Magelang, 27 Agustus 2025 – Dalam dunia pendidikan, kecerdasan emosional anak kini menjadi perhatian yang tak kalah penting dibanding kecerdasan intelektual. Anak yang pintar secara akademik tidak selalu mampu menghadapi tantangan hidup bila tidak dibekali dengan keterampilan mengelola emosi. Inilah yang melatarbelakangi penelitian skripsi berjudul “Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak Perspektif Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di Dusun Montong Krajan, Desa Montongsari, Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal)” yang disusun oleh Dewi Merdiani, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang.
Penelitian ini menyoroti kenyataan di lapangan bahwa banyak orang tua cenderung lebih menekankan kecerdasan intelektual anak. Akibatnya, anak-anak kurang mendapat perhatian dalam hal pengelolaan emosi. Fenomena yang muncul antara lain rendahnya sopan santun, komunikasi yang kurang baik, anak lebih suka menutup diri di rumah, kurang percaya diri, hingga motivasi belajar yang rendah. Semua itu berkaitan erat dengan pola pengasuhan orang tua.
Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, peneliti berupaya memahami secara mendalam kondisi kecerdasan emosional anak-anak SMP di Dusun Montong Krajan. Tujuan utama penelitian adalah mengetahui kondisi kecerdasan emosional mereka, peran orang tua dalam meningkatkannya, aspek-aspek yang ditanamkan, serta faktor pendukung dan penghambat yang memengaruhinya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kecerdasan emosional anak di dusun tersebut masih tergolong rendah. Anak-anak belum sepenuhnya mampu mengendalikan emosi, berkomunikasi dengan baik, maupun membangun rasa percaya diri. Di sinilah peran orang tua terbukti sangat vital.
Beberapa bentuk peran orang tua yang berhasil diidentifikasi antara lain: memberikan motivasi, mendampingi anak dalam belajar, menjadi teladan dalam perilaku sehari-hari, menanamkan kedisiplinan, serta menyediakan ruang bagi anak untuk mengekspresikan perasaannya. Dari sisi aspek kecerdasan emosional, orang tua juga berperan menanamkan rasa empati, melatih keterampilan sosial, dan membangun rasa tanggung jawab anak.
Penelitian ini juga menemukan faktor pendukung yang memperkuat upaya orang tua. Misalnya, adanya kerja sama antaranggota keluarga, kebiasaan baik sehari-hari seperti shalat berjamaah di masjid, serta komunikasi yang terbuka dalam lingkungan keluarga. Semua ini memberikan iklim yang positif bagi perkembangan emosional anak.
Namun, terdapat pula sejumlah faktor penghambat. Salah satunya adalah penggunaan telepon genggam yang belum bijak sehingga anak cenderung lupa waktu dan sulit mengendalikan emosi. Selain itu, pengaruh lingkungan sekitar dan kebiasaan anak yang sering membantah perintah orang tua juga menjadi tantangan tersendiri.
Dari perspektif Pendidikan Agama Islam, peran orang tua bukan hanya sekadar mendampingi dan mendidik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual sebagai bekal hidup. Pendidikan Islam menekankan keseimbangan antara kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Orang tua dituntut menjadi teladan dalam ibadah, perilaku, serta sikap sehari-hari. Dengan menanamkan nilai keimanan, empati, dan akhlak mulia, anak diharapkan tumbuh menjadi pribadi yang matang secara emosional sekaligus berkarakter islami.
Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa peran orang tua sangat menentukan dalam peningkatan kecerdasan emosional anak. Tanpa pendampingan, teladan, dan pembiasaan yang konsisten, anak akan sulit mengembangkan kemampuan emosinya. Sebaliknya, ketika orang tua aktif berperan, maka anak lebih mampu mengendalikan emosi, bersosialisasi dengan baik, percaya diri, dan memiliki motivasi yang kuat.
Bagi masyarakat, hasil penelitian ini menjadi pengingat bahwa mendidik anak bukan hanya tugas sekolah atau guru. Keluarga, terutama orang tua, adalah fondasi utama. Mengasah kecerdasan emosional sama pentingnya dengan mendukung prestasi akademik. Dengan demikian, lahirlah generasi yang tidak hanya cerdas dalam ilmu, tetapi juga berakhlak mulia, berempati, dan siap menghadapi tantangan kehidupan.(ed : fatikakh)
Sumber : repositori UNIMMA