Magelang, 27 Agustus 2025 – Luka pada kulit, meski kerap dianggap sepele, bisa menimbulkan masalah serius jika tidak ditangani dengan tepat. Menyadari hal itu, Arifani Githa Safira, mahasiswi Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang, mengangkat penelitian mengenai pengembangan formula gel luka berbahan dasar ekstrak daun binahong. Penelitiannya difokuskan pada upaya memadukan bahan herbal dengan teknologi farmasi modern, menghasilkan sediaan gel yang stabil, nyaman digunakan, dan efektif untuk perawatan luka.
Latar Belakang Penelitian
Binahong (Anredera cordifolia) telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional. Daun tanaman ini dipercaya memiliki sifat antiinflamasi, antibakteri, dan mempercepat proses penyembuhan luka. Namun, penggunaan tradisional dengan cara ditempel atau direbus sering kali kurang praktis dan belum tentu memenuhi standar mutu farmasi.
Arifani melihat peluang di sini. Menurutnya, sediaan gel topikal menjadi bentuk yang ideal untuk luka, karena lebih mudah diaplikasikan, memberikan efek dingin, dan dapat menjaga kelembapan kulit. Tantangannya adalah bagaimana menghasilkan gel dengan karakteristik fisik yang sesuai standar, karena penggunaan satu jenis polimer sering kali membuat sediaan tidak stabil.
Tujuan Penelitian
Dalam skripsinya berjudul “Pengembangan Formula Gel Untuk Luka Menggunakan Kombinasi Polimer Alam Galaktomanan dan PVP dengan Ekstrak Daun Binahong”, Arifani menetapkan tujuan utama:
-
Menguji karakterisasi fisik gel luka berbahan ekstrak binahong.
-
Mengetahui pengaruh kombinasi polimer galaktomanan dan PVP dalam membentuk sediaan gel yang stabil.
Dengan tujuan ini, ia ingin membuktikan bahwa perpaduan polimer alam dan sintetis mampu menghasilkan gel herbal modern yang memenuhi standar medis.
Metodologi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmasi Universitas Muhammadiyah Magelang pada Januari 2023. Gel diformulasikan dengan kombinasi polimer galaktomanan (sebagai polimer alami) dan polyvinylpyrrolidone/PVP (sebagai polimer sintetis).
Proses pembuatan dilakukan dengan metode homogenisasi menggunakan hotplate magnetic stirrer pada suhu 40°C dengan kecepatan 300 rpm. Untuk membentuk ikatan silang yang lebih stabil, formula kemudian diuji dengan metode freeze-thaw hingga empat siklus.
Sediaan gel yang dihasilkan diuji melalui lima parameter penting:
-
Organoleptis (warna, bau, tekstur, bentuk).
-
pH untuk memastikan kesesuaian dengan kulit (rentang 4,5–6,5).
-
Daya sebar, menunjukkan kemudahan gel merata pada permukaan kulit.
-
Daya lekat, mengukur kemampuan gel menempel pada luka.
-
Viskositas, menentukan kekentalan sediaan.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua formula gel yang dibuat memenuhi kriteria standar farmasi.
-
Nilai pH berkisar 5,95 – 6,32, sesuai dengan rentang normal kulit manusia.
-
Daya sebar tercatat antara 6 – 6,5 cm, artinya gel cukup mudah diratakan di kulit.
-
Daya lekat menunjukkan hasil 4,05 – 4,2 detik, memenuhi standar minimal daya lekat sediaan gel.
-
Viskositas berada di angka 2949 – 3176 cP, yang sesuai dengan syarat viskositas ideal gel (2000–4000 cP).
Dengan hasil tersebut, Arifani menyimpulkan bahwa kombinasi polimer galaktomanan dan PVP berhasil menghasilkan gel ekstrak binahong dengan karakteristik fisik yang stabil, homogen, dan sesuai standar sediaan topikal.
Simpulan dan Rekomendasi
Arifani menegaskan bahwa formula gel luka berbahan ekstrak daun binahong dengan kombinasi galaktomanan dan PVP memenuhi seluruh uji karakterisasi gel. Sediaan ini berpotensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai alternatif perawatan luka berbasis bahan alami.
Meski demikian, ia memberikan catatan bahwa penelitian ini masih sebatas uji karakterisasi fisik. Untuk langkah berikutnya, diperlukan uji aktivitas biologis terhadap gel, guna memastikan efektivitas penyembuhan luka pada kondisi nyata.
Penutup
Karya Arifani Githa Safira menegaskan bahwa kekayaan alam Indonesia, jika dikombinasikan dengan pendekatan farmasi modern, dapat menghadirkan solusi kesehatan yang lebih terjangkau dan aman. Penelitian ini bukan hanya kontribusi akademis, tetapi juga langkah penting menuju inovasi obat herbal modern yang berdaya saing.
Dengan gel luka dari daun binahong ini, harapan baru terbuka: pengobatan tradisional bisa hadir dalam bentuk lebih praktis, higienis, dan sesuai standar medis. (ed: Adella)
sumber: repository UNIMMA