Magelang, 26 Agustus 2025 – Intervensi sederhana ternyata dapat memberikan dampak besar dalam penanganan pasien cedera kepala ringan. Hal ini dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh Iqbal Fahmi Rizzal, mahasiswa Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Magelang. Dalam skripsinya berjudul “Pengaruh Posisi Head-Up 30° terhadap Saturasi Oksigen Pasien Cedera Kepala Ringan di IGD RSUD Sleman”, Iqbal menemukan bahwa mengangkat kepala pasien dengan sudut 30 derajat mampu meningkatkan kadar oksigen dalam darah hingga mencapai batas normal pada seluruh responden penelitian.

Tujuan Penelitian

Penelitian yang digelar pada Februari hingga Agustus 2023 ini bertujuan untuk mengetahui secara ilmiah pengaruh posisi head-up 30° terhadap saturasi oksigen (SpO₂) pasien cedera kepala ringan di instalasi gawat darurat. Latar belakangnya sederhana namun krusial: cedera kepala ringan kerap disertai hipoksemia (rendahnya kadar oksigen dalam darah) yang berisiko memperparah kondisi otak. Oleh karena itu, diperlukan intervensi cepat, aman, dan mudah diterapkan oleh tenaga medis di lapangan.

Metode Penelitian

Iqbal menggunakan desain penelitian quasi-eksperimen one group pretest–posttest without control, dengan melibatkan 15 pasien cedera kepala ringan berstatus GCS 14–15. Sampel dipilih menggunakan teknik accidental sampling, yaitu pasien yang datang ke IGD sesuai kriteria. Saturasi oksigen diukur dengan pulse oximeter sebelum dan sesudah pasien diposisikan head-up 30° selama 10 menit. Data kemudian dianalisis menggunakan uji Wilcoxon.

Hasil Penelitian yang Menarik

Hasil penelitian menunjukkan temuan yang konsisten dan signifikan. Sebelum intervensi, sebanyak 80 persen pasien berada dalam kondisi hipoksemia ringan dengan saturasi oksigen 91–95 persen, sementara 20 persen lainnya berada pada kondisi normal. Namun, setelah intervensi head-up 30°, seluruh pasien—100 persen responden—berada pada kategori saturasi normal (≥96 persen).

Secara statistik, uji Wilcoxon menghasilkan nilai p 0,000, yang berarti intervensi head-up 30° terbukti berpengaruh nyata terhadap peningkatan saturasi oksigen. Dengan kata lain, tindakan sederhana ini dapat mengubah profil oksigenasi pasien secara cepat dan terukur.

Profil Responden

Dalam penelitiannya, Iqbal juga mencatat karakteristik responden. Mayoritas pasien adalah laki-laki (66,7 persen) dengan kelompok usia terbanyak 17–25 tahun (40 persen), serta latar pendidikan dominan SMA (53,3 persen). Temuan ini sejalan dengan data epidemiologi bahwa cedera kepala ringan paling sering terjadi pada usia produktif yang memiliki mobilitas tinggi.

Implikasi Klinis

Menurut Iqbal, temuan ini memiliki implikasi penting dalam praktik keperawatan darurat. Posisi head-up 30° membantu memperlancar aliran balik vena, mengurangi risiko peningkatan tekanan intrakranial, dan memperbaiki perfusi otak. Efeknya terlihat langsung dalam peningkatan saturasi oksigen, yang merupakan parameter vital dalam menilai kondisi pasien di IGD.

“Intervensi ini sederhana, murah, dan aman untuk dilakukan oleh perawat. Dampaknya signifikan terhadap stabilisasi awal pasien cedera kepala ringan,” tulis Iqbal dalam simpulannya. Ia juga menekankan bahwa tindakan ini dapat dijadikan standar prosedur operasional (SPO) dalam tata laksana awal di ruang gawat darurat.

Rekomendasi Peneliti

Meski hasil penelitian menunjukkan efek yang kuat, Iqbal menyarankan adanya penelitian lanjutan dengan jumlah sampel lebih besar dan rancangan terkontrol untuk memperkuat validitas eksternal temuan ini. Namun, bagi praktik klinis sehari-hari, hasil riset ini cukup menjadi dasar bagi tenaga medis untuk memasukkan intervensi head-up 30° sebagai bagian dari penanganan awal pasien cedera kepala ringan.

Kesimpulan

Penelitian Iqbal Fahmi Rizzal membuktikan bahwa tujuan praktis—meningkatkan saturasi oksigen pada pasien cedera kepala ringan—dapat dicapai melalui intervensi sederhana berupa posisi head-up 30°. Dalam konteks gawat darurat, di mana setiap detik sangat berarti, temuan ini menjadi bukti bahwa solusi efektif tidak selalu rumit atau mahal.

Dengan hasil yang menunjukkan 100 persen perbaikan saturasi oksigen ke kategori normal, penelitian ini layak menjadi rujukan bagi rumah sakit maupun institusi pendidikan kesehatan untuk memperkaya praktik berbasis bukti (evidence-based practice). (ed: Adella)

sumber: repository UNIMMA