Magelang, 26 Agustus 2025 – Penelitian menarik dilakukan oleh Khoirunisak, mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Magelang. Dalam skripsinya berjudul “Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Kepribadian Muhammadiyah Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Tapak Suci MI Muhammadiyah Kalibening”, ia mengupas bagaimana kegiatan bela diri Tapak Suci tidak hanya mengajarkan teknik pertarungan, tetapi juga menjadi sarana pembentukan karakter siswa sesuai dengan nilai kepribadian Muhammadiyah.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan Kepribadian Muhammadiyah yang diinternalisasikan melalui Tapak Suci di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kalibening. Selain itu, Khoirunisak juga ingin mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat proses penanaman nilai tersebut. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi sebagai instrumen pengumpulan data. Subjek penelitian melibatkan kepala madrasah, pelatih Tapak Suci, guru, serta 50 siswa yang mengikuti ekstrakurikuler.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dari sepuluh kepribadian Muhammadiyah yang ditetapkan dalam Muktamar ke-35 tahun 1962, sembilan di antaranya berhasil diinternalisasikan melalui Tapak Suci. Satu kepribadian yang belum terlaksana adalah butir ke sembilan, yakni “membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah SWT” Menurut Khoirunisak, hal ini dapat dimaklumi karena siswa di jenjang MI masih berada pada tahap perkembangan awal, sehingga belum mampu menjangkau aspek pengabdian masyarakat secara luas.
Meski demikian, Tapak Suci terbukti efektif menanamkan berbagai nilai penting. Siswa dibiasakan disiplin, taat aturan, serta berakhlak baik melalui tata tertib latihan. Gerakan hormat Tapak Suci bahkan dimaknai sebagai bentuk dakwah amar ma’ruf nahi munkar, sehingga setiap sesi latihan tidak sekadar fisik tetapi juga penanaman nilai religius. Dalam wawancara, pelatih menyebutkan bahwa siswa dilatih untuk bersikap ramah ketika berinteraksi dengan masyarakat, misalnya saat pemanasan lari keliling desa. Selain itu, kegiatan permainan kelompok juga sengaja dirancang untuk melatih kerjasama dan jiwa kolektif di antara siswa.
Namun, penelitian juga menemukan bahwa tidak semua nilai tertanam sempurna. Nilai keteguhan pendirian dan sikap adil, misalnya, masih memerlukan perhatian lebih. Guru kelas menyampaikan bahwa terdapat beberapa siswa yang membutuhkan pengawasan ekstra, baik dari segi perilaku maupun akademik. Artinya, peran guru dan lingkungan sekolah tetap sangat penting dalam mendukung internalisasi nilai.
Khoirunisak juga memetakan faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendidikan kepribadian melalui Tapak Suci. Faktor pendukung antara lain naluri dan kebiasaan siswa, dukungan sekolah, serta tersedianya sarana prasarana latihan. Sebaliknya, faktor penghambat meliputi keterbatasan dana, minimnya dukungan dari komite sekolah, kurangnya perhatian sebagian orang tua, serta pengaruh lingkungan luar sekolah.
Secara keseluruhan, Khoirunisak menyimpulkan bahwa nilai-nilai Kepribadian Muhammadiyah di MI Muhammadiyah Kalibening telah terinternalisasi dengan cukup baik melalui ekstrakurikuler Tapak Suci. Meski belum sempurna, kegiatan ini terbukti efektif sebagai wadah pembentukan karakter Islami, disiplin, serta semangat kebersamaan pada siswa. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis bagi para pelatih untuk memperkaya materi latihan dengan muatan karakter, sekaligus menjadi bahan rujukan bagi peneliti berikutnya dalam mengkaji pendidikan kepribadian Muhammadiyah.
Melalui penelitian ini, Khoirunisak menegaskan pentingnya Tapak Suci tidak hanya sebagai bela diri khas Muhammadiyah, tetapi juga sebagai instrumen dakwah dan pendidikan karakter. Dengan motto “Dengan iman dan akhlak saya menjadi kuat, tanpa iman dan akhlak saya menjadi lemah”, Tapak Suci diharapkan terus menjadi media efektif dalam membentuk generasi muda yang beriman, berakhlak, dan siap mengabdi bagi masyarakat dan bangsa.(ed:fatikakh)
Sumber : repositori UNIMMA