Magelang, 26 Agustus 2025 – Ancaman bencana alam yang terus meningkat di Indonesia bukan hanya menimbulkan kerugian material, tetapi juga meninggalkan dampak mendalam pada aspek psikologis masyarakat. Hal ini menjadi perhatian serius Yasmin Firdauzi Kirmayani, peneliti dari Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang. Dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Edukasi Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial terhadap Kesiapsiagaan Psikologis Keluarga di Wilayah Rawan Bencana”, Yasmin menyoroti pentingnya kesiapsiagaan mental bagi keluarga yang tinggal di kawasan rawan longsor.
Latar Belakang Penelitian
Indonesia tercatat sebagai salah satu dari 35 negara dengan ancaman bencana alam tertinggi di dunia. Di Kabupaten Magelang saja, data Pusaka Magelang tahun 2022 menunjukkan terdapat 664 kejadian bencana, dengan tanah longsor sebagai peristiwa terbanyak. Kecamatan Salaman, khususnya Desa Ngargoretno, bahkan menempati peringkat pertama dengan jumlah kejadian longsor tertinggi. Kondisi geografis desa yang berada di lereng Pegunungan Menoreh membuat masyarakat setempat hidup dalam kewaspadaan tinggi, terutama saat musim hujan.
Bencana tidak hanya meninggalkan kerusakan fisik, tetapi juga memicu masalah psikologis serius: trauma, kecemasan, rasa takut, hingga stres berkepanjangan. Sayangnya, kesiapsiagaan psikologis sering kali terabaikan dalam program mitigasi bencana. Padahal, menurut Yasmin, “kesiapsiagaan psikologis adalah bekal penting agar masyarakat mampu berpikir jernih, bertindak tepat, dan mengurangi risiko jatuhnya korban jiwa saat bencana terjadi.”
Tujuan dan Metode Penelitian
Penelitian Yasmin bertujuan menguji pengaruh edukasi Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) terhadap kesiapsiagaan psikologis keluarga di Desa Ngargoretno. Edukasi DKJPS sendiri merupakan pendekatan yang mengintegrasikan aspek biologis, psikologis, dan sosial untuk membantu masyarakat menghadapi tekanan akibat bencana.
Dengan menggunakan metode kuasi eksperimen one group pre-post test design, Yasmin melibatkan 63 responden keluarga berusia 25–54 tahun. Instrumen penelitian berupa kuesioner Psychological Preparedness for Disaster Threat Scale (PPTDS), yang terdiri dari 26 item untuk mengukur kesiapsiagaan mental sebelum dan sesudah edukasi.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada kesiapsiagaan psikologis masyarakat setelah diberikan edukasi DKJPS. Sebelum intervensi, 97% responden (61 orang) berada pada kategori kesiapsiagaan sedang. Namun setelah mendapat edukasi, mayoritas responden, yakni 94% (59 orang), meningkat ke kategori kesiapsiagaan tinggi.
Uji statistik Wilcoxon membuktikan hasil tersebut dengan nilai Z = -7,562 dan signifikansi p = 0,000 (<0,05). Artinya, terdapat perbedaan nyata tingkat kesiapsiagaan psikologis keluarga sebelum dan sesudah edukasi.
Temuan Penting
Penelitian ini menegaskan bahwa edukasi DKJPS efektif meningkatkan kesiapan mental keluarga di daerah rawan bencana. Bukan hanya meningkatkan pengetahuan, tetapi juga memberi rasa percaya diri, mengurangi kecemasan, dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menghadapi ancaman longsor.
“Edukasi kesehatan jiwa dan psikososial membantu masyarakat mengelola rasa takut, panik, serta stres ketika bencana datang. Kesiapan mental ini pada akhirnya berkontribusi langsung terhadap keselamatan,” jelas Yasmin.
Implikasi Penelitian
Temuan ini sangat relevan untuk memperkuat strategi mitigasi bencana di Indonesia. Jika biasanya program kesiapsiagaan lebih menekankan aspek fisik, seperti jalur evakuasi dan logistik, penelitian Yasmin menunjukkan bahwa aspek psikologis tidak kalah penting.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah, lembaga kesehatan, dan relawan kebencanaan dalam merancang program edukasi bencana yang lebih komprehensif. “Keluarga yang siap secara psikologis akan lebih tangguh menghadapi bencana, serta mampu mendukung anggota keluarganya untuk tetap tenang dan mengambil keputusan yang tepat,” tambahnya.
Kesimpulan
Melalui penelitian ini, Yasmin Firdauzi Kirmayani berhasil membuktikan bahwa edukasi dukungan kesehatan jiwa dan psikososial berpengaruh signifikan terhadap kesiapsiagaan psikologis keluarga di Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Peningkatan kesiapsiagaan ini memberi harapan baru bahwa masyarakat di daerah rawan bencana bisa lebih siap, tidak hanya secara fisik, tetapi juga mental, dalam menghadapi berbagai ancaman alam di masa depan.(ed:fatikakh)
Sumber : repositori UNIMMA