Magelang, 26 Agustus 2025 – Penelitian terbaru dari Prayogo Agus Kuncoro, mahasiswa Fakultas Psikologi dan Humaniora Universitas Muhammadiyah Magelang, mengungkap keterkaitan erat antara makna hidup dan kesejahteraan psikologis pada komunitas Jamaah Maiyah. Kajian ini hadir di tengah meningkatnya perhatian terhadap isu kesehatan mental, baik di Indonesia maupun di dunia.
Latar Belakang
Menurut laporan World Health Organization (WHO), sekitar 20–30% penduduk dunia pernah mengalami gangguan kesejahteraan psikologis sepanjang hidup mereka. Di Indonesia sendiri, riset Kementerian Kesehatan tahun 2018 mencatat 15,8% masyarakat menghadapi masalah serupa. Stigma dan keterbatasan fasilitas membuat banyak orang enggan mencari bantuan profesional.
Di sisi lain, komunitas Maiyah, yang dipelopori oleh budayawan Emha Ainun Nadjib (Mbah Nun), menjadi ruang alternatif bagi masyarakat untuk mencari ketenangan, pemahaman, dan makna hidup. Banyak jamaah mengaku menemukan kembali semangat, rasa percaya diri, serta kebahagiaan setelah bergabung. Fakta inilah yang mendorong Prayogo meneliti lebih jauh bagaimana makna hidup berperan dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis para jamaah.
Tujuan dan Metode
Penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan utama: Apakah ada hubungan antara makna hidup dan kesejahteraan psikologis pada Jamaah Maiyah?
Untuk menjawabnya, Prayogo menggunakan metode kuantitatif dengan desain korelasional. Instrumen berupa skala makna hidup dan skala kesejahteraan psikologis disebarkan melalui Google Form kepada jamaah Maiyah yang telah aktif mengikuti kegiatan selama lebih dari satu tahun. Total responden mencapai lebih dari seratus orang, dengan latar belakang usia 20–30 tahun sebagai mayoritas.
Analisis data dilakukan menggunakan perangkat lunak SPSS dengan uji korelasi Pearson. Validitas dan reliabilitas instrumen diuji terlebih dahulu untuk memastikan keakuratan hasil.
Hasil Penelitian
Hasil pengolahan data menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara makna hidup dan kesejahteraan psikologis jamaah Maiyah (r = 0,509, p < 0,01). Artinya, semakin tinggi makna hidup yang dimiliki seorang jamaah, semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan psikologis yang ia rasakan.
Mayoritas responden berada dalam kategori tinggi baik pada aspek makna hidup maupun kesejahteraan psikologis. Temuan ini memperkuat dugaan awal bahwa kegiatan Maiyah tidak hanya memberikan pencerahan intelektual dan spiritual, tetapi juga berdampak nyata pada kesehatan mental jamaahnya.
Temuan Menarik
Penelitian ini juga mengungkap sejumlah cerita inspiratif dari jamaah. Banyak di antara mereka yang awalnya bergabung karena sedang dilanda krisis, mulai dari masalah keuangan, konflik pribadi, hingga kehilangan arah hidup. Namun setelah mengikuti kajian Maiyah secara rutin, mereka merasakan perubahan signifikan: lebih tenang, optimis, percaya diri, serta mampu menemukan tujuan hidup yang lebih jelas.
Menurut Prayogo, keunikan Maiyah terletak pada suasana egaliter dan dialogis. Semua jamaah memiliki kesempatan yang sama untuk bertanya, berpendapat, dan berbagi pengalaman. Tidak ada paksaan untuk menyetujui atau menolak suatu pandangan, sehingga setiap individu merasa dihargai. Rasa kebersamaan inilah yang memunculkan perasaan bermakna dan berdampak pada kesejahteraan psikologis.
Kesimpulan
Prayogo Agus Kuncoro menegaskan, penelitian ini membuktikan bahwa makna hidup berhubungan erat dengan kesejahteraan psikologis. Komunitas Maiyah dapat menjadi contoh ruang sosial-spiritual yang efektif dalam membantu individu menemukan kembali arti hidup sekaligus menjaga kesehatan mental mereka.
Ia juga menyarankan agar penelitian selanjutnya memperluas sampel ke berbagai wilayah Maiyah di Indonesia dan menggunakan pendekatan kualitatif untuk menggali pengalaman jamaah lebih dalam. Selain itu, faktor lain seperti dukungan sosial, religiusitas, dan strategi koping juga layak diteliti lebih lanjut.(ed:fatikakh)
Sumber : repositori UNIMMA