Magelang, 27 Agustus 2025 – Ventilator adalah penyelamat hidup bagi pasien kritis di ruang perawatan intensif (ICU). Namun, di balik manfaatnya, alat bantu pernapasan ini juga membawa risiko serius: Ventilator-Associated Pneumonia (VAP), infeksi paru-paru yang muncul setelah pasien menggunakan ventilator lebih dari 48 jam.
Masalah VAP telah lama menjadi perhatian dunia medis karena dapat memperpanjang masa rawat pasien, menambah biaya, dan meningkatkan angka kematian. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, insidensi infeksi nosokomial di Indonesia masih cukup tinggi, termasuk pneumonia akibat ventilator. Di Amerika Serikat sendiri, VAP menjadi salah satu penyebab utama kematian di ICU dengan tingkat mortalitas mencapai 24–70 persen.
Melihat kondisi tersebut, Anang Masruri, mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Magelang, melakukan penelitian berjudul “Komparasi Tindakan Keperawatan Oral Hygiene Menggunakan Extract Siwak dan Chlorhexidine dalam Pencegahan Ventilator-Associated Pneumonia pada Pasien dengan Ventilasi Mekanik di ICU Soerojo Hospital.”
Mengapa Kebersihan Mulut Penting?
Mulut adalah pintu masuk berbagai bakteri. Pada pasien yang menggunakan ventilator, risiko kolonisasi bakteri di rongga mulut meningkat tajam. Sekret yang menumpuk di orofaring dapat menjadi sarang mikroorganisme berbahaya. Jika teraspirasi ke paru-paru, bakteri tersebut dapat memicu VAP.
Di sinilah peran oral hygiene menjadi sangat vital. Tindakan sederhana yang dilakukan perawat ini terbukti dapat menurunkan risiko infeksi. Biasanya, cairan antiseptik chlorhexidine digunakan sebagai standar karena efektif membunuh bakteri. Sayangnya, penggunaan jangka panjang menimbulkan efek samping berupa rasa pahit, iritasi, hingga perubahan warna gigi.
Sebagai alternatif, siwak atau Salvadora persica yang telah digunakan selama ribuan tahun dalam tradisi Islam, menawarkan sifat antibakteri alami. Kandungan silika, tanin, fluoride, dan vitamin C di dalamnya diyakini mampu menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan siwak sebagai salah satu metode kebersihan mulut yang efektif.
Tujuan dan Metodologi Penelitian
Penelitian Anang Masruri bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak siwak dapat menjadi alternatif seefektif chlorhexidine dalam mencegah VAP.
Metode yang digunakan adalah quasi-eksperimen dengan desain pre-post test control group. Sebanyak 16 pasien ICU di Soerojo Hospital yang menggunakan ventilator lebih dari 48 jam dijadikan responden. Mereka dibagi ke dalam dua kelompok: satu kelompok mendapat perawatan oral hygiene dengan ekstrak siwak, sementara kelompok lainnya menggunakan chlorhexidine.
Efektivitas intervensi diukur dengan Clinical Pulmonary Infection Score (CPIS), yaitu metode penilaian yang mencakup suhu tubuh, jumlah leukosit, kondisi sekresi trakea, hasil radiologi, hingga rasio oksigenasi pasien.
Hasil yang Ditemukan
Analisis data menggunakan uji Shapiro-Wilk dan uji Mann Whitney menunjukkan hasil yang mengejutkan: tidak ada perbedaan signifikan antara penggunaan siwak dan chlorhexidine. Nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,738, jauh di atas ambang batas 0,05.
Dengan kata lain, baik ekstrak siwak maupun chlorhexidine sama-sama efektif dalam menjaga kebersihan mulut dan mencegah munculnya tanda-tanda VAP pada pasien dengan ventilasi mekanik.
Implikasi bagi Dunia Kesehatan
Hasil penelitian ini memberikan angin segar bagi dunia keperawatan dan pelayanan kesehatan. Pertama, siwak dapat dipertimbangkan sebagai alternatif alami yang murah, mudah didapat, dan minim efek samping. Kedua, penelitian ini selaras dengan upaya Soerojo Hospital yang tengah mengembangkan terapi komplementer berbasis herbal sebagai pendamping layanan medis modern.
Bagi tenaga keperawatan, temuan ini menegaskan bahwa tindakan sederhana seperti menjaga kebersihan mulut memiliki dampak besar dalam mencegah komplikasi serius. Sementara itu, bagi rumah sakit, hasil ini bisa menjadi dasar penyusunan protokol baru dalam perawatan pasien ICU.
Kesimpulan
Penelitian “Komparasi Tindakan Keperawatan Oral Hygiene Menggunakan Extract Siwak dan Chlorhexidine dalam Pencegahan Ventilator-Associated Pneumonia” menyimpulkan bahwa siwak terbukti seefektif chlorhexidine dalam mencegah VAP.
Meski tidak lebih unggul, keberhasilan siwak sebagai alternatif antiseptik mulut memberikan peluang besar bagi pengembangan terapi berbasis herbal di Indonesia. Sebuah langkah maju untuk menggabungkan kearifan lokal dengan ilmu kesehatan modern, demi memberikan pelayanan terbaik bagi pasien kritis di ruang perawatan intensif.(ed : fatikakh)
Sumber : repositori UNIMMA