja secara menyeluruh.
“Penelitian ini membuktikan bahwa kepuasan kerja adalah investasi jangka panjang. Jika perusahaan mampu menjaga kepuasan karyawan, maka akan muncul loyalitas dan kinerja optimal yang pada akhirnya mendukung pertumbuhan bisnis,” jelas Yanuar. Ia menambahkan, perusahaan yang abai terhadap kepuasan kerja berisiko menghadapi masalah seperti tingginya tingkat absensi, menurunnya produktivitas, hingga potensi turnover karyawan.
Dari sisi metodologi, penelitian ini juga menegaskan pentingnya penggunaan pendekatan kuantitatif dalam menilai faktor psikologis di dunia kerja. Dengan instrumen yang terukur, hasilnya mampu memberikan gambaran objektif tentang kondisi nyata di lapangan. Yanuar berharap, penelitian ini dapat menjadi referensi tidak hanya bagi CV XYZ, tetapi juga bagi perusahaan sejenis yang sedang berupaya meningkatkan daya saing melalui pengelolaan sumber daya manusia.
Sebagai penutup, Yanuar Arya Hidayat menekankan bahwa sumber daya manusia adalah aset utama perusahaan. Keberhasilan perusahaan bukan hanya ditentukan oleh strategi pemasaran atau teknologi produksi, melainkan juga oleh bagaimana manajemen memastikan karyawan merasa puas, nyaman, dan dihargai dalam bekerja. “Kepuasan kerja adalah fondasi dari kinerja yang unggul,” pungkasnya.(ed.fatikakh)
Sumber : repositori UNIMMA