Magelang 27 Agustus 2025 – Investasi kini bukan lagi monopoli kalangan berduit besar. Perkembangan teknologi dan hadirnya beragam instrumen membuat masyarakat dari berbagai lapisan semakin mudah mengakses dunia investasi. Namun, kemudahan ini justru menimbulkan pertanyaan: sejauh mana masyarakat, khususnya di daerah, mampu mengambil keputusan investasi yang tepat?
Pertanyaan itulah yang coba dijawab oleh Syarifatul Nur Ariza, mahasiswi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Magelang, melalui skripsinya berjudul “Pengaruh Literasi Keuangan, Locus of Control, dan Efikasi Keuangan terhadap Keputusan Investasi (Studi Empiris pada Masyarakat Kabupaten Magelang).”
Dalam penelitiannya, Syarifatul mengkaji tiga faktor penting yang diyakini memengaruhi perilaku investasi masyarakat, yaitu literasi keuangan, locus of control (pengendalian diri), serta efikasi keuangan atau keyakinan pada kemampuan diri dalam mengelola keuangan. Objek penelitian difokuskan pada masyarakat Kabupaten Magelang, dengan melibatkan 140 responden yang sudah pernah atau sedang melakukan investasi.
Metode yang digunakan adalah purposive sampling, dengan kriteria responden berusia minimal 18 tahun, berdomisili di Kabupaten Magelang, serta memiliki pengalaman berinvestasi. Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner via Google Form, kemudian diolah menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 25.
Hasil penelitian menunjukkan temuan menarik. Pertama, literasi keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan investasi. Artinya, semakin tinggi pemahaman seseorang tentang konsep keuangan, produk investasi, maupun pengelolaan risiko, semakin baik pula kualitas keputusan investasi yang mereka ambil.
Kedua, faktor psikologis berupa locus of control juga berperan penting. Mereka yang memiliki locus of control internal—percaya bahwa hasil hidup ditentukan oleh usaha dan keputusan pribadi—lebih rasional dan berani dalam berinvestasi. Sebaliknya, mereka yang cenderung bergantung pada faktor eksternal, seperti keberuntungan atau takdir, kurang hati-hati dalam memilih instrumen investasi.
Ketiga, efikasi keuangan terbukti berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi. Individu yang percaya diri dengan kemampuan mengelola keuangan lebih yakin dalam menempatkan dana mereka. Keyakinan ini membuat mereka tidak sekadar ikut-ikutan tren, melainkan benar-benar menganalisis sebelum memutuskan.
Secara simultan, ketiga variabel tersebut—literasi keuangan, locus of control, dan efikasi keuangan—sama-sama memberikan pengaruh nyata terhadap keputusan investasi masyarakat Magelang. Penelitian ini menegaskan bahwa keberhasilan berinvestasi bukan hanya ditentukan oleh informasi keuangan, tetapi juga sikap mental dan rasa percaya diri seseorang.
Dalam bagian kesimpulannya, Syarifatul menekankan bahwa rendahnya tingkat literasi keuangan di Kabupaten Magelang menjadi tantangan tersendiri. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa tingkat literasi masyarakat pedesaan lebih rendah dibanding perkotaan. Kondisi ini berpotensi membuat masyarakat salah langkah dalam berinvestasi.
Penelitian ini memberi kontribusi penting, baik secara teoritis maupun praktis. Secara akademis, hasilnya memperkuat teori perilaku terencana (Theory of Planned Behaviour) yang menyatakan bahwa tindakan seseorang sangat dipengaruhi oleh informasi dan keyakinan yang mereka miliki. Sementara secara praktis, riset ini menjadi masukan berharga bagi pemerintah daerah, lembaga keuangan, maupun masyarakat luas untuk lebih gencar meningkatkan edukasi finansial.
“Dengan meningkatkan literasi keuangan, menumbuhkan keyakinan diri, serta mengajarkan pentingnya pengendalian diri, diharapkan masyarakat dapat mengambil keputusan investasi yang lebih bijak,” demikian salah satu poin yang ditekankan peneliti dalam laporannya.
Tak hanya itu, penelitian ini juga menegaskan perlunya sinergi antara akademisi, praktisi keuangan, dan pemerintah. Program edukasi investasi harus menyentuh akar permasalahan: rendahnya literasi, minimnya kepercayaan diri dalam mengelola keuangan, dan kecenderungan masyarakat menyerahkan keputusan pada faktor eksternal.
Studi Syarifatul Nur Ariza akhirnya tidak hanya menambah khazanah penelitian di bidang manajemen dan keuangan, tetapi juga menghadirkan gambaran nyata tentang dinamika masyarakat daerah dalam menghadapi dunia investasi modern. Dengan kata lain, hasil riset ini menjadi cermin bahwa investasi yang sehat harus bertumpu pada pengetahuan, keyakinan, dan tanggung jawab individu—bukan sekadar mengikuti arus. (ed : noviyanti)
sumber : repository UNIMMA
