Cahaya Cinta Pesantren: Dari Layar Lebar ke Ruang Kelas PAI
26 August 2025

rsi

Magelang, 26 Agustus 2025 – Film tidak hanya menyajikan hiburan, tetapi juga bisa menjadi medium pendidikan yang kuat. Inilah yang ditunjukkan oleh Nanin Nadilah Isti, peneliti dari Universitas Muhammadiyah Magelang, lewat risetnya yang berjudul “Nilai-Nilai Sosial Religius dalam Film Cahaya Cinta Pesantren dan Relevansinya dengan Pendidikan Agama Islam.”

Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan nilai-nilai sosial religius dalam film Cahaya Cinta Pesantren serta hubungannya dengan pendidikan agama Islam. Bagi Nanin, film populer yang dekat dengan remaja ini layak dijadikan bahan kajian, karena ceritanya sarat pesan moral dan kehidupan religius yang bisa menjadi pelajaran nyata bagi generasi muda.

Menggunakan metode studi pustaka (library research), Nanin mengkaji film ini melalui teknik dokumentasi. Adegan, dialog, hingga alur cerita ditelaah untuk menemukan nilai-nilai yang selaras dengan prinsip pendidikan Islam. Dari kajian tersebut, ditemukan bahwa film ini tidak hanya mengangkat kisah remaja di pesantren, tetapi juga menegaskan pentingnya nilai sosial dan religius dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil penelitian menunjukkan dua poin penting. Pertama, film Cahaya Cinta Pesantren memuat nilai sosial religius yang sangat relevan dengan pendidikan agama Islam. Nilai tersebut terbagi ke dalam beberapa aspek: hubungan dengan Tuhan (ketaatan beribadah, rasa syukur), hubungan dengan diri sendiri (disiplin, tanggung jawab), hubungan dengan sesama (persahabatan, solidaritas, tolong-menolong), hubungan dengan lingkungan (kepedulian, kebersihan), dan hubungan dengan kebangsaan (cinta tanah air, semangat persatuan).

Kedua, penelitian ini mengaitkan temuan film dengan tujuan Pendidikan Agama Islam. Dalam perspektif Islam, pendidikan diarahkan untuk membentuk pribadi manusia seutuhnya atau “insan kamil” yakni pribadi yang utuh secara rohani, hidup secara wajar, berkembang normal, dan senantiasa bertakwa kepada Allah SWT. Tujuan ini sejalan dengan arah pendidikan nasional yang menekankan pembentukan manusia Indonesia seutuhnya, baik secara intelektual, moral, spiritual, maupun sosial.

Dalam konteks sekolah dan madrasah, materi Pendidikan Agama Islam dibagi ke dalam lima aspek utama: Al-Qur’an dan Hadist, keimanan dan akidah Islam, akhlak, syari’ah, dan tarikh Islam. Melalui film ini, kelima aspek tersebut bisa ditampilkan secara konkret. Misalnya, nilai akhlak tergambar jelas dalam kisah persahabatan santri yang saling mendukung. Nilai syari’ah terlihat dari ketaatan mereka menjalankan ibadah. Sementara aspek tarikh dan keimanan bisa dikaitkan dengan semangat para tokoh dalam memahami ajaran agama secara lebih mendalam.

Nanin juga menekankan bahwa penggunaan media pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam tidak harus selalu berupa buku teks. Media bisa berupa cetakan, rancangan visual, audio, bahkan audiovisual seperti film. Justru film dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih menyentuh sisi emosional peserta didik. Saat mereka melihat tokoh film berjuang menghadapi konflik dan menemukan makna hidup melalui agama, pesan itu akan terasa lebih nyata dibanding sekadar teori di kelas.

Penelitian ini menjadi penting terutama bagi mahasiswa dan pelajar yang sehari-hari akrab dengan dunia visual. Dengan memanfaatkan film sebagai sarana pendidikan, nilai-nilai Islam bisa diajarkan dengan cara yang lebih segar, menyenangkan, dan sesuai dengan gaya belajar generasi masa kini.

Pada akhirnya, riset Nanin Nadilah Isti mengingatkan bahwa pendidikan agama tidak hanya bisa diperoleh di ruang kelas atau dari buku, tetapi juga bisa hadir dari layar film. Ketika film mampu menyampaikan pesan religius dan sosial dengan cara yang menyentuh, maka ia telah menjalankan peran ganda: menghibur sekaligus mendidik.

Bagi mahasiswa, penelitian ini memberi inspirasi bahwa dunia akademik bisa beririsan dengan budaya populer. Apa yang sering dianggap sekadar tontonan, ternyata bisa menjadi sumber ilmu yang kaya dan relevan untuk membentuk karakter. Dan ketika nilai-nilai sosial religius divisualkan lewat cerita yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, pendidikan agama pun terasa lebih nyata dan bermakna. (ed. Shofak)

Sumber: Repositori UNIMMA

Bebas Pustaka

Persyaratan Unggah Mandiri dan Bebas Pustaka Wisuda periode 84 bisa di lihat pada link berikut

  • VIPBET88 menjadi situs judi bola online terpercaya yang menawarkan kenyamanan bermain via mobile serta layanan resmi untuk setiap member.
  • VIPBET88 menjadi pilihan tepat situs SBOBET88 online terpercaya dengan keamanan tinggi, layanan profesional, dan bonus eksklusif setiap hari.
  • VIPBET88 adalah link terbaru dari situs judi bola online resmi dari provider sbobet88 yang merupakan agen taruhan bola terbaik tahun 2025 memiliki ratusan pilihan game judi bola yang dapat dimainkan.
  • VIPBET88 merupakan pusat judi bola online resmi Sbobet88 dengan akses link terbaru, fitur modern, dan layanan profesional sepanjang waktu.