Magelang, 26 Agustus 2025 – Tidak semua ibu pasca melahirkan bisa langsung menjalani masa menyusui dengan lancar. Banyak yang mengeluh ASI tidak keluar maksimal, bayi menjadi rewel, dan akhirnya muncul rasa cemas bahkan putus asa. Namun, sebuah penelitian terbaru dari Universitas Muhammadiyah Magelang membawa angin segar.
Adalah Ella Pradita Istanti, peneliti yang menguji metode sederhana namun efektif: Woolwich Massage. Lewat penelitiannya berjudul “Aplikasi Woolwich Massage untuk Mengatasi Masalah Menyusui Tidak Efektif pada Ny. L dalam Meningkatkan Produksi ASI”, Ella menemukan bahwa pijatan lembut ini mampu memperlancar ASI dan membuat ibu lebih percaya diri saat menyusui.
Penelitian ini berangkat dari kasus nyata yang dialami Ny. L, seorang ibu yang kesulitan menyusui. Produksi ASI rendah membuatnya khawatir bayinya tidak mendapat cukup gizi. Ella kemudian melakukan observasi dengan menerapkan Woolwich Massage secara rutin. Hasilnya mencengangkan: produksi ASI meningkat, ibu merasa lebih rileks, dan proses menyusui menjadi jauh lebih efektif.
Apa itu Woolwich Massage? Teknik ini berupa pijatan lembut di area payudara yang berfungsi merangsang kelenjar susu. Sederhana, tidak membutuhkan peralatan medis, dan bisa dilakukan oleh ibu sendiri maupun dengan bantuan tenaga kesehatan. Keunggulannya, selain meningkatkan produksi ASI, pijatan ini juga memberi efek menenangkan yang sangat dibutuhkan ibu pasca melahirkan.
“Menyusui adalah momen penting dalam kehidupan ibu dan anak. Dengan pijatan sederhana ini, ibu bisa lebih nyaman, bayi lebih tenang, dan ikatan emosional pun semakin kuat,” ujar Ella.
Penelitian ini juga menyoroti sisi psikologis yang kerap terlupakan. Ternyata, bukan hanya fisik yang memengaruhi kelancaran ASI, tetapi juga kondisi mental ibu. Rasa cemas dan stres terbukti bisa menghambat hormon oksitosin, padahal hormon inilah yang berperan besar dalam mengeluarkan ASI. Melalui Woolwich Massage, ibu bisa merasa lebih santai, sehingga aliran ASI berjalan lebih lancar.
Tidak kalah penting, penelitian ini menegaskan bahwa solusi kesehatan tidak selalu harus mahal. Tanpa obat-obatan, tanpa alat canggih, Woolwich Massage hadir sebagai alternatif nonfarmakologis yang praktis, murah, dan aman. Bagi tenaga kesehatan, temuan ini membuka ruang baru untuk memberikan edukasi pada ibu menyusui. Bagi masyarakat, khususnya para ibu muda, ini bisa menjadi keterampilan sederhana yang menyelamatkan hari-hari awal menyusui.
Lebih jauh, penelitian ini menegaskan kembali pentingnya ASI eksklusif. Di tengah gempuran iklan susu formula, riset seperti ini menjadi pengingat bahwa alam sebenarnya telah menyediakan gizi terbaik untuk bayi. Yang dibutuhkan hanyalah dukungan agar ASI bisa keluar dengan lancar.
Ella Pradita Istanti, melalui karyanya, tidak hanya menyumbang ilmu bagi dunia kesehatan, tetapi juga harapan baru bagi banyak ibu di luar sana. Ia menegaskan bahwa keberhasilan menyusui bukan hanya tugas seorang ibu, melainkan tanggung jawab bersama—tenaga medis, keluarga, bahkan masyarakat.
Pada akhirnya, penelitian ini membawa pesan sederhana namun kuat: dengan sentuhan lembut, lahir kekuatan besar. Dari pijatan sederhana yang disebut Woolwich Massage, seorang ibu bisa kembali percaya diri, bayi bisa tumbuh sehat, dan keluarga bisa menjalani hari-hari awal penuh cinta tanpa cemas.
Sebuah inovasi kecil dengan dampak besar—itulah yang ditawarkan penelitian Ella Pradita Istanti. Dan mungkin, di balik pijatan sederhana ini, kita sedang menyaksikan awal dari perubahan besar dalam cara kita mendukung ibu menyusui di Indonesia. (ed. Shofak)
Sumber: Repositori UNIMMA