Magelang, 26 Agustus 2025 – Dalam dunia industri manufaktur, kecepatan dan efisiensi proses produksi sering kali menjadi penentu keberhasilan sebuah perusahaan. Hal ini pula yang menjadi latar belakang penelitian yang dilakukan oleh Lely Ibahanif, peneliti yang menyoroti bagaimana sistem produksi dapat dioptimalkan melalui metode line balancing. Studi ini secara khusus meneliti proses produksi di PT Medika Maesindo Global, sebuah perusahaan yang bergerak dalam produksi alat kesehatan sekali pakai.

Tujuan Penelitian

Lely Ibahanif berangkat dari permasalahan nyata yang dihadapi perusahaan, yakni adanya ketidak seimbangan dalam lini produksi. Ketidak seimbangan ini berakibat pada tingginya waktu menganggur (idle time) di beberapa stasiun kerja, penumpukan beban kerja di titik tertentu, serta rendahnya efisiensi secara keseluruhan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengidentifikasi titik ketidak seimbangan dalam lini produksi.
2. Mengukur tingkat efisiensi kerja di tiap stasiun.
3. Menyusun usulan perbaikan dengan metode line balancing agar aliran produksi lebih merata.

Metodologi

Penelitian dilakukan dengan metode Line Balancing menggunakan Ranked Positional Weight (RPW). Teknik ini dipilih karena mampu memberikan prioritas pada setiap elemen kerja berdasarkan bobot kumulatifnya. Data diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan, wawancara dengan operator, serta pencatatan waktu kerja di tiap stasiun produksi.

Penggunaan metode RPW memungkinkan peneliti untuk memetakan distribusi kerja secara lebih adil, menekan waktu menganggur, dan meningkatkan output tanpa menambah jumlah tenaga kerja maupun mesin.

Hasil Penelitian

Dari hasil analisis, ditemukan bahwa efisiensi lini produksi awal hanya sebesar 83,33 persen dengan balance delay mencapai 16,67 persen. Artinya, terdapat waktu yang hilang cukup signifikan akibat ketidakseimbangan kerja di beberapa stasiun.

Setelah dilakukan simulasi perbaikan menggunakan metode RPW, efisiensi meningkat menjadi 91,67 persen  dengan balance delay turun drastis menjadi hanya 8,33 persen. Angka ini menunjukkan adanya potensi peningkatan produktivitas yang cukup besar bila perusahaan mengimplementasikan rekomendasi tersebut.

Tidak hanya itu, penelitian juga mengungkapkan bahwa beban kerja di beberapa stasiun yang semula timpang—ada yang terlalu padat sementara ada yang longgar—berhasil diratakan. Dengan demikian, potensi terjadinya bottleneck atau hambatan aliran produksi dapat dikurangi secara signifikan.

Implikasi bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini memiliki arti penting bagi PT Medika Maesindo Global. Dengan penerapan metode line balancing, perusahaan tidak hanya dapat meningkatkan efisiensi, tetapi juga menekan biaya produksi. Waktu menganggur yang sebelumnya menjadi pemborosan bisa diubah menjadi produktivitas tambahan.

Selain itu, penelitian ini juga memberikan wawasan bahwa perbaikan sistem tidak selalu membutuhkan investasi besar dalam bentuk mesin baru atau tambahan pekerja. Optimalisasi melalui metode analitis semacam ini terbukti mampu memberikan dampak nyata.

Catatan Menarik

Salah satu temuan menarik dari penelitian Lely Ibahanif adalah bagaimana pendekatan sederhana seperti RPW mampu menjawab persoalan kompleks di dunia industri. Di tengah persaingan global yang menuntut perusahaan untuk selalu adaptif dan efisien, penelitian ini hadir sebagai bukti bahwa inovasi tak selalu berarti teknologi canggih, tetapi juga kecerdasan dalam mengelola proses yang sudah ada.

Penelitian ini pun menegaskan kembali pentingnya peran akademisi dalam menjembatani teori dan praktik industri. Dengan riset semacam ini, perusahaan memiliki peta jalan yang jelas untuk meningkatkan daya saing tanpa harus terbebani oleh biaya investasi yang tinggi.

Penutup

Secara keseluruhan, penelitian Lely Ibahanif di PT Medika Maesindo Global menjadi contoh konkret bagaimana analisis yang tepat dapat menghasilkan solusi efisien bagi dunia industri. Dengan peningkatan efisiensi produksi dari 83,33 persen menjadi 91,67 persen, studi ini bukan hanya bermanfaat bagi perusahaan yang diteliti, tetapi juga bisa menjadi rujukan bagi perusahaan lain yang menghadapi persoalan serupa.(ed.fatikakh)

Sumber : repositori UNIMMA