Magelang, 27 Agustus 2025 – Ujian bukan hanya sekadar pengukur kemampuan siswa, melainkan cermin kualitas pembelajaran di sekolah. Hal inilah yang menjadi perhatian Abdul Muiz, mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Magelang, dalam penelitiannya berjudul “Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Gasal Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Kota Mungkid Tahun Ajaran 2022/2023”.
Muiz menyoroti bagaimana mutu soal ujian sering kali luput dari evaluasi yang mendalam. Padahal, soal yang baik adalah instrumen penting untuk mengukur ketercapaian tujuan belajar. Melalui penelitian ini, ia berusaha memberi gambaran seberapa valid, reliabel, dan proporsional soal-soal UAS PAI di salah satu sekolah favorit di Kabupaten Magelang tersebut.
Tujuan Penelitian
Dalam penelitiannya, Muiz menegaskan tiga tujuan utama. Pertama, menilai validitas soal atau sejauh mana soal benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Kedua, menguji reliabilitas soal, yakni konsistensi hasil jika digunakan berulang kali. Ketiga, menilai tingkat kesukaran dan daya beda butir soal, sehingga dapat diketahui apakah soal mampu membedakan siswa berkemampuan tinggi dan rendah.
Tujuan ini penting, sebab dalam praktik sehari-hari, guru sering kali hanya berfokus pada penyusunan soal tanpa sempat menganalisis kualitasnya secara statistik. Padahal, soal yang terlalu mudah, terlalu sulit, atau tidak membedakan kemampuan siswa akan berdampak pada kualitas evaluasi pembelajaran secara keseluruhan.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan analisis isi dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Muiz memanfaatkan bantuan perangkat lunak IBM SPSS Statistics versi 20, Microsoft Excel, dan ZYA CBT untuk mengolah data. Subjek analisis adalah soal UAS Gasal Pendidikan Agama Islam kelas XII di SMA Negeri 1 Kota Mungkid tahun ajaran 2022/2023 beserta hasil jawaban siswa.
Melalui metode ini, Muiz dapat menilai kualitas soal dari berbagai aspek secara lebih objektif dan terukur.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan fakta menarik mengenai mutu soal UAS Gasal PAI di sekolah tersebut:
- Validitas Soal
Sebanyak 38 butir soal atau 84% dinyatakan valid, sementara 7 butir soal (16%) tidak valid. Ini menunjukkan sebagian besar soal sudah relevan dengan tujuan pembelajaran, meski masih ada soal yang perlu direvisi. - Reliabilitas Soal
Hasil uji reliabilitas tergolong tinggi. Nilai yang diperoleh dari berbagai rumus adalah 0,740 (KR-20), 0,722 (Alpha Cronbach), dan 0,759 (Spearman Brown). Angka ini menandakan bahwa soal cukup konsisten sebagai alat ukur. - Tingkat Kesukaran
Analisis menemukan 29 soal (72%) tergolong mudah, 7 soal (18%) sedang, dan hanya 3 soal (10%) sulit. Distribusi ini menunjukkan dominasi soal yang mudah, sehingga belum sepenuhnya menantang kemampuan siswa secara merata. - Daya Beda
Dari segi daya pembeda, hasilnya masih bervariasi. Ada 5 butir soal (13%) dengan daya beda sangat baik, 9 butir (24%) baik, 24 butir (63%) cukup, dan sisanya tergolong lemah. Artinya, sebagian soal belum efektif untuk membedakan siswa yang benar-benar menguasai materi dengan yang belum.
Simpulan dan Implikasi
Secara umum, Muiz menyimpulkan bahwa soal UAS Gasal PAI di SMA Negeri 1 Kota Mungkid cukup baik, terutama dari aspek validitas dan reliabilitas. Namun, dominasi soal mudah dan rendahnya daya pembeda menjadi catatan penting. Guru perlu lebih cermat dalam menyusun soal, agar distribusi tingkat kesukaran seimbang dan daya beda lebih optimal.
Penelitian ini memberi pesan jelas: evaluasi bukan hanya menilai siswa, melainkan juga menilai kualitas instrumen itu sendiri. Dengan melakukan analisis butir soal, guru dapat memperbaiki kekurangan di masa depan dan menghasilkan soal ujian yang benar-benar mencerminkan kompetensi siswa.
Relevansi bagi Dunia Pendidikan
Hasil kajian ini diharapkan menjadi bahan evaluasi bagi sekolah dan guru PAI dalam meningkatkan mutu soal ujian. Lebih jauh, penelitian ini juga menegaskan pentingnya budaya analisis butir soal di setiap lembaga pendidikan, agar kualitas evaluasi tidak hanya sekadar formalitas, tetapi juga benar-benar mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.
Seperti ditegaskan Muiz, soal yang valid, reliabel, dan proporsional adalah kunci agar hasil ujian benar-benar menjadi cermin dari mutu pembelajaran. Dengan demikian, pendidikan tidak hanya menghasilkan nilai, tetapi juga kualitas sumber daya manusia yang lebih baik.(ed : fatikakh)
Sumber : repositori UNIMMA