Faisal Ahmad Kembangkan Ethanol sebagai Solusi Campuran Bahan Bakar Ramah Lingkungan
26 August 2025

adel

Magelang, 26 Agustus 2025 – Di tengah isu krisis energi dan meningkatnya polusi udara akibat penggunaan bahan bakar fosil, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang menghadirkan sebuah inovasi menarik. Faisal Ahmad, mahasiswa Program Studi Mesin Otomotif, bersama rekannya, melakukan penelitian tentang Pengembangan Ethanol sebagai Kosolvent Campuran Bahan Bakar Diesel-Methanol.

Penelitian ini lahir dari keresahan terhadap ketergantungan masyarakat pada bahan bakar minyak bumi yang semakin menipis. Selain masalah ketersediaan, bahan bakar fosil juga menimbulkan dampak serius terhadap lingkungan, mulai dari polusi udara hingga pemanasan global. Karena itu, pencarian energi alternatif menjadi agenda penting dalam mendukung kebijakan energi nasional menuju pemanfaatan energi baru dan terbarukan pada tahun 2025.

Tujuan Penelitian

Dalam penelitiannya, Faisal Ahmad ingin menjawab pertanyaan sederhana namun penting: berapa besar kebutuhan ethanol agar campuran biosolar dan methanol yang biasanya terpisah bisa menjadi homogen? Campuran homogen berarti stabil, sehingga berpotensi digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Methanol sendiri dikenal sebagai bahan bakar dengan angka oktan tinggi, namun sifatnya yang polar membuatnya sulit bercampur dengan biosolar yang bersifat non-polar. Tanpa tambahan, keduanya akan terpisah. Di sinilah ethanol diuji perannya. Ethanol diperkirakan mampu menjadi “jembatan” yang menyatukan kedua zat tersebut.

Metode Eksperimen

Penelitian dilakukan di Bengkel dan Laboratorium Universitas Muhammadiyah Magelang pada Februari hingga Agustus 2022. Prosesnya sederhana tetapi membutuhkan ketelitian. Campuran biosolar jenis B30 produksi Pertamina dicampur dengan methanol, kemudian ditambahkan ethanol secara bertahap.

Eksperimen dilakukan dalam berbagai variasi, mulai dari B10 hingga B90, yaitu angka yang menunjukkan persentase biosolar dalam campuran. Setiap campuran dikocok, didiamkan selama satu jam, lalu diamati apakah campuran tetap terpisah atau menjadi homogen.

Ethanol diteteskan 0,2 ml secara berulang. Pada titik tertentu, campuran yang awalnya terpisah berubah menjadi larutan homogen. Dari titik inilah kebutuhan ethanol dapat dihitung.

Hasil Penelitian yang Menarik

Temuan Faisal Ahmad menunjukkan pola yang konsisten. Semakin tinggi kadar biosolar dalam campuran, semakin banyak ethanol yang diperlukan. Sebaliknya, semakin tinggi kadar methanol, semakin sedikit ethanol yang dibutuhkan.

Misalnya, pada campuran B10 (10% biosolar dan 90% methanol), campuran bisa homogen dengan tambahan ethanol sebanyak 1,2 ml. Namun pada B90 (90% biosolar dan 10% methanol), dibutuhkan hingga 6,4 ml ethanol agar campuran stabil.

Fenomena ini dijelaskan melalui sifat molekul ethanol. Bagian ekor ethanol yang bergugus hidrokarbon mampu berinteraksi dengan molekul biosolar non-polar, sementara bagian kepala ethanol yang bergugus hidroksil (OH) bisa mengikat methanol yang polar. Dengan sifat ini, ethanol bertindak sebagai kosolvent yang menyatukan dua zat dengan karakter berbeda menjadi campuran stabil.

Implikasi Penelitian

Hasil penelitian ini bukan hanya menarik secara akademis, tetapi juga memberi harapan praktis bagi dunia otomotif. Dengan memanfaatkan ethanol sebagai kosolvent, campuran biosolar-methanol dapat digunakan lebih efektif sebagai bahan bakar alternatif. Hal ini berpotensi mendukung upaya pemerintah mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil sekaligus mengurangi emisi gas buang.

Namun, Faisal Ahmad menekankan bahwa penelitian ini baru sebatas uji laboratorium terkait kehomogenan campuran. Tahap selanjutnya diperlukan pengujian langsung pada mesin diesel untuk mengetahui pengaruhnya terhadap performa mesin, efisiensi bahan bakar, serta tingkat emisi.

Kesimpulan

Melalui penelitian ini, Faisal Ahmad berhasil membuktikan bahwa ethanol memegang peran penting sebagai kosolvent dalam campuran biosolar dan methanol. Dengan tambahan ethanol dalam komposisi tertentu, campuran yang awalnya terpisah dapat menjadi homogen dan berpotensi digunakan sebagai bahan bakar alternatif.

Inovasi ini merupakan langkah nyata mahasiswa dalam memberikan solusi terhadap krisis energi dan masalah lingkungan. Penelitian Faisal Ahmad menegaskan bahwa ethanol bukan hanya bahan aditif biasa, tetapi juga kunci penting dalam pengembangan energi alternatif yang lebih bersih dan berkelanjutan. (ed: Adella)

sumber: repository UNIMMA 

Bebas Pustaka

Persyaratan Unggah Mandiri dan Bebas Pustaka Wisuda periode 84 bisa di lihat pada link berikut

  • VIPBET88 menjadi situs judi bola online terpercaya yang menawarkan kenyamanan bermain via mobile serta layanan resmi untuk setiap member.
  • VIPBET88 menjadi pilihan tepat situs SBOBET88 online terpercaya dengan keamanan tinggi, layanan profesional, dan bonus eksklusif setiap hari.
  • VIPBET88 adalah link terbaru dari situs judi bola online resmi dari provider sbobet88 yang merupakan agen taruhan bola terbaik tahun 2025 memiliki ratusan pilihan game judi bola yang dapat dimainkan.
  • VIPBET88 merupakan pusat judi bola online resmi Sbobet88 dengan akses link terbaru, fitur modern, dan layanan profesional sepanjang waktu.