Magelang, 26 Agustus 2025 – Penelitian inovatif di dunia pendidikan kembali menunjukkan hasil yang menjanjikan. Resta Indrianty, mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Magelang, berhasil membuktikan bahwa penggunaan strategi movie learning mampu meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) pada siswa kelas IV MI Ma’arif Magersari, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan klasik di kelas: pelajaran SKI sering dianggap membosankan, penuh hafalan, dan sulit dipahami oleh siswa. Berdasarkan observasi awal, siswa cenderung pasif, cepat bosan, bahkan kurang memperhatikan ketika guru menyampaikan materi. Hasil ulangan harian menunjukkan hanya sekitar 29% siswa yang mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Angka ini jauh dari standar ideal yang ditetapkan sekolah, yaitu 85%.
Melihat kondisi tersebut, Resta Indrianty mencoba menerapkan strategi movie learning. Strategi ini menggunakan tayangan film atau video yang dikaitkan langsung dengan materi pembelajaran, sehingga siswa tidak hanya mendengar penjelasan guru, tetapi juga melihat peristiwa sejarah Islam secara lebih nyata dan kontekstual. Tujuan utama penelitian adalah menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan, sekaligus meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) selama tiga siklus, dengan subjek 31 siswa kelas IV. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Materi yang dipilih adalah Kepribadian Nabi Muhammad SAW, salah satu topik penting dalam SKI.
Hasil Penelitian
Data menunjukkan peningkatan signifikan dari pra-siklus hingga siklus III.
-
Pra-siklus: Ketuntasan hanya 29%, sebagian besar siswa kesulitan memahami materi dengan metode ceramah.
-
Siklus I: Setelah penerapan movie learning pertama kali, ketuntasan naik menjadi 58%. Siswa mulai antusias, meski masih ada yang pasif.
-
Siklus II: Dengan perbaikan metode, termasuk diskusi kelompok dan tanya jawab interaktif, ketuntasan meningkat lagi hingga 77%.
-
Siklus III: Pada tahap terakhir, pembelajaran semakin hidup. Guru menayangkan film yang lebih variatif, disertai tugas menceritakan ulang isi tayangan. Hasilnya, ketuntasan siswa melesat hingga 96% atau hampir seluruh siswa dinyatakan tuntas belajar.
Temuan Menarik
Resta Indrianty mencatat bahwa bukan hanya nilai siswa yang meningkat, tetapi juga sikap dan keterlibatan mereka dalam kelas. Siswa lebih aktif bertanya, berani berpendapat, serta lebih mudah mengingat materi yang disampaikan melalui tayangan film. Pembelajaran pun menjadi lebih menyenangkan dan tidak monoton.
“Dari siklus ke siklus, terlihat jelas perubahan perilaku siswa. Mereka lebih fokus, lebih bersemangat, dan hasil belajarnya pun meningkat signifikan. Strategi movie learning terbukti efektif untuk pembelajaran SKI,” tulis Resta dalam simpulan penelitiannya.
Implikasi Penelitian
Hasil penelitian ini memberikan pesan penting bagi para pendidik, khususnya guru madrasah. Metode ceramah semata tidak lagi cukup untuk menarik perhatian siswa generasi sekarang. Media visual seperti film mampu menjadi jembatan antara teori dengan kenyataan, sehingga pembelajaran lebih mudah dipahami.
Resta berharap, hasil penelitiannya dapat menjadi rujukan bagi guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran. “Guru perlu kreatif memanfaatkan media yang dekat dengan keseharian siswa. Dengan film, nilai-nilai sejarah Islam bisa ditanamkan lebih mendalam dan menyenangkan,” tegasnya.
Penutup
Penelitian Resta Indrianty di MI Ma’arif Magersari menjadi bukti bahwa inovasi sederhana dapat membawa perubahan besar. Dengan strategi movie learning, siswa tidak hanya mengalami peningkatan hasil belajar, tetapi juga menemukan kembali semangat untuk mencintai pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.(ed:fatikakh)
Sumber : repositori UNIMMA