Magelang, 25 Agustus 2025 – Upaya meningkatkan kenyamanan dan kesehatan pekerja industri rumah tangga kembali hadir dari sebuah penelitian menarik yang dilakukan oleh Rahmat Hidayat, mahasiswa Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Magelang. Penelitian berjudul “Redisain Alat Pengaduk Adonan Gula Kelapa dengan Pendekatan Ergonomi untuk Mengurangi Keluhan Subjektif Pekerja” ini menyoroti masalah klasik dalam proses produksi gula kelapa yang selama ini masih mengandalkan peralatan tradisional.
Latar Belakang Penelitian
Desa Tempursari, Kecamatan Candimulyo, Magelang, dikenal sebagai salah satu sentra produksi gula kelapa. Produk berbahan nira kelapa ini tidak hanya memiliki nilai ekonomi, tetapi juga menjadi bagian dari tradisi masyarakat setempat. Namun, proses pengolahannya kerap menimbulkan keluhan kesehatan pada pekerja, terutama karena penggunaan peralatan pengaduk semi otomatis yang belum ergonomis.
Dalam observasinya, Rahmat menemukan bahwa pekerja, seluruhnya perempuan berusia 40–55 tahun, sering mengeluhkan rasa sakit pada bagian tubuh tertentu. Penyebab utama adalah beban tuas pengaduk yang mencapai 38 kilogram serta posisi kerja membungkuk yang memicu ketegangan otot punggung, pinggang, hingga lengan. Kondisi ini berpotensi menimbulkan gangguan muskuloskeletal apabila dibiarkan berlarut-larut.
Tujuan dan Metode
Tujuan penelitian ini sederhana namun berdampak besar: mendesain ulang alat pengaduk adonan gula kelapa agar lebih ergonomis, sehingga dapat memperbaiki postur kerja dan mengurangi keluhan subjektif pekerja.
Rahmat menggunakan pendekatan Nordic Body Map (NBM) untuk memetakan bagian tubuh yang paling sering dikeluhkan pekerja, Rapid Upper Limb Assessment (RULA) untuk menilai risiko postur kerja, serta Cardio Vascular Load (CVL) untuk mengukur tingkat kelelahan berdasarkan denyut jantung. Setelah data terkumpul, dilakukan proses redisain dengan mempertimbangkan antropometri pekerja dan prinsip-prinsip ergonomi.
Hasil Penelitian
Hasilnya cukup mengejutkan. Berdasarkan Nordic Body Map, keluhan paling sering dirasakan pada tangan kiri (5,9%), tangan kanan (5,8%), pinggang, punggung, serta lengan atas kiri. Analisis RULA menunjukkan skor 7 pada pengangkatan tuas pengaduk dan 7 pada pengangkatan wajan, keduanya masuk kategori risiko tinggi. Sementara itu, perhitungan CVL menunjukkan angka di atas 30%, yang berarti pekerja mengalami kelelahan serius dan membutuhkan intervensi segera.
Setelah dilakukan redisain, kondisi berubah signifikan. Skor RULA menurun menjadi 3 pada kedua aktivitas utama (mengangkat tuas dan memindahkan wajan), menandakan risiko kerja rendah. Hasil pengukuran CVL juga turun di bawah 30%, menunjukkan bahwa pekerja tidak lagi mengalami kelelahan berlebihan. Dengan kata lain, redisain berhasil memperbaiki sikap kerja sekaligus menurunkan risiko cedera otot.
Inovasi Desain Ulang
Dalam rancangan barunya, Rahmat memanfaatkan dongkrak hidrolik untuk mengurangi beban pengangkatan tuas yang sebelumnya sangat berat. Selain itu, dimensi alat disesuaikan dengan ukuran antropometri pekerja perempuan, sehingga gerakan tubuh lebih natural dan tidak memaksa postur membungkuk. Hasil desain ini tidak hanya memudahkan pekerja dalam mengoperasikan alat, tetapi juga meningkatkan efisiensi proses produksi.
Kesimpulan dan Dampak
Penelitian Rahmat Hidayat menyimpulkan bahwa perbaikan desain alat pengaduk gula kelapa mampu meningkatkan kenyamanan kerja, mengurangi keluhan subjektif, serta menurunkan risiko musculoskeletal disorders pada pekerja. Bagi industri rumah tangga gula kelapa di Desa Tempursari, inovasi ini menjadi langkah penting menuju proses produksi yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Lebih dari itu, penelitian ini juga memberi pesan kuat bahwa aspek ergonomi sering kali terabaikan dalam usaha kecil. Padahal, peralatan kerja yang sesuai dengan kondisi fisik pekerja bukan hanya menekan risiko cedera, tetapi juga meningkatkan produktivitas. Temuan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pelaku UMKM pangan lainnya untuk memperhatikan faktor ergonomi dalam perancangan maupun penggunaan peralatan produksi.
Penutup
Dengan hasil penelitian ini, Rahmat Hidayat tidak hanya menyelesaikan tugas akademiknya, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Redesign alat pengaduk gula kelapa yang ia gagas membuktikan bahwa teknologi sederhana, bila dipadukan dengan prinsip ergonomi, mampu membawa perubahan besar terhadap kualitas kerja dan kesejahteraan pekerja.(ed.fatikakh)
Sumber : repositori UNIMMA