Magelang, 27 Agustus 2025 – Penggunaan media sosial di kalangan remaja kerap menjadi perbincangan hangat. Di satu sisi, media sosial dianggap sebagai ruang ekspresi diri, sarana mencari informasi, hingga menjalin pertemanan tanpa batas. Namun di sisi lain, platform ini juga sering dikaitkan dengan beragam persoalan psikososial yang menimpa anak-anak muda. Fenomena inilah yang mendorong Nabilla Agesta La’ali, mahasiswa Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang, untuk melakukan penelitian bertajuk “Hubungan Penggunaan Media Sosial dengan Masalah Psikososial pada Remaja di SMP Negeri 2 Mertoyudan.”
Latar Belakang Penelitian
Remaja merupakan fase perkembangan yang ditandai dengan pencarian jati diri, dorongan untuk diakui, serta keinginan besar untuk membangun hubungan sosial. Kehadiran media sosial menawarkan ruang luas untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Namun, berbagai riset sebelumnya menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menimbulkan masalah serius, mulai dari gangguan tidur, penurunan prestasi akademik, hingga kecemasan dan depresi.
Nabilla menyoroti hal itu dengan menekankan bahwa remaja SMP merupakan kelompok usia rentan. Dengan keterbatasan kemampuan dalam mengendalikan diri, mereka kerap terjebak pada penggunaan media sosial secara intens, tanpa menyadari dampak jangka panjangnya.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan nyata antara intensitas penggunaan media sosial dengan munculnya masalah psikososial pada remaja, khususnya di lingkungan SMP Negeri 2 Mertoyudan. Fokus penelitian diarahkan pada dua aspek: frekuensi dan durasi penggunaan media sosial, serta kondisi psikososial yang meliputi perasaan cemas, hubungan sosial dengan teman sebaya, hingga perubahan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian terdiri dari siswa SMP Negeri 2 Mertoyudan yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang menilai intensitas penggunaan media sosial dan skala masalah psikososial.
Analisis statistik menggunakan uji Chi-Square untuk melihat hubungan antara variabel. Dengan metode ini, peneliti berharap dapat menemukan pola yang jelas antara penggunaan media sosial dan tingkat masalah psikososial.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan temuan yang cukup signifikan. Dari data yang dihimpun, mayoritas responden menggunakan media sosial setiap hari, dengan durasi rata-rata lebih dari dua jam. Platform yang paling banyak diakses adalah Instagram, WhatsApp, dan TikTok.
Ketika dianalisis, terlihat adanya hubungan kuat antara penggunaan media sosial dengan masalah psikososial pada siswa. Mereka yang menggunakan media sosial dengan intensitas tinggi cenderung mengalami kecemasan, kurang konsentrasi dalam belajar, serta kesulitan dalam menjalin komunikasi sehat dengan teman sebaya maupun keluarga.
Uji statistik memperlihatkan nilai p-value sebesar 0,000, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel. Dengan kata lain, semakin tinggi penggunaan media sosial, semakin besar pula potensi remaja mengalami masalah psikososial.
Kesimpulan dan Implikasi
Penelitian Nabilla Agesta menegaskan pentingnya perhatian orang tua, guru, dan masyarakat dalam mengawasi penggunaan media sosial di kalangan remaja. Media sosial memang tak bisa dilepaskan dari kehidupan generasi muda, namun penggunaannya perlu diarahkan agar tidak berdampak negatif.
Bagi dunia pendidikan, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk merancang program literasi digital yang lebih efektif, sehingga siswa mampu menggunakan media sosial secara bijak. Sementara itu, peran keluarga juga sangat krusial dalam membatasi sekaligus mendampingi anak ketika berinteraksi di dunia maya.
Penelitian ini menambah bukti ilmiah bahwa media sosial bukan hanya sekadar hiburan atau sarana komunikasi, melainkan faktor yang bisa memengaruhi kesehatan mental dan sosial remaja. Dengan kesadaran bersama, diharapkan penggunaan media sosial dapat membawa manfaat positif, bukan justru menjadi sumber masalah psikososial yang menghambat perkembangan generasi muda.(ed : fatikakh)
Sumber : repositori UNIMMA