Magelang, 27 Agustus 2025 – Akreditasi menjadi salah satu tolok ukur penting mutu pendidikan di Indonesia. Tak terkecuali bagi lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) seperti Raudhatul Athfal (RA). Di tengah tantangan yang dihadapi lembaga pendidikan dini, seorang peneliti, Sulastri, mahasiswa Program Magister Manajemen Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Magelang, melakukan kajian mendalam tentang pengaruh manajemen kepala sekolah dan komitmen guru terhadap kesiapan akreditasi di RA Masyithoh se-Kecamatan Temanggung.
Pendidikan anak usia dini merupakan fondasi penting dalam menyiapkan generasi penerus. Namun, kualitas lembaga PAUD sering kali menjadi sorotan. Data dari Yayasan Pendidikan Muslimat NU Temanggung menunjukkan bahwa dari 148 RA yang ada, baru sebagian kecil yang berhasil meraih status akreditasi. Kondisi ini menggambarkan betapa masih banyak lembaga yang belum siap menghadapi proses akreditasi, baik dari sisi administrasi maupun kesiapan sumber daya manusia.
Berangkat dari kenyataan itu, Sulastri berusaha meneliti secara spesifik faktor-faktor yang berpengaruh pada kesiapan akreditasi, khususnya manajemen kepala sekolah dan komitmen guru. Dua aspek ini dinilai krusial karena kepemimpinan yang visioner dan guru yang berdedikasi tinggi dapat menjadi motor penggerak peningkatan mutu pendidikan.
Tesis yang disusun Sulastri memiliki tiga tujuan utama. Pertama, mengetahui sejauh mana manajemen kepala sekolah berpengaruh terhadap kesiapan akreditasi RA Masyithoh. Kedua, mengukur pengaruh komitmen guru secara mandiri terhadap kesiapan akreditasi. Ketiga, menelaah bagaimana kedua faktor tersebut — manajemen kepala sekolah dan komitmen guru — secara bersamaan berkontribusi dalam menyiapkan lembaga menghadapi proses akreditasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan penyebaran kuesioner sebagai instrumen utama. Responden penelitian adalah seluruh guru RA Masyithoh se-Kecamatan Temanggung yang berjumlah 26 orang. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan uji regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS versi 20.
Temuan penelitian ini cukup mencolok. Pertama, manajemen kepala sekolah terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan akreditasi. Artinya, semakin baik kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola lembaga, semakin siap pula RA menghadapi proses akreditasi.
Kedua, komitmen guru juga memiliki pengaruh positif dan signifikan. Guru yang memiliki loyalitas tinggi, konsisten dalam melaksanakan tugas, serta berkomitmen pada mutu pendidikan terbukti meningkatkan kesiapan akreditasi lembaga.
Ketiga, secara simultan, manajemen kepala sekolah dan komitmen guru berkontribusi sebesar 78,2% terhadap kesiapan akreditasi. Angka ini diperoleh dari nilai R Square sebesar 0,782, yang menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut mendominasi faktor kesiapan lembaga menghadapi akreditasi. Sisanya, sebesar 21,8%, dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian, seperti sarana prasarana, dukungan masyarakat, maupun kebijakan pemerintah.
Penelitian ini memberi pesan penting: manajemen yang baik dan komitmen guru yang kuat adalah kunci untuk meningkatkan mutu lembaga PAUD. Kepala sekolah diharapkan tidak hanya berperan sebagai administrator, tetapi juga pemimpin visioner yang mampu memotivasi, mengarahkan, serta mengoptimalkan potensi guru dan tenaga kependidikan.
Di sisi lain, guru dituntut untuk memiliki komitmen yang konsisten dalam menjalankan tugasnya, bukan sekadar mengajar, tetapi juga mendukung penuh proses administrasi dan penjaminan mutu. Sulastri merekomendasikan agar program pelatihan kepala sekolah dan peningkatan kapasitas guru terus digalakkan, sehingga kesiapan akreditasi tidak lagi menjadi hambatan, melainkan peluang untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Melalui penelitian ini, Sulastri berhasil membuktikan bahwa akreditasi bukan semata soal kelengkapan dokumen, melainkan juga tentang kepemimpinan dan dedikasi. Dengan kontribusi lebih dari 78% terhadap kesiapan akreditasi, manajemen kepala sekolah dan komitmen guru menjadi pondasi penting yang harus diperkuat.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu mendorong kesadaran lembaga pendidikan, khususnya RA Masyithoh di Temanggung, untuk lebih serius dalam menyiapkan diri menghadapi akreditasi. Sebab, akreditasi bukan hanya label administratif, melainkan bukti nyata mutu pendidikan yang dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat sekaligus menjamin masa depan anak didik. (ed. Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA