Magelang 25 Agustus 2025 – Dunia kesehatan kembali mendapat perhatian lewat sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mukhammad Khabib Dimyati, mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Magelang. Dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Ruang dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Temanggung”, Khabib menyoroti pentingnya peran kepemimpinan di ruang perawatan sebagai faktor penentu kualitas kerja perawat.

Latar Belakang

Perawat adalah garda terdepan dalam pelayanan rumah sakit. Mereka berinteraksi paling lama dengan pasien dan keluarga sehingga mutu pelayanan sangat ditentukan oleh kualitas kerja perawat. Namun, berbagai penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kinerja perawat di Indonesia masih menghadapi sejumlah kendala, mulai dari kurangnya pelatihan, beban kerja yang tinggi, hingga minimnya dukungan manajerial.

Menurut Khabib, salah satu faktor penting yang dapat memengaruhi kinerja perawat adalah gaya kepemimpinan kepala ruang. Gaya kepemimpinan transformasional—yang menekankan pada kemampuan memotivasi, memberi teladan, serta memperhatikan kebutuhan individu bawahan—dipandang mampu membangkitkan semangat kerja tim dan mendorong perawat untuk bekerja melebihi ekspektasi.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan nyata antara gaya kepemimpinan transformasional kepala ruang dengan kinerja perawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Temanggung. Selain itu, penelitian juga berupaya menggambarkan karakteristik perawat dari sisi usia, jenis kelamin, pendidikan, hingga masa kerja, serta hubungannya dengan persepsi terhadap kepemimpinan kepala ruang.

Metodologi

Khabib menggunakan metode penelitian analitik deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sebanyak 66 perawat pelaksana dipilih sebagai responden melalui teknik simple random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang menilai dua variabel: gaya kepemimpinan transformasional dan kinerja perawat.

Analisis data dilakukan dengan uji univariat dan bivariat. Uji statistik menunjukkan signifikansi hubungan dengan nilai p = 0,000, yang berarti jauh di bawah batas 0,05. Korelasi yang diperoleh sebesar 0,442, menandakan adanya hubungan positif dengan kekuatan sedang.

Hasil Penelitian

Dari segi demografi, mayoritas responden adalah perempuan (71,2%), berusia antara 31–40 tahun (39,4%), dengan tingkat pendidikan Diploma III (97%), serta memiliki masa kerja antara 6–15 tahun (31,8%).

Menariknya, sebagian besar perawat menilai gaya kepemimpinan kepala ruang di RS PKU Muhammadiyah Temanggung sudah tergolong baik. Kepala ruang dinilai mampu memberikan perhatian individu, mendorong inovasi, serta memberi inspirasi bagi tim. Dampaknya tercermin pada kinerja perawat yang juga cenderung baik, mulai dari pengkajian pasien, penegakan diagnosis keperawatan, hingga evaluasi tindakan.

Pembahasan

Temuan ini memperkuat berbagai penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional sangat berpengaruh terhadap mutu layanan kesehatan. Kepala ruang yang mampu menjadi figur teladan, komunikatif, serta mendorong kreativitas akan menumbuhkan loyalitas perawat dan meningkatkan kualitas kerja.

Khabib menekankan bahwa kepemimpinan transformasional bukan hanya soal instruksi, tetapi tentang membangun hubungan emosional yang sehat antara pemimpin dan bawahan. Dengan adanya kepercayaan dan penghargaan, perawat terdorong untuk memberikan pelayanan terbaik, bahkan di luar standar minimal yang ditetapkan.

Kesimpulan dan Implikasi

Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional kepala ruang dengan kinerja perawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Temanggung. Semakin baik gaya kepemimpinan yang diterapkan, semakin tinggi pula kinerja perawat yang dihasilkan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak manajemen rumah sakit dalam mengembangkan program pelatihan kepemimpinan, khususnya bagi para kepala ruang. Dengan memperkuat gaya kepemimpinan transformasional, mutu layanan keperawatan dapat meningkat, yang pada akhirnya berdampak pada kepuasan dan keselamatan pasien.

“Perawat adalah ujung tombak pelayanan rumah sakit. Dengan pemimpin yang mampu menginspirasi, menghargai, dan memberi ruang inovasi, kinerja mereka akan lebih optimal dan berdampak nyata pada kualitas pelayanan,” ujar Khabib dalam kesimpulan penelitiannya. (ed : noviyanti)

sumber : repository UNIMMA