Magelang 26 Agustus 2025 – Pandemi Covid-19 yang melanda sejak awal 2020 memaksa dunia pendidikan beradaptasi dengan metode pembelajaran jarak jauh. Situasi ini melahirkan berbagai dinamika, salah satunya yang terekam dalam penelitian yang dilakukan oleh Regita Cahyani, mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Magelang. Penelitian berjudul “Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi Covid-19 di MI Muhammadiyah Surodadi 2” ini berhasil menggambarkan secara mendalam bagaimana guru dan siswa menghadapi tantangan besar dalam proses belajar daring di tingkat sekolah dasar.
Tujuan Penelitian
Dalam karya ilmiahnya, Regita menegaskan bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran daring di kelas IV MI Muhammadiyah Surodadi 2, serta mengidentifikasi upaya guru dalam mengatasi kendala yang muncul selama masa pandemi. Fokus penelitian diarahkan pada tiga aspek utama, yakni perencanaan, proses, dan evaluasi pembelajaran daring.
Metodologi
Regita menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan wali kelas IV, observasi kegiatan pembelajaran di grup WhatsApp, serta dokumentasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media ajar, dan catatan siswa. Sebanyak 19 siswa kelas IV dan satu guru menjadi responden utama penelitian ini.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran daring di MI Muhammadiyah Surodadi 2 dilaksanakan dengan memanfaatkan aplikasi WhatsApp Group. Guru menyiapkan RPP satu lembar, menggunakan video pembelajaran dari YouTube, serta mengandalkan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan paket tematik sebagai bahan ajar.
Dalam praktiknya, proses pembelajaran berlangsung melalui tiga tahapan. Pada tahap pendahuluan, guru membuka pembelajaran dengan salam, doa, dan absensi via WhatsApp. Tahap inti dilakukan dengan mengirimkan materi, tautan video, serta tugas tertulis maupun praktik. Sementara pada tahap penutup, siswa mengirimkan hasil tugas dan guru memberikan umpan balik.
Meski sudah dirancang dengan baik, pelaksanaan di lapangan tetap menghadapi sejumlah kendala. Regita mencatat 57,89% siswa terkendala jaringan internet yang tidak stabil dan 36,84% siswa mengalami keterbatasan kuota data. Selain itu, tidak semua siswa memiliki gawai pribadi. Sebagian besar masih bergantung pada ponsel milik orang tua sehingga waktu belajar harus berbagi dengan kebutuhan keluarga.
Upaya Guru Mengatasi Kendala
Menariknya, penelitian ini juga mengungkap berbagai strategi kreatif guru dalam mengatasi hambatan tersebut. Beberapa langkah yang dilakukan antara lain:
-
Menyesuaikan materi dan penugasan dengan kondisi siswa serta fasilitas yang tersedia.
-
Menggunakan video pembelajaran untuk memperjelas materi, sehingga siswa lebih mudah memahami pelajaran.
-
Memanfaatkan lokasi dekat pusat WiFi agar akses internet lebih stabil saat mengirim materi.
-
Membangun komunikasi dengan orang tua, menekankan pentingnya pendampingan anak selama belajar dari rumah.
-
Memberikan motivasi dan pengertian kepada siswa agar tetap semangat meskipun pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka.
Temuan yang Menarik
Regita menemukan bahwa meskipun penggunaan WhatsApp relatif sederhana, aplikasi ini terbukti menjadi pilihan paling efektif karena mudah diakses dan tidak terlalu boros kuota. Namun, sebagian siswa kerap menggunakan gawai untuk bermain gim dibanding membuka video pembelajaran. Hal ini menandakan bahwa peran orang tua sangat krusial dalam mengawasi kegiatan belajar anak.
Selain itu, penelitian ini menyoroti bagaimana pandemi mendorong guru menjadi lebih adaptif terhadap teknologi. Guru yang semula terbiasa mengajar secara konvensional kini dituntut kreatif dalam membuat video, memanfaatkan media daring, serta melakukan evaluasi pembelajaran melalui berbagai cara seperti tugas tertulis, hafalan surah, hingga penilaian sikap melalui kehadiran dan kedisiplinan siswa.
Kesimpulan
Dalam simpulannya, Regita Cahyani menegaskan bahwa pembelajaran daring di MI Muhammadiyah Surodadi 2 berjalan cukup baik dari sisi perencanaan dan evaluasi, meski pelaksanaannya masih terkendala fasilitas jaringan dan keterbatasan sarana siswa. Upaya guru yang adaptif dan kerja sama dengan orang tua menjadi kunci keberlangsungan proses belajar.
Penelitian ini sekaligus memberi pesan bahwa pandemi tidak hanya menghadirkan keterbatasan, tetapi juga menjadi momentum lahirnya inovasi pembelajaran. Di balik tantangan, terdapat peluang besar bagi dunia pendidikan untuk terus bertransformasi, terutama dalam memadukan teknologi dengan metode pembelajaran di sekolah dasar. (ed : noviyanti)
sumber : repository UNIMMA