Magelang 26 Agustus 2025 – Fenomena turnover intention atau keinginan karyawan untuk meninggalkan pekerjaannya kembali menjadi sorotan. Hal ini yang mendorong Ardian Dwi Chandra, mahasiswa Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Magelang, melakukan penelitian mendalam mengenai faktor-faktor yang memengaruhi fenomena tersebut.
Penelitian Ardian bertajuk “Pengaruh Job Stress, Job Satisfaction dan Kompensasi terhadap Turnover Intention (Studi Empiris pada Karyawan Laboratorium Cito Cabang Yogyakarta)”. Melalui penelitian ini, ia berupaya menjawab persoalan klasik di dunia kerja: mengapa karyawan ingin meninggalkan perusahaan, dan faktor apa yang paling dominan mendorong mereka mengambil keputusan tersebut.
Tujuan Penelitian
Dalam penjelasannya, Ardian menegaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tiga variabel utama—job stress (stres kerja), job satisfaction (kepuasan kerja), dan kompensasi—terhadap turnover intention. Tiga faktor tersebut dipilih karena dianggap paling sering muncul dalam dinamika hubungan industrial.
Laboratorium Cito Cabang Yogyakarta, tempat penelitian ini dilakukan, dipilih karena fenomena turnover yang cukup tinggi dalam tiga tahun terakhir. Karyawan keluar-masuk perusahaan tidak hanya mengganggu operasional, tetapi juga menimbulkan beban tambahan dari sisi biaya rekrutmen dan pelatihan. Dari 85 karyawan yang dimiliki, setidaknya setiap tahun terjadi perputaran tenaga kerja yang signifikan.
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui penyebaran kuesioner kepada 60 karyawan Laboratorium Cito Cabang Yogyakarta yang memenuhi kriteria minimal masa kerja satu tahun. Data dianalisis menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 25.
Variabel yang diukur antara lain:
-
Job stress: beban kerja, sikap pimpinan, waktu kerja, dan konflik.
-
Job satisfaction: kesesuaian pekerjaan, upah dan promosi, kondisi lingkungan kerja, serta manfaat tambahan bagi karyawan.
-
Kompensasi: gaji, insentif, tunjangan, dan fasilitas.
-
Turnover intention: pikiran untuk berhenti, niat meninggalkan pekerjaan, serta keinginan mencari pekerjaan baru.
Hasil Penelitian
Dari analisis yang dilakukan, Ardian menemukan hasil yang cukup menarik. Secara simultan, ketiga faktor—stres kerja, kepuasan kerja, dan kompensasi—terbukti berpengaruh terhadap turnover intention. Namun, secara parsial hasilnya bervariasi:
-
Stres kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap turnover intention. Semakin tinggi stres yang dirasakan karyawan, semakin besar pula niat mereka untuk meninggalkan perusahaan. Tekanan target, beban berlebih, hingga konflik internal menjadi pemicu dominan.
-
Kompensasi berpengaruh negatif terhadap turnover intention. Artinya, semakin baik imbalan finansial maupun non-finansial yang diterima, semakin kecil keinginan karyawan untuk keluar.
-
Kepuasan kerja, secara mengejutkan, tidak terbukti berpengaruh signifikan. Meskipun banyak teori menyebut kepuasan kerja erat kaitannya dengan loyalitas, penelitian ini menunjukkan bahwa dalam konteks Laboratorium Cito Yogyakarta, faktor ekonomi dan beban kerja lebih menentukan dibanding sekadar rasa puas terhadap pekerjaan.
Implikasi dan Saran
Ardian menekankan bahwa perusahaan perlu memberi perhatian khusus pada manajemen stres kerja. Lingkungan kerja yang sehat, pembagian tugas yang proporsional, serta komunikasi terbuka antara pimpinan dan bawahan menjadi kunci untuk menekan tingkat turnover intention.
Selain itu, kompensasi yang layak dan kompetitif juga harus menjadi prioritas. Bukan hanya gaji pokok, tetapi juga tunjangan, insentif, dan fasilitas penunjang kerja. Dengan begitu, perusahaan dapat menumbuhkan rasa aman sekaligus meningkatkan loyalitas karyawan.
Bagi dunia akademis, penelitian ini memberikan bukti empiris baru bahwa kepuasan kerja tidak selalu menjadi faktor utama dalam menahan karyawan. Ardian menyarankan penelitian lanjutan yang mengkaji variabel lain seperti motivasi, budaya organisasi, hingga gaya kepemimpinan, untuk memberikan gambaran lebih komprehensif.
Penutup
Penelitian yang diselesaikan pada Agustus 2023 ini menjadi kontribusi penting bagi ilmu manajemen sumber daya manusia sekaligus memberikan masukan praktis bagi perusahaan. Temuan Ardian Dwi Chandra menegaskan bahwa persoalan turnover intention tidak bisa dipandang sebelah mata. Jika tidak ditangani dengan serius, perusahaan tidak hanya kehilangan tenaga kerja, tetapi juga akan terbebani oleh biaya rekrutmen dan pelatihan yang terus berulang.
Dengan kata lain, menjaga karyawan tetap betah bekerja bukan hanya soal memberikan kepuasan, tetapi bagaimana perusahaan mampu mengelola stres kerja sekaligus menyediakan kompensasi yang adil. Inilah tantangan besar manajemen modern dalam mempertahankan tenaga kerja terbaiknya. ( ed : noviyanti)
sumber : repository UNIMMA